nusabali

Gaji di Bawah Rp 5 Juta Dapat Bansos

  • www.nusabali.com-gaji-di-bawah-rp-5-juta-dapat-bansos

Anggaran sebesar Rp 31 triliun disiapkan bagi 13 juta pekerja untuk membantu pemulihan daya beli mayarakat di masa pandemic Covid-19.

JAKARTA, NusaBali
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta akan mendapat bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.  “Pemerintah akan memberikan bansos untuk mereka dengan gaji di bawah Rp5 juta,” katanya dalam konferensi pers terkait KSSK di Jakarta, Rabu (5/8).

Sri Mulyani menyatakan penerima bansos itu akan mencapai 13 juta pekerja dengan anggaran yang disiapkan mencapai Rp31 triliun. “Sekarang sedang diidentifikasi targetnya yang diperkirakan bisa mencapai 13 juta. Nanti anggarannya kira-kira sekitar Rp31 triliun,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia menyatakan peningkatan belanja pemerintah juga akan dilakukan untuk melindungi masyarakat seperti melalui bantuan sosial produktif hingga Rp30 triliun bagi 12 juta UMKM. Kemudian, pemerintah turut menambah bansos untuk pemberian beras kepada 10 juta penerima dengan anggaran Rp4,6 triliun. “Pemerintah juga akan menambah bansos tunai sebesar Rp500.000 per penerima kartu sembako,” ujarnya.

Ia menuturkan berbagai langkah tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membantu memulihkan daya beli masyarakat sehingga pemulihan ekonomi nasional dapat dipercepat.  “Berbagai bansos yang total anggarannya sebesar Rp203,9 triliun untuk 2020 ini di dalam rangka menghadapi Covid-19 dan kenaikan belanja bansos hingga semester I sudah mencapai 59,9 persen,” katanya.

Sri Mulyani menjelaskan stimulus untuk perlindungan sosial yang memiliki anggaran sebesar Rp203,9 triliun hingga kini telah terealisasi Rp85,3 triliun. “Presiden telah melakukan langkah-langkah bagi seluruh kementerian untuk mengakselerasi penggunaan anggaran yang sudah ditetapkan dalam Perpres 72/2020,” ujarnya.

Pada bagian lain Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 bisa kembali ke tren positif hingga 0,4 persen (year on year/yoy) setelah di kuartal II 2020 laju Produk Domestik Bruto diperkirakan terkontraksi hingga negatif 4,3 persen (yoy). Ekonomi Indonesia bisa kembali positif di kuartal III 2020, jika penanganan pandemi Covid-19 berjalan efektif, sehingga kegiatan-kegiatan ekonomi di Tanah Air dapat dibuka kembali.

Resesi merupakan keadaan di mana ekonomi suatu negara terkontraksi selama dua kuartal (periode) atau lebih. Di kuartal II 2020, yang diperkirakan sebagai fase terberat dari pandemi Covid-19 sejauh ini, pemerintah memproyeksikan laju ekonomi akan negatif ke 4,3 persen. Jika ekonomi Indonesia di kuartal III 2020 mampu berbalik ke tren positif, maka Indonesia lolos dari jeratan resesi ekonomi.

“Kalau penanganannya efektif, dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka kondisi ekonomi bisa recover (pulih) pada kuartal III dengan ‘positive growth’ (pertumbuhan ekonomi positif) 0,4 persen,” ujar Sri Mulyani usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.

Di masa pandemi global Covid-19, Singapura dan Korea Selatan sudah terlebih dahulu mengalami resesi setelah laju ekonomi di kuartal I dan II terkontraksi. Sri Mulyani menambahkan jika penanganan Covid-19 di Indonesia optimal, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV bisa kembali positif dan mencapai tiga persen. Dengan begitu, untuk 2020 secara keseluruhan, laju ekonomi Indonesia masih bergerak di level positif.“Inilah yang sedang terus diupayakan oleh pemerintah untuk ditekankan kepada semua menteri dan pemerintah daerah agar kita tetap berada di skenario di mana pemulihan ekonomi tetap bisa berjalan pada zona positif di kuartal III antara 0-0,4 persen dan kuartal IV pada zona positif lebih tinggi antara 2-3 persen,” jelas Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu. Sedangkan untuk 2021, pemerintah dan DPR masih menyepakati asumsi makro pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5-5,5 persen. *ant

Komentar