nusabali

Seniman, Dokter hingga Politisi Baca Puisi Bung Karno di Buleleng

  • www.nusabali.com-seniman-dokter-hingga-politisi-baca-puisi-bung-karno-di-buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah lapisan masyarakat Buleleng, Sabtu (27/6) malam ikut merayakan bulan Bung Karno melalui parade pembacaan puisi.

Acara yang dimotori Guntur Global Media ini dilakukan langsung di bangunan peninggalan ibunda Soekarno di Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Parade baca puisi diisi oleh 15 orang dari berbagai kalangan mulai dari seniman dan sastrawan, jurnalis, perwakilan organisasi pergerakan pemuda, keluarga Bale Agung, bendesa adat Buleleng, dokter, spiritual, akademisi hingga politisi. Ketua Panitia Parade Baca Puisi Bung Karno, I Ketut Wiratmaja, usai kegiatan mengatakan acara peringatan bulan Bung Karno ini dipakai kesempatan untuk membangkitkan jiwa seni masyarakat Buleleng melalui semangat puisi yang dicipta Putra Sang Fajar.

Terlebih kata Wiratmaja, Soekarno memiliki sugesti sangat kuat di Buleleng, karena ibundanya, yakni Nyoman Rai Srimben, berasal dari Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Buleleng. “Kami juga ingin mengawal peninggalan banguanan ibunda Bung Karno yang sejak lama direncanakan untuk direstorasi tetapi hingga saat ini belum tersentuh bahkan belum mendapat persetujuan pusat,” kata dia.

Sedangkan dari penerus keluarga Rai Srimben di Bale Agung, Jro Mangku Made Arsana, mengapresiasi perhatian sejumlah pihak dan juga pemerintah terkait peninggalan sejarah yang masih tersisa di Bale Agung. Keluarga besar Bale Agung yang di masa silam tak menyetujui pernikahan ibunda Soekarno dengan Raden Soekemi karena ada aturan adat tak boleh menikah keluar Bale Agung hanya bisa menerima saja.

“Kami sangat berterimakasih atas perhatian pemerintah selama ini hingga penyelenggara acara ini, sehingga sudah mulai terasa nuansa Bale Agung. Mudah-mudahan rencana restorasinya segera dapat direalisasikan,” kata dia. Parade baca puisi Bung Karno pun terasa berbeda dengan panggung memakai bangunan yang pernah ditempati Rai Srimben sejak kecil hingga remaja.

Sementara itu pembaca puisi secara bergilir selama satu jam penuh dibacakan oleh Made Adnyana Ole dan Putu Satria Kusuma selaku sastrawan, Gede Parma dari organisasi pemuda, Made Hardika mewakili keluarga Bale Agung, Sekda Gede Suyasa mewakili Pemkab Buleleng, Nyoman Sutrisna Bendesa Adat Buleleng, dokter Putu Arya Nugraha, Made Suyasa seorang spiritual, Kadek Sonia Piscayanti mewakili akademisi. Sejumlah  pentolan kader PDI Perjuangan juga tak ketinggalan seperti Anggota DPR RI Ketut Karyasa Adnyana, Gusti Ayu Aries Sujati Anggota DPR Provinsi Bali, Gede Supriatna Ketua DPRD Buleleng dan Made Suparjo selaku Ketua DPD NasDem Buleleng.

Karyasa Adnyana dan Aries Sujati mengatakan akan mengawal realisasi restorasi bangunan peninggalan ibunda Soekarno jika sudah diajukan resmi oleh Pemkab Buleleng melalui dinas terkait. Menurut keduanya peninggalan yang bernilai sejarah tinggi ini sangat perlu untuk diperjuangkan tak hanya sebagai mendorong motivasi dan mencatatkan sejarah tetapi juga bahan edukasi untuk generasi muda. “Tentu saja akan diperjuangkan, tetapi kalau kewenangan dan anggarana da di pemerintah kami sifatya hanya mendorong saja untuk cepat direalsiasikan,” ungkap Karyasa Adnyana yang diamini Aries Sujati. *k23

Komentar