nusabali

Antisipasi Inflasi, BI Perkuat Koordinasi

  • www.nusabali.com-antisipasi-inflasi-bi-perkuat-koordinasi

DENPASAR, NusaBali
Bank Indonesia memperkirakan  inflasi pada Juli 2020 akan tetap terkendali pada kisaran  3,0 persen plus 1 persen.

Meskipun demikian, dimulainya kegiatan ekonomi berpotensi meningkatkan tekanan inflasi pada Juli 2020.    Menghadapi potensi tantangan tersebut, Bank Indonesia Kantor Wilayah Provinsi Bali akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memastikan inflasi terjaga dalam kisaran sasaran nasional.

Untuk diketahui Juli, tepatnya 9 Juli nanti merupakan rencananya dimulai new normal khususnya pada pariwisata Bali,  secara bertahap.

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Bali Trisno Nugroho mengatakan TPID Kabupaten dan Provinsi terus berupaya untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga di masyarakat. TPID  rutin melakukan sidak dan operasi pasar di beberapa kabupaten/kota, utamanya dalam menghadapi penyebaran Covid-19 di Bali.  “Selain itu, TPID juga akan melakukan gerakan Lumbung Pangan untuk memastikan distribusi kepada seluruh lapisan masyarakat di Bali,” jelasnya.

Berdasarkan perhitungan BPS, pada Juni 2020, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,11 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,11 persen (mtm). Sementara itu pencapaian inflasi Nasional tercatat sebesar 0,18 persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi Bali tercatat sebesar 2,18 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional yang sebesar 1,96 persen (yoy). Namun demikian, inflasi Bali pada Juni 2020 masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3,0 persen ±1 persen (yoy). Inflasi terjadi pada kedua kota sampel Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu kota Denpasar yang tercatat sebesar 0,08 persen (mtm) dan kota Singaraja mencatat inflasi sebesar 0,32 persen (mtm).

Trisno Nugroho juga menjelaskan tekanan harga  harga di Provinsi Bali pada bulan Juni 2020 menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi didorong  peningkatan tekanan harga pada kelompok inflasi inti, sementara kelompok barang yang harganya diatur pemerintah (administered price) dan kelompok bahan pangan (volatile food) masih mengalami deflasi.

Core Inflation pada bulan Juni tercatat sebesar 0,24 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan Mei yang deflasi sebesar 0,31 persen (mtm). Peningkatan ini terjadi utamanya didorong  peningkatan harga emas perhiasan. Naiknya harga emas perhiasan sejalan dengan peningkatan harga emas dunia seiring dengan resurgence Covid-19 di beberapa negara. Selain emas perhiasan, harga beberapa komoditas dalam kelompok peralatan rumah tangga seperti pasta gigi dan diapers juga menunjukkan peningkatan.

Pada bulan ini komoditas volatile food masih mengalami deflasi sebesar 0,25 persen (mtm), tertahan jika dibandingkan dengan Mei 2020 (-1,20 persen, mtm). Penurunan terdalam terlihat untuk bawang merah, cabai rawit, bawang putih, minyak goreng, dan sawi hijau. Turunnya harga bawang merah terjadi setelah normalisasi harga pasca Hari Raya Lebaran, dimulainya panen bawang merah di sentra produksi serta distribusi yang lancar. Namun demikian, khusus untuk komoditas daging ayam ras masih menunjukkan peningkatan harga meskipun peningkatannya tidak signifikan. Selanjutnya, tekanan harga untuk komoditas administered price tercatat deflasi sebesar 0,10 persen (mtm).  *k17

Komentar