nusabali

Pandemi, Kejahatan terhadap Anak Meningkat

  • www.nusabali.com-pandemi-kejahatan-terhadap-anak-meningkat

Belajar di rumah dan bekerja di rumah menjadi pemantik kecenderungan terjadi peningkatan kejahatan terhadap anak-anak.

SINGARAJA, NusaBali
Kasus kejahatan terhadap anak di Buleleng mengalami peningkatan di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan data yang dihimpun NusaBali, tercatat ada 10 kasus kejahatan dengan korban anak yang terjadi pada bulan Januari hingga Juli. Padahal pada tahun sebelumnya di rentang waktu yang sama hanya terjadi 6 kasus kejahatan terhadap anak.

Kasus kejahatan yang menimpa anak pada tahun ini rinciannya 2 kasus perbuatan cabul, 1 kasus penganiayaan anak, 1 penculikan anak, 1 penelantaran anak, 3 kasus persetubuhan anak, 1 kasus kekerasan psikis dan 1 kasus perlakuan salah. Sedangkan tahun 2019 lalu rinciannya 1 kasus perbuatan cabul, 1 kasus penganiayaan anak,1 penelantaran anak, 3 kasus persetubuhan anak.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Buleleng Made Arya Sukerta mengaku pihaknya memang sudah memperkirakan akan adanya peningkatan kasus kejahatan dan kekerasan terhadap anak di tengah pandemi. Pertimbangannya adalah pemberlakuan Work From Home (WFH). Selain itu pembelajaran daring anak yang lebih banyak dilakukan dari rumah.

Karena aturan tersebut, orang dewasa dan anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama di dalam rumah saat pandemi Covid-19. Karena mereka berada di dalam rumah terus-menerus jenuh dan bosan. Sementara faktor himpitan ekonomi mendesak dan mulai meningkat. "Inilah yang membuat tingkat tekanan hidup meningkat yang berimbas pada psikologis emosional seseorang. Cekcok kecil mengakibatkan terjadinya kekerasan dalam rumah," terang Arya Sukerta belum lama ini.

"Tidak produktifnya di dalam rumah itu kadang kala yang membuat kondisi ekonomi rumah tangga sulit. Maka tidak heran perselisihan terjadi yang kemudian berujung pada kekerasan dan perceraian dalam rumah tangga," imbuh mantan Asisten Administrasi Pemerintahan Setda Buleleng ini.

Ia mengungkapkan, tekanan ekonomi yang meningkat juga berakibat pada keluarga. Di tengah pabdemi, keluarga berupaya mencari penghasilan ekonomi dengan menggerakkan seluruh sumberdaya yang ada. Salah satunya untuk mendapatkan uang melakukan eksploitasi anak. Anak-anak akan dijadikan sebagai pekerja untuk mencari uang.

Untuk menekan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan. Pihaknya berupaya rutin turun kelapangan sejumlah kampung-kampung KB dan desa untuk memberikan edukasi dan membentuk forum anak. Yang warga yang terlibat di sana dapat menjadi pelopor tentang perlindungan anak dan larangan mempekerjakan anak.

Ia menyebutkan pentingnya kesadaran dalam hubungan rumah tangga agar bisa melewati bersama di tengah sulitnya kondisi ini di tengah pandemi Covid-19. "Kesadaran ini penting agar kedepan bisa lebih produktif dan meningkat kesejahteraan hidup keluarga yang dibina," tandas Arya Sukerta.*cr75

Komentar