nusabali

Program #TerusUsaha Dorong Kebangkitan UMKM Bali

  • www.nusabali.com-program-terususaha-dorong-kebangkitan-umkm-bali

Digitalisasi UMKM menjadi tak terelakkan di tengah pandemi Covid-19, sehingga melalui program #TerusUsaha diharapkan bisa berkontribusi pada perekonomian Bali.

DENPASAR, NusaBali
Akhirnya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mengumumkan pertumbuhan ekonomi Bali di Triwulan II-2020. Hasilnya? Seperti diduga masih minus, bahkan mencapai rekor negatif terdalam di angka minus 10,98 persen secara year on year (yoy).  “Kontraksi ekonomi ini tak lepas dari pandemi Covid-19 yang berpengaruh sangat besar pada sektor pariwisata,”  kata Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, Kamis (6/8).

Bahkan dibandingkan dengan nasional, kontraksi Bali hampir dua kali lipat, karena di Triwulan II, rapor  nasional ‘hanya’ minus 5,32 persen. Sebagai tulang punggung perekonomian Bali, terhentinya geliat pariwisata secara langsung ikut berdampak pada berbagai sektor yang selama ini menjadi multiflyer effect aktivitas pariwisata. Tak heran jika sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga pekerja lepas terdampak sejak lima bulan lalu.
 
Menyikapi situasi ini, digitalisasi bagi UMKM dan pekerja lepas dinilai menjadi sesuatu yang harus didorong semua pihak. “Kesiapan secara digital akan menjadi lebih penting dalam era new normal. Pada akhirnya, meskipun masih ada banyak ketidakpastian ekonomi di waktu yang akan datang, kami percaya gig economy akan memainkan peran penting dalam membantu mempertahankan mata pencaharian,” kata Lionel Priyadi MA, Senior Economist dari Tenggara Strategics.

Dari riset yang dilakukannya, Lionel menyebut digitalisasi berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Dicontohkannya mereka yang masuk ekosistem digital Grab, pada tahun 2019 terdata member kontribusi bagi Bali hingga Rp 889 miliar. “Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak terhadap digitalisasi, baik dari sisi pemberian pelatihan dan penyediaan platform teknologi agar lebih banyak UMKM di Bali yang bisa merangkul digitalisasi dan bertahan di era new normal ini,” ujar Lionel.

Kebutuhan mendorong digitalisasi UMKM itu pun dirtespons positif oleh Grab.  Seperti yang dilakukan pada Selasa (4/8) lalu, aplikator ini merilis program #TerusUsaha untuk membangkitkan ratusan ribu UMKM Bali  agar siap hadapi era tatanan hidup baru pasca-Covid-19. “ Program ini mencakup berbagai inisiatif akselerasi khusus untuk melatih dan meningkatkan keterampilan UMKM, iklan gratis untuk membantu mereka meningkatkan visibilitas secara online sehingga dapat meningkatkan penjualan, juga microsite yang dirancang khusus bagi UMKM untuk memberikan tips dan juga pengetahuan lainnya agar mereka dapat mengembangkan bisnisnya,” kata Halim Wijaya, Head of East Indonesia Grab Indonesia.

Diakui oleh Halim bahwa para pelaku usaha dari semua sektor termasuk pariwisata di Bali terkena imbas dari pandemi yang terjadi. Karena itulah UMKM diharapkan bisa menjadi sektor lokomotif, atau penggerak ekonomi di Bali. “Digitalisasi menjadi sebuah hal yang mendesak, mengingat perubahan perilaku konsumen yang tengah terjadi, sekaligus manfaatnya untuk menghemat waktu dan biaya operasional. Kami berharap pelaku industri pariwisata dan UMKM di Bali bisa bangkit dan siap menyambut siklus bisnis baru di era new normal ini dengan teknologi,” jelasnya.

Sebelumnya pada webinar yang dilangsungkan pada Selasa (4/8), Gubernur Bali I Wayan Koster, yang diwakili oleh I Gde Wayan Samsi Gunarta, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, menyambut baik berbagai solusi yang dihadirkan oleh Grab dalam Program #TerusUsaha yang diluncurkan di Bali. “Rangkaian solusi dari Grab ini sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam hal pemulihan dampak Covid-19, salah satunya meliputi relaksasi peningkatan kualitas SDM, bantuan teknologi, promosi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), karena kami percaya bahwa UMKM merupakan penyelamat perekonomian.”

Sementara itu Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Badung, I Made Widiana, menyatakan percaya bahwa digitalisasi akan menyelamatkan mereka yang selalu ingin terus berusaha di tengah kondisi dunia yang seperti ini. “Digitalisasi bukanlah hanya sebuah tren sesaat dan akan menghilang dalam beberapa waktu ke depan.”

Widiana mengakui bahwa  platform digital merupakan masa depan dari sebuah kemajuan perekonomian. “Pemerintah sangat berterima kasih kepada Grab yang sudah mendukung para UMKM untuk lebih maju dan berkembang dengan digitalisasi. Diharapkan dengan program ini akan ada banyak UMKM yang ikut ambil bagian dalam solusi yang diberikan oleh Grab,” kata Widiana.

Sebelumnya riset juga dilakukan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS)  pada Januari 2020 lalu menemukan bahwa gig economy yang didukung oleh teknologi Grab telah memberi dampak bagi ketahanan ekonomi kota Denpasar. Mitra dan agen Grab yang disurvei menyatakan bahwa Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal (yang merupakan 56,5% dari total tenaga kerja Indonesia), tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab, serta meningkatkan kualitas hidup mereka sebesar 17%.*mao

Komentar