nusabali

Dikeramatkan karena Dihuni Makhluk Gaib Berwujud Perempuan Cantik

  • www.nusabali.com-dikeramatkan-karena-dihuni-makhluk-gaib-berwujud-perempuan-cantik

Malam hari pasca penemuan sarkofagus, istri Putu Oka Yasa yakni Kadek Retiasih bermimpi aneh. Dalam mimpinya, dia didatangi sosok perempuan cantik berpakaian serba putih yang mengaku sebagai penghuni sarkofagus. Wanta cantik itu juga minta agar sarkofagus tidak dipindahkan

SINGARAJA, NusaBali
Benda purba yang diduga sarkofagus (peti jenazah kuno) berbahan batu ditemukan di lahan kebun cengkih kawasan Banjar Insakan, Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng. Saat ditemukan, 10 November 2019 lalu, sarkofagus ini sudah dalam kondisi tidak utuh. Sarkofagus tersebut kini amat dikeramatkan krama setempat, karena dihuni makhluk gaib berwujud wanita cantik.

Sarkofagus ini ditemukan di lahan milik keluarga Ketut Sukayasa. Lahan tersebut kesehariannya digarap oleh Putu Oka Yasa, 35, selaku petani penggarap. Adalah Putu Oka Yasa sendiri yang menemukan sarkofagus berbahan batu tersebut, 10 November 2019.

Menurut Oka Yasa, ketika temuan heboh itu terjadi, dia bersama 6 rekannya yang bekerja mengelola lahan cengkih tersebut sedang mem-buat lubang kompos. Nah, saat menggali pada kedalaman 70 cm, ujung cangkul mereka membentur batu. Karena penasaran, Oka Yasa terus melakukan penggalian lebih dalam, dengan memperlebar galian di sisi batu tersebut.

“Awalnya, saat itu kami kerja bertujuh. Kebetulan, yang menggali lubang berisi sarkofagus ini sepupu saya. Karena berisi batu besar, sepupu saya tidak berani melanjutkan menggali. Tapi, saya ambil-alih menggali batu ini, karena penasaran,” kenang Oka Yasa saat ditemui NusaBali di lokasi penemuan sarkofagus, Minggu (28/6) siang.

Oka Yasa mengaku sempat membersihkan tanah yang memenuhi cekungan sarkofagus berukuran sepanjang 80 cm, lebar 60 cm, dan kedalaman cekungan 35 cm ini. Namun, tidak ditemukan apa-apa. Saat itu, sarkofagus sudah dalam kondisi tidak utuh, tanpa penutup.

Begitu kelihatan wujud asli sarkofagus tanpa tutup yang baru digali, Oka Yasa sempat duduk di sana dan mencoba memasang badannya hanya cukup dalam kondisi bersila seperti orang bertapa. Kemudian, karena curiga ada harta karun di bawah sarkofagus, Oka Yasa langsung mengambil harmer dan memukulkannya ke benda kuno berbahan batu ini hingga pecah.

“Saya awalnya memang kurang percaya dan tidak tahu ini benda apa? Pernah memang dengar nama sarkofagus, tapi tidak tahu bagaimana bentuknya,” cerita ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Kadek Retiasih, 40 ini.

Setelah sarkofagus terbelah karena dihantam harmer, Oka Yasa ternyata tidak menemukan apa di bawahnya. Oka Yasa pun berniat menyatukan kembali sarkofagus yang terbelah ini, namun tidak berhasil. Selanjutnya, sarkofagus yang terbelah ini diangkat ke atas tanah. Hingga saat ini, sarkofagus masih dibiarkan tergeletak di posisi semula, dengan dipagari sejumlah tanaman dalam jarak 1 meter di sebeluh utara lubang galian kompos.

Ada peristiwa niskala di balik temuan heboh sarkofagus di kebun cengkih ini. Malam hari pasca penemuan sarkofagus, istri Oka Yasa, yakni Kadek Retiasih, bermimpi aneh. Dalam mimpinya, Kadek Retiasih didatangi seorang perempuan cantik yang memberikan pesan agar sarkofagus tersebut tidak dipindahkan lagi dari posisinya.

