nusabali

Hari Ini, Taman Prakerti Bhuana Beng Gelar Homa Pangenduh Jagat

  • www.nusabali.com-hari-ini-taman-prakerti-bhuana-beng-gelar-homa-pangenduh-jagat

GIANYAR, NusaBali
Taman Prakerti Bhuana, Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Gianyar, akan menggelar upacara Homa Pangenduh Jagat di Lingga Ida Bhatara Agni Ciwa Bhoda Homa Yadnya, Purnama Kasa, Redite Pahing Sinta, Minggu (5/7).

Upakara ini digelar sebagai partisipasi menghadapi masa pandemi Covid-19 dan menyomyakan gering agung (menetralkan wabah penyakit), khususnya di Bali. Upacara ini diprakarsai pemilik Taman Prakerti Bhuana, Ida Bagus Mangku Adi Supartha. Dalam upacara ini, umat ataupun masyarakat umum diharapkan ikut berpartisipasi dalam bentuk persembahyangan di rumah masing-masing.

Ida Bagus Mangku Adi Suparta saat ditemui, Jumat (3/7) mengatakan, upacara ini hadir dari sebuah petunjuk niskala yang diterimanya saat melakukan persembahyangan. Kata dia, saat awal pandemi Covid-19, dirinya selalu meminta petunjuk pada Ida Bhatara untuk mengatasi kondisi ini. Kata dia, petujun niskala tersebut telah muncul sejak Maret, namun saat itu masih samar-samar, hingga pada Mei, petunjuk tersebut semakin jelas. Petunjuk tersebut ada upacara Homa Pengenduh Jagat, dengan tingkat upacara pedudusan alit, tawur dan menawa ratna.

Tidak mau gegabah dalam mengartikan sebuah petunjuk niskala, akhirnya Gus Adi meminta pertimbangan pada sejumlah sulinggih termasuk PHDI Gianyar. Hasilnya, semua pihak menyetujui digelarnya upacara tersebut. “Nanti upacara digelar pada 5 Juli, masyarakat diharapkan ikut bersembahyang dari rumah masing-masing,” ujarnya.

Ida Pedanda Jelantik Wayahan Dauh dari Griya Prapitamaha Manuaba Siangan mengatakan, secara historis upacara ini belum pernah dilakukan. Namun berdasarkan literatur sastra, upacara ini memang dibenarkan untuk dilakukan ketika bumi mengalami sasab merana dan gering tetumpur. Yuridis formal yang mendukung upacara ini, di antaranya, lontar Roga Senggara Gumi dan Widhi Sastra saking Niti Dhang Hyang Dwijendra.

Kata Ida, upacara ini akan melibatkan Catur Brahmana Siwa dan Bhuda selaku pemimpin upacara. Prosesinya nanti, para sulinggih akan ‘mepuja’ menghadap api suci dengan posisi mengitari api suci. Nantinya, abu dari api suci tersebut boleh diambil masyarakat untuk sarana kesehatan. “Sebelumnya ini, kita telah menggelar Homa Yadnya, saat itu  masyarakat sangat antisias masyarakat mengambil abu suci. Begitu juga diharapkan dalam upacara ini. Semoga dengan upacara ini dan keyakinan penuh, pandemi Covid-19 bisa segera berakhir,” ujarnya.

Pemilik Taman Prakerti Bhuana Ida Bagus Mangku Adi Suparta mengatakan, prosesi upacara di Taman Prakerti Bhuana nantinya akan berjalan sesuai protokol kesehatan covid-19. Dimana, pihaknya bekerja semaka dengan Satgas Gotong Royong Covid-19 Beng, dalam melakukan pengawasan tersebut. “Kami tidak mengesampingkan protokol kesehatan. Bahkan mulai dari persiapan sarana upakara dan saat hari puncaknya nanti, jumlah pengayah dibatasi tidak lebih dari 25 orang,” ujarnya.

Terkait kesiapan sarana upakara, Gus Adi mengatakan, saat ini sudah memasuki tahap 80 persen. “Segala persiapan sudah saya lakukan, astungkara semuanya berjalan lancar. Saat ini persiapan sudah 80 persen,” tandasnya.7nvi

Upacara akan dimulai pukul 16.00 Wita sampai selesai dengan sarana banten Mapadudusan Alit seperti Manca Wali Krama dengan Tawur Jangkep, Bebangkit, Catur dan Tebasan jangkep. Pemuput yadnya, Brahmana Catur pertisentana warih Siwa Buda Dang Hyang Astapaka dan Dang Hyang Dwijendra. Pertisentana akan Nedunang Pancaka Tirta untuk meraih tikeh mas sesuai arah mata angin. Prosesi ini disaksikan catur wangsa. ‘’Tapi karena kondisi pandemi, tidak bisa seperti Homa Yadnya sebelumnya yang ramai. Kali ini hanya sistem perwakilan, brahmana, ksatrya, westra, sudra, serta perwakilan masing-masing klan yang bersedia hadir," jelasnya.

Brahmana Catur tersebut yakni Brahmana Kemenuh untuk akan menurukan Tirta Kundalini oleh Ida Pedanda Gede Rai Gunung Ketewel, Geriya Bakbakan. Brahamana Manuaba menurunkan Tirta Pawitra oleh Ida Pedanda Agung, Geriya Agung Beng. Brahamana Keniten menurunkn Tirta Sanjiwani oleh Ida Pedanda Pacung, Geria Batuan. Brahamana Mas Jagi Nedunang Tirta Kamandalu oleh Ida Pedanda Mas Bluangan Sanur. Buda menurunkan Tirta Amerta dari tengah oleh Ida Pedanda Budha Gunung Sari, Geriya Gunung Sari, Desa Peliatan, Ubud. Pembiayaan upakara, sepenuhnya dipuniakan oleh Ida Bagus Mangku Adi Supartha. "Biaya kami tanggung full untuk kepentingan umat. Tidak memohon kepada siapa pun, kalau pun ada yang berniat silahkan. Supaya tidak menimbulkan beda tafsir. Ini full pengabdian pada umat," jelasnya.

Kepada umat sedharma maupun masyarakat umum atas dasar tulus ikhlas, diharapkan ikut berdoa ngastiti di rumah masing-masing pada sore saat Purnama Kasa. Agar karya ini dapat berjalan dengan lancar labda karya dan mendapat tuntunan dari Hyang Widhi Wasa. Sehingga pandemi Covid 19 bisa somya dan umat manusia di bumi bisa hidup normal lagi seperti sedia kala. "Kami tidak mengimbau apa-apa. Juga tidak perlu minta apa-apa, cukup doa yang tulus iklhas dari rumah masing-masing. Saat purnama kasa, setelah matahari terbenam. Mohon doa restu semua umat masyarakat agar acara dapat berjalan baik dan lancar," tegasnya.

Ida Dang Kerta Dharmopadesa Nusantara, Ida Pedanda Rai Gunung Ketewel, Griya Bakbakan, Gianyar, mengatakan pelaksanaan upakara Homa Pengenduh Jagat merupakan upakara pingit. Pingit karena diantar dengan puja ageng, puja padudusan pengelanduh gering. Pelaksanaan upacara saat pandemi Covid-19 sangat tepat. "Sangat tepat digelar dalam situasi saat ini. Semua lontar menyebutkan tentang pamlehpeh, pangelebur gangsa, Roga Sanghara Bumi," ungkapnya. *nvi

Komentar