nusabali

Niskala-Desa Adat Berperan Kendalikan Covid-19

Dari Webinar Kelompok Belajar Bersama Fakultas Hukum Unud

  • www.nusabali.com-niskala-desa-adat-berperan-kendalikan-covid-19

DENPASAR, NusaBali
Inilah salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kematian pasien Covid-19 di Bali, hingga media asing memberitakan orang-orang Bali ‘kebal’ di tengah pandemi Corona.

Ini tak terlepas dari upaya niskala dan keterlibatan desa adat, hingga membuat Bali mampu kendalikan pandemi Covid-19.  Hal ini terungkap dalam Webinar yang digelar Kelompok Belajar Bersama Fakultas Hukum Unud, Denpasar, Sabtu (1/8) malam. Webinar malam itu menghadirkan Bendesa Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet, sebagai nnarasumber serta sejumlah akademisi seperti Dr Ni Nyoman Sukerti SH MH (Fakultas Hukum Unud), Dr I Nyoman Bagiastra SH MH (Fa-kultas Hukum Unud), dan Dr I Ngurah Suryawan (Antropolog dari FISIP Universitas Warmadewa).

Webinar yang dipandu moderator Dr AA Gede Oka Parwata SH MSi (salah satu dosen Fakultas Hukum Unud) tersebut membedah peran desa adat dan desa dinas selama pandemic Covid-19, diawali dengan dibentuknya Satgas Gotong Royong oleh Gubernur Bali dan Majelis Desa Adat Provinsi Bali. Selain itu, ada program bantuan non tunai kepada tiap-tiap desa adat dalam penanggulangan Covid-19 dengan bentuk bantuan non tunai.

Dalam Webinar tersebut, ada akademisi yang menyarankan peran desa adat harus fokus ke bidang keagamaan. Namun, ada juga akademisi yang melihat sinergi desa adat dan desa dinas sangat penting di tengah pandemi Covid-19.

Bendesa Agung MDA Povinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, mengungkap peran desa adat yang terlibat dalam program oemerintah bukan hanya terjadi saat ini, namun sudah sejak zaman dahulu pasca Indonesia merdeka, zaman Orde Baru. "Hampir setiap program pemerintah yang dilaksanakan di Bali, selalu melibatkan desa adat," jelas Putra Sukahet.  

Menurut Putra Sukahet, dampak dari pandemi Covid-19 tidak hanya di bidang kesehatan, namun juga ekonomi. "Dibanding wilayah lain, di Bali termasuk minim kasus Covid-19. Gering agung ini (sebutan untuk pandfemi Covid-19, Red) dikatakan terkendali juga berkat campur tangan Tuhan yang cinta dengan tanah dan alam Bali," papar Putra Sukahet.

"Dengan dikeluarkannya imbauan bersama oleh Majelis Desa Adat, Gubernur Bali, dan PHDI Provinsi Bali di mana masyarakat agar melakukan persembahyangan dan menghaturan pejati memohon kepada Tuhan serta Ista Dewata Sang Panca Yama Butha agar melindungi Bali secara niskala, dipercaya menjadi sebuah peristiwa niskala. Ini (terkendalinya Covid-19 di Bali) benar-benar karena campur tangan Tu-han," lanjut Putra Sukahet.

Sedangkan secara sekala, kata Putra Sukahet, Gubernur Bali Wayan Koster melibatkan desa adat dan pecalang untuk menjaga wilayah Bali. Di sisi desa adat berperan lebih efektif. "Majelis Desa Adat dan Gubernur Bali sepakat membentuk Satgas Gotong Royong di desa adat, yang memiliki tugas sebagai pengawasan, memberikan edukasi, dan pembinaan terhadap masyarakat," katanya.

Menurut Putra Sukahet, ini juga merupakan salah satu peran yang dilakukan oleh desa adat, baik pawongan maupun palemahan. “Sampai-sampai dunia menilai orang-orang Bali kebal dengan Covid-19. Karena tingkat kematian yang dilaporkan relatif sedikit dibandingkan daerah lainnya di Indonesia (hingga saat ini, jumlah pasien Corona di Bali yang meninggal hanya 48 orang atau 1,37 persen dari total 3.488 kasus positif, Red)," tegas Putra Sukahet yang notabene mantan advokat.

Sementara itu, akademisi Fakultas Hukum Unud, Dr Ni Nyoman Sukerti SH MH, mengingatkan agar desa adat berperan secara proporsional. Selain desa adat, di Bali juga ada desa dinas yang memiliki peran ma-sing-masing dalam mengelola desa. Jika desa dinas mengurus urusan administrasi kedinasan seperti KTP, desa adat mengurus budaya dan urusan keagamaan.

"Ke depan, peran pecalang harus kembali kepada urusan adat. Tugas pecalang dalam penanganan pandemi Covid-19 ini cukup berat, mengingat tugas dalam urusan adat sudah sangat banyak," terang Nyoman Sukerti.

Sedangkan akademisi Fakultas Hukum Unud lainnya, Dr I Nyoman Bagiastra SH MH, mengungkap desa adat memiliki peran penting ikut serta dalam penanganan pandemi Covid-19 di Bali. "Desa adat bersama-sama pemerintah beserta seluruh elemen membangun sinergi, koordinasi, integrasi, serta sinkronisasi dalam penanganan pandemi Covid-19," kata Bagiastra.

Bagiastra berharap pandemi Covid-19 dijadikan momentum desa adat untuk ikut serta membangun sistem kesehatan yang berkelanjutan secara terintegrasi. “Ke depannya, desa adat perlu difasilitasi dalam bidang kesehatan. Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif secara aktif yang berkesinambungan serta memperhatikan kebutuhan potensi-potensinya dengan tanpa meniadakan kearifan lokalnya yang berbasis budaya," tegas Bagiastra. *nat

Komentar