Menurut Kadek Retiasih, sosok perempuan cantik yang berbaju serba putih itu mengaku sebagai menghuni sarkofagus. “Saya diberitahu agar sarkofasgus itu tidak dipindahkan ke mana-mana. Dalam mimpi malam itu, saya diberi tiga permata oleh perempuan cantik tersebut dan diminta untuk menyimpannya baik-baik,” tutur Kadek Retiasih.

Peristiwa mistis tidak berhenti sampai di situ. Berselang dua hari pasca penemuan sarkofagus, Putu Oka Yasa tiba-tiba mengalami kecelakaan di jalan desa. Oka Yasa terhimpit bamper mobil yang bertabrakan dengan sepeda motornya. Ada petunjuk niskala bahwa kecelakaan itu sebagai peringatan bagi Oka Yasa, karena dianggap bersalah telah menghancurkan sarkofagus.

“Itu hanya peringatan bagi saya. Buktinya, saya tidak apa-apa, padahal saya terjepit di bawah mobil bersama motor. Beberapa lama kemudian, ada orang pintar yang bilang bahwa saya kecelakaan karena didorong oleh perempuan cantik penghuni sarkofagus itu,” papar Oka Yasa, yang kesehariannya tinggal di gubuk depan kebun cengkih berisi sarkofagus tersebut.

Karena itu, Oka Yasa memutuskan untuk menggelar upacara ritual khusus sbagai pertanda permohonan maaf secara niskala atas keteledoranya memecahkan sarkofagus. Sedangkan sarkofagus tersebut hingga kini dikeramatkan. Keluarga Oka Yasa rutin menghaturkan sesajen di sarkofagus setiap rahina suci, seperti Purnama dan Tilem.

Warga sekitar juga menganggap keramat sarkofagus dan lokasinya. Jika ingin berkunjung melihat sarkofagus, warga tidak diperkenankan melihat dari bagian hulu (kepala), tetapi hanya boleh dari samping atau bawah (hilir). Kadek Retiasih memberikan sawen (tanda) bagian hulu sarkofagus, sengan cara nenanam sejumlah tanaman hias di sebelahnya.

Sementara itu, Ketua Kayoman Desa Pedawa (komunitas yang konsisten terhadap pelestarian alam), Putu Yuli Supriyandana, mengatakan di desanya banyak ada temuan benda purba yang diduga sarkofagus. Hingga saat ini, total ada 7 sarkofagus yang ditemukan tersebar di 4 banjar. Hanya saja, kata Putu Yuli, kondisi sarkofagus tersebut rata-rata sudah tidak utuh.

“Yang terbaru, sarkofagus yang ditemukan di kebun cengkih ini. Sedangkan 6 sarkofagus lainnya berada di banjar berbeda-beda. Di Banjar Asah ada 3 sarkofagus, di Banjar Munduk Waban ada 2 sarkofagus, sementara di Banjar Lambo ada 1 sarkofagus,” jelas Putu Yuli.

Menurut Putu Yuli, saat ini Kayoman Desa Pedawa sedang berupaya melakukan pendekatan kepada warga setempatm, agar kelak jika menemukan benda purbakala, supaya dijaga dan dirawat dengan baik. Putu Yuli pun mendorong pihak desa untuk mengirim surat ke Balai Arkeologi Denpasar supaya mengunjungi sejumlah sarkofagus yang ada di Desa Pedawa.

“Harapan kami, Balai Arkeologi Denpasar bisa datang untuk meneliti sarkofagus yang ditemukan, sehingga nanti diketahui tahun pembuatannya. Selama ini, masyarakat memang tidak terlalu peduli, karena ketidaktahuan mereka. Mudah-mudahan juga pihak desa tergerak untuk penyelamatan dengan penataan bagian dari wisata,” harap Putu Yuli. *k23

Komentar