nusabali

Truli asal Desa/Kecamatan Busungbiu Derita Kista Payudara

  • www.nusabali.com-truli-asal-desakecamatan-busungbiu-derita-kista-payudara

Penyakit yang dideritanya ini membuat rasa gatal dan belum mendapat penanganan intensif.

SINGARAJA, NusaBali

Ketut Merentasih, 57, tak bisa mengelak dari nasib apes dari penyakit yang dideritanya. Truni lingsir (truli) yang memutuskan tidak menikah, mengidap kista payudara yang saat ini sudah sebesar buah semangka berukuran besar. Meski tak merasa sakit, namun dua tahun terakhir sejak kemunculan penyakit aneh itu cukup mengganggunya, karena rasa gatal tak tertahankan saat penyakitnya kambuh.

Warga asal Banjar Dinas Kelod, Desa/Kecamatan Busungbiu ini menceritakan bahwa awalnya dia tak mengira akan mengidap penyakit yang mengerikan itu. Payudara kirinya awal hanya dirasakan gatal-gatal biasa. Namun dia curiga karena semakin hari payudara kiri semakin membesar tanpa sebab apapun. “Tidak sakit, kalau dipegang juga biasa saja, tetapi kalau kumat  biasanya malam hari terasa sangat gatal sekali,” ungkapnya saat ditemui Minggu (9/8).

Perempuan yang tinggal bersama keponakannya, Kadek Andre, ini pun akhirnya tak dapat mencari nafkah dan hanya mengandalkan bantuan keponakan tempatnya menumpang tinggal. Merentasih dibantu keponakannya Kadek Andre pun sudah pernah memeriksakan penyakitnya dari hasil biopsi rumah sakit dia disebut mengidap kista payudara.

Hanya saja, jaminan sosial Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dimilikinya tak cukup untuk melanjutkan pengobatan. Kondisi keuangan keponakannya juga pas-pasan dari hasil bekerja sebagai sopir freelance tak cukup untuk biaya melanjutkan perawatan secara medis karena terbentur akomodasi dari Busungbiu ke Singaraja. Dia pun selama ini pasrah dan tak bisa berbuat banyak karena tidak ada biaya. Kondisinya yang semakin memburuk kemudian menyebar di media sosial dan mendapat perhatian dari sejumlah komunitas sosial.

Dinas Sosial Kabupaten Buleleng bersama Komunitas Satu Harti Bali, Minggu (9/8) lalu, mendatangi langsung Merentasih ke rumahnya. Pemerintah dengan menggandeng komunitas sosial berencara merujuk Merentasih ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan penanganan intensif.

Koordinator Komunitas Satu Hati Kadek Sukamara mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk membantu keluarga mendapatkan perawatan. Di samping itu, kehadiran komunitas Satu Hati mengunjungi kediaman Ketut Merentasih juga untuk menyerahkan beberapa bantuan sembako. “Mengingat sudah ada satu tim yang mensupport pengobatannya maka kami akan tetap berkoordinasi dengan dinas sosial kalau ada yang diperlukan kami siap membantu. Mungkin penggalangan donasi untuk yang menunggu pasien atau transportasi ke rumah sakit,”terangnya.

Sementara itu Kepala Seksi Pelayanan Sosial Anak Dan Lanjut Usia Dinas Sosial Kabupaten Buleleng Niken Pujiastuti Tri Utami mengungkapkan, pihaknya akan membantu melakukan koordinasi terkait persyaratan rujukan ke rumah sakit, sehingga Merentasih bisa langsung mendapatkan perawatan. “Menghadapi penyakit seperti ini, pihak keluarga memang harus kuat mensupport, sehingga dari pasien semangat untuk berobat. Pendampingan juga harus rutin karena konsekuensinya tidak boleh terputus, kalau harus kemo harus terus didampingi, kalau terputus di tengah jalan harus diulang dari pemeriksaan awal,”jelasnya.*k23

Komentar