Model Simulasi Konser Drive In Digelar

Selasa (18/8) malam menjadi penanda dimulainya gerakan tersebut. Para pekerja event di Bali yang tergabung dalam DPD IVENDO (Dewan Industri Event Indonesia) Bali, sejak April lalu memulai serangkaian diskusi yang berbuah pada manual pelaksanaan event yang merujuk pada protokol kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan. Manual ini menguji coba mulai dari sisi event supplier (produksi), event organizer hingga pengisi acara serta crowd control-nya.   

Kini, rancangan manual panduan protokol kesehatan event tersebut dibuatkan simulasi sebelum menjadi sebuah Dynamic Operating Procedure (DOP). Simulasi  diselenggarakan pada Selasa (18/8) bertempat di Gong Perdamaian Kertalangu, Denpasar, Bali berbentuk Hybrid Drive in Concert yang mengkolaborasikan antara offline dan online system dalam sebuah kegiatan festival. Kegiatan ini, secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati. 

“Kami tidak sedang membuat sebuah pertunjukan atau kegiatan yang berbayar atau komersial. Kegiatan hari ini adalah simulasi dan kawan-kawan dari media adalah bagian dari simulasi kita. Kita simulasi dari persiapan sampai pelaksanaan acara, sampai bagaimana kita menerapkan kegiatan di lapangan,” ujar Ketua DPD IVENDO Bali, Grace Jeanie.

Kegiatan ini pertama kali di Bali yang diselenggarakan dengan melibatkan 60 industri event mulai event organizer, event supplier (dekorasi, sound system, lighting, dan lainnya), musisi dan MC. Selain itu, juga melibatkan UKM kuliner, tenaga medis hingga media serta para stakeholder pariwisata sebagai peserta simulasi layaknya sebuah kegiatan konser pada umumnya.

Kegiatan simulasi ini benar-benar menyajikan situasi pada pertujukan musik, di mana dalam kegiatan ini juga dimeriahkan oleh beberapa bintang, seperti Balawan, Robi Navicula, Ope Indonesian Voice, Crazy Horse, Jun Bintang, dan Joni Agung& Double T. Selain itu, ada pula Padi Reborn yang menyajikan musik secara virtual.

Namun seperti namanya, yakni Hybrid Drive in Concert yang menerapkan protokol kesehatan, kegiatan ini menerapkan berbagai sistem digital yang membantu mengurangi kontak langsung. Sebelum mengikuti kegiatan ini, pengunjung diwajibkan untuk melakukan scan pada kode yang didapat pada saat mendaftar kehadiran. 

Kemudian, memasuki area simulasi, pengunjung yang tidak membawa kendaraan ke area tersebut wajib memasuki bilik disinfeksi. Sementara itu, mobil-mobil yang memasuki area simulasi diparkir sesuai dengan garis yang disediakan. Pengunjung simulasi dianjurkan untuk menyaksikan pertunjukan dari dalam mobil. Bagi pengunjung yang berada di luar mobil, akan mendapatkan teguran bilamana kedapatan tidak menjaga jarak satu sama lain. 

Kegiatan ini juga menerapkan sistem cashless, sehingga untuk berbelanja makanan di kawasan simulasi, pengunjung harus menggunakan aplikasi pembayaran secara online. “Kami punya tim satgas yang kami bentuk. Terus kami juga melibatkan Satgas Covid, kami juga melibatkan BPBD Denpasar,” lanjut Grace Jeani.

Melalui simulasi ini, diharapkan akan terdapat umpan balik dari para peserta simulasi sehingga manual pelaksanaan event menjadi lebih baik. “Setelah ini kita balik lagi Forum Group Discussion. Kita meeting, kita evaluasi, kita terbitkan buku manual panduannya, kemudian kita usulkan ke pihak terkait. Kalau di sini adalah Kemenparekraf. Dari Kemenpar yang akan melakukan evaluasi. Harapan kita, itu outputnya bisa segera didistribusikan kepada masyarakat,” tandasnya.*cr74