nusabali

Libatkan 23 Tenaga, Tiap Hari Kelola 1,3 Ton Pencucian Linen

Selayang Pandang Aktivitas di Instalasi Binatu RSUP Sanglah Selama Penanganan Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-libatkan-23-tenaga-tiap-hari-kelola-13-ton-pencucian-linen

Instalasi Binatu RSUP Sanglah setiap hari mendistribusikan 100 baju  dan handuk khusus untuk ruang perawatan Covid-19, serta 300 baju untuk pegawai dan dokter yang bertugas

DENPASAR, NusaBali

Selama penanganan pandemi Covid-19 di RSUP Sanglah, Denpasar, ada salah satu instalasi yang ikut berperan menjaga kualitas dan memastikan keamanan linen (kain) yang digunakan untuk pembungkus kasur, bantal, guling, selimut, hingga baju petugas dan pasien di rumah sakit. Instalasi ini adalah Instalasi Binatu RSUP Sanglah, yang setiap hari mengerjakan hampir 1.300 kg atau 1,3 ton pencucian linen, dengan mengerahkan 23 tenaga.

Kepala Instalasi Binatu RSUP Sanglah, I Made Surata Witarsa SKep MKes, mengatakan khusus untuk ruang perawatan Covid-19, instalasi ini mendistribusikan 100 baju per hari, selain juga handuk kepada pasien Covid-19. Sementara untuk pegawai dan dokter, didistribusikan hampir 300-an baju per hari.

“Kami kelola Binatu RSUP Sanglah ini dengan prosedur yang aman dan sesuai standar, karena linen-nya termasuk kategori infeksius lebih tinggi,” ungkap Made Surata Witarsa di RSUP Sanglah, Selasa (7/7).

Dikatakan kategori infeksius lebih tinggi, karena pemakaian baju oleh petugas selama bertugas di ruang perawatan Covid-19 harus gonta-ganti setiap hari, seperti baju, gaun, dan sebagainya. Mereka memakai uniform semacam setelan baju operasi yang disediakan oleh rumah sakit.

Selain itu, kata Surata Witarsa, baju rumahan yang dipakai oleh petugas dari rumah masing-masing juga harus dikelola dengan penanganan pencucian yang aman, agar saat pulang ke rumah tidak membawa virus.

Surata Witarsa mengakui, memang terjadi peningkatan jumlah pencucian di Binatu RSUP Sanglah dalam beberapa bulan terakhir. Namun, peningkatan ini tidak saja merupakan tambahan linen dari perawatan Covid-19, melainkan secara keseluruhan.

“Kalau dulu, dalam sehari rata-rata sekitar 1 ton linen yang kita kelola. Tapi sekarang malah 1,3 ton linen yang kita kelola dalam sehari. Kami ada 23 tenaga yang mengerjakan sampai malam pukul 20.00 Wita. Mereka dibagi jadi 2 shift kerja,” terang Surata Witarsa.

Menurut Surita Witarsa, Instalasi Binatu RSUP Sanglah tidak sebatas melakukan pencucian, tetapi juga menjamin kualitas dan standar cucian yang ada di rumah sakit. Proses pencucian dibagi menjadi dua, yaitu brush linen yang infeksius dan non infeksius. Masing-masing ada standarnya.

Untuk linen infeksius, kata dia, diproses sesusai dengan standar yang dianjurkan dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Harus standar, baik dari sisi penggunaan chemicalnya, mekanicalnya, time, maupun temperaturnya.

“Dalam pengolahan linen infeksius, kami juga menggunakan standar temperatur yang ada, berkisar antara 70 sampai 90 derajat Celsius. Tapi, tergantung juga pada jenis chemical yang digunakan. Karena ada beberapa bahan chemical yang justru akan rusak ketika temperaturnya tinggi,” jelasnya.

Instalasi Binatu RSUP Sanglah memiliki 5 mesin cuci, yang terdiri dari 3 mesin khusus linen infeksius dan 2 mesis linen non infeksius. Kelima mesin cuci ini semuanya double barrier.

Selama pandemi Covid-19, biasanya linen itu diantar oleh petugas ruangan ke laundry rumah sakit. Namun, khusus linen infeksius dari ruang perawatan Covid-19, Instalasi Binatu RSUP Sanglah yang langsung jemput ke ruang perawatan. Tujuannya, untuk keamanan.

“Jadi, kami menggunakan prosedur cara menyimpan. Linen itu harus disimpan dalam kresek kuning, diikat, kemudian dibawa oleh petugas yang memakai standar 2, kurang lebih mengenakan baju kerja, sepatu, dan gaun panjang yang disposable use. Kemudian, memakai masker bedah, penutup wajah, dan pelindung kepala,” jelas Surata Witarsa.

Setelah linen infeksius sampai ke laundry atau tempat pencucian, kata Surata Witarsa, kresek kuning berisi linen itu tidak dibuka lagi. “Kami langsung masukkan ke dalam mesin. Jadi, kreseknya kita cuci, plastik kuningnya kita cuci supaya betul-betul aman. Kami cuci dalam kategori linen infeksius. Tidak khusus covid saja, tapi linen infeksius yang lain juga kami kelola seperti itu,” katanya.

Selain linen rumah sakit, Instalasi Binatu RSUP Sanglah juga mengelola linen yang dari pasien yang dipakai saat datang pertama kali ke RS. Baju pasien dicuci dulu, baru diizinkan untuk dibawa pulang. “Ya, supaya betul-betul keluarga mereka itu aman. Jangan sampai mereka bawa pulang baju yang justru menimbulkan rantai penularan,” tegas Surata Witarsa. *ind

Komentar