nusabali

Antusiasme Para Pemuda STT Menyambut Lomba Ogoh-Ogoh

  • www.nusabali.com-antusiasme-para-pemuda-stt-menyambut-lomba-ogoh-ogoh

DENPASAR, NusaBali
Setelah batalnya event Parade Ogoh-ogoh yang seharusnya dilakukan dalam merayakan Hari Raya Nyepi di tahun 2020, kini Pemerintah Provinsi Bali akan menggelar Lomba Ogoh-ogoh pada bulan Oktober 2020 mendatang meskipun juga tanpa adanya parade.

Ini tentu merupakan kabar baik bagi para sekaa teruna-teruni yang sempat kecewa lantaran Parade Ogoh-ogoh ditiadakan.  Maka, kabar mengenai penjurian Ogoh-ogoh ini pun disambut baik oleh para pemuda. Seperti yang diutarakan oleh I Wayan Eka Pratama selaku Ketua Panitia Ogoh-Ogoh STT Pamuke, Banjar Kedaton, Desa Sumerta Klod, Denpasar Timur. “Untuk lombanya ini tiang sangat bersyukur, karena jadi soalnya (lomba). Karena kemarin pas dibilang batal itu agak kecewa sedikit soalnya sudah dipersiapkan Ogoh-ogohnya dari STT dan lumayan juga banyak menghabiskan dana. Astungkara sekarang bisa dinilai lagi,” ujarnya didampingi pengurus STT Pamuke, Viki Kulanwangsa Sukarta.

Pendapat serupa diutarakan oleh I Gusti Bagus Yudha Duarsa, pembuat Ogoh-ogoh STT Perabhu Banjar Ratna Bhuwana. Semangat pemuda tetap disuarakan meski Lomba oOgoh-ogoh ini dilaksanakan jauh setelah masa Pengrupukan di bulan Maret lalu. “Kalau untuk penilaian yang sekarang ini dari Pemprov itu masih peduli dengan kreativitas anak-anak muda di Bali. Kita juga sudah tahu kenapa ditunda, karena Corona,” jelasnya saat ditemui terpisah.  

Namun, di tengah antusiasme tersebut, kondisi Ogoh-ogoh yang telah didiamkan selama lebih dari tiga bulan ini mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Seperti pada Ogoh-ogoh ‘Tumbal’ buatan STT Pamuke. Ogoh-ogoh yang dibuat dengan budget sebesar Rp 64 juta ini menggunakan lapisan gypsum pada badan Ogoh-ogoh yang kini menunjukkan tanda-tanda keretakan.

Juga busana Ogoh-ogoh sudah sedikit terlepas dan perlu dibersihkan. “Untuk bulan Oktober ini lagi harus mengulang dari awal, karena kondisi Ogoh-ogoh yang kurang baik. Dari busananya dan lain-lain itu harus dari awal lagi, dan itu lumayan juga memerlukan waktu,” lanjut Eka Pratama.

Sementara itu, pada Ogoh-ogoh ‘Sang Bakasura’ buatan STT Perabhu yang diletakkan secara outdoor di depan SMK N 5 Denpasar, kerusakan utamanya terjadi karena di bulan-bulan sebelumnya sempat terjadi hujan deras. Maka, tenda yang menaungi Ogoh-ogoh tersebut sempat runtuh dan air memasuki bagian dalam Ogoh-ogoh. Selain itu, air yang menggenangi jalan juga menggerus bagian dasar Ogoh-ogoh.

Bahan-bahan organik yang digunakan untuk menghiasi Ogoh-ogoh ini, seperti kulit telur dan kulit kacang pun terlepas di beberapa bagian Ogoh-ogoh karena air melepaskan lem kayu yang merekatkan bahan-bahan ini. “Yang kita belum tahu itu di mesinnya, Ogoh-ogoh yang di sini itu kan menonjol karena mesinnya, karena kena air itu mesinnya masih hidup atau tidak, kita tidak tahu. Kalau itu tidak hidup ya terpaksalah mainnya manual saja,” jelas Yudha Duarsa.

Meski demikian, para pemuda ini tetap optimis dan semangat, baik dari STT Pamuke ataupun dari STT Perabhu. STT Pamuke sendiri berencana untuk mulai kembali menggarap Ogoh-ogohnya bulan depan agar tetap menunjukkan yang terbaik. Sementara, STT Perabhu juga masih ingin mengikuti perlombaan ini namun dengan konsep yang lebih minimalis, seperti tidak adanya panggung display seperti yang disiapkan sewaktu penilaian Lomba Ogoh-ogoh oleh Pemerintah Kota Denpasar, Maret lalu. *cr74

Komentar