nusabali

Siswa SMP Satap Kesulitan Belajar Online

  • www.nusabali.com-siswa-smp-satap-kesulitan-belajar-online

AMLAPURA, NusaBali
Siswa SMP Negeri Satu Atap (Satu Atap) Baturinggit, Kecamatan Kubu, Karangasem kesulitan belajar online.

Sebab rata-rata siswa SMP Negeri Satap ada di pegunungan, jauh dari jangkauan internet. Siswa mengupayakan mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan cari lokasi yang sinyal internetnya bagus. Setiap hari dapat tugas untuk dikerjakan dan disetorkan keesokan harinya.

Kasek SMP Negeri Satu Atap Baturinggit, Ni Luh Putu Srie Eka Melani, menyadari sinyal di sekolah juga tidak bagus, harus pergi ke daerah bagian bawah. Tiap hari siswa ke daerah bawah antara pukul 08.00 Wita-11.00 Wita untuk mendapatkan sinyal internet. “Memang siswanya agak capek bolak-balik dari rumah menuju daerah yang ada sinyal, itu dilakukan karena siswa tidak boleh datang ke sekolah,” jelas Ni Luh Putu Srie Eka Melani, Jumat (24/7).

Selama tahun ajaran 2020/2021, hanya sekali bertatap muka dengan siswa, selanjutnya melakukan pembelajaran dalam jaringan (daring). Siswa kelas VII sebanyak 35 siswa, kelas VIII sebanyak 43 siswa, dan kelas IX sebanyak 14 siswa. SMP Negeri Satap Baturinggit didukung 3 guru honor dan 3 guru PNS dari SD Negeri 2 Baturinggit, Kecamatan Kubu. Mantan Kasek SMPN 5 Kubu ini mengakui, pembelajaran online tidak optimal karena tidak melalui tatap muka.

Dikatakan, jika tatap muka, materi yang dijelaskan guru akan lebih mudah dimengerti siswa. Sebaliknya, siswa akan lebih mudah bertanya mengenai materi yang belum dimengerti. Di Karangasem ada 12 SMP Negeri Satu Atap yang mengalami persoalan yang sama yakni kesulitan sinyal. Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, mengatakan wajib melaksanakan pembelajaran online karena belum diperbolehkan belajar dengan mendatangkan siswa ke sekolah.

Dikatakan, mendatangkan siswa ke sekolah sangat berisiko di tengah pandemi Covid-19. “Silakan sekolah mengatur, bagaimana caranya agar pembelajaran bisa jalan secara daring. Memang ada yang mengalami kendala, di sanalah sekolah melakukan inovasi,” jelas I Gusti Ngurah Kartika. Semua pihak katanya tidak menginginkan pembelajaran diberlakukan daring, semua menginginkan pendemi Covid-19 berakhir. *k16

Komentar