nusabali

Pasar Hilang, Perajin Tenun Tradisional Setop Produksi

  • www.nusabali.com-pasar-hilang-perajin-tenun-tradisional-setop-produksi

DENPASAR, NusaBali
Kerajinan tenun tradisional seperti kain endek, songket dan jenis lainnya, kini macet alias berhenti aktivitas.

Penyebabnya dampak Covid-19,  yang mengakibatkan penjualan nyaris tidak ada. Pasar tradisional, toko dan juga artshop dan juga tempat penjualan lainnya sepi. Para perajin tenun yang umumnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pun keleleran.

“Pasar sudah sangat sepi,” ujar I Nyoman Sudira, seorang perajin tenun di Desa Tojan, Kecamatan/Klungkung, Minggu (21/6).

Karenanya para perajin untuk sementara mengurangi bahkan memilih setop produksi sementara. Bahan baku berupa benang tenun masih tersedia, tetapi karena pesanan nihil penenun tidak berbuat lebih banyak. Beberapa perusahan tenun seperti milik Sudira, masih berproduksi mempekerjakan tenaga tukang tenun. Tetapi tidak seintensif dulu. “Kalau saya masih mempekerjakan tukang, namun berkurang,” ungkap pria yang juga salah seorang pembina kerajinan tenun di Kabupaten Klungkung dan Provinsi Bali ini.

Di tempat lain ada  tukang tenun yang beralih pekerjaan lain. Antara lain maburuh mencari batu sikat, berkebun sayur. Hanya hasilnya tidak banyak. Karena yang membeli batu sikat dan  hasil pertanian lain tidak banyak. Mengapa ? Karena banyak warga maupun pekerja lainnya  beralih ke kerja tani dan buruh. “Jadi memang berat,” ucap Sudira.

Untuk diketahui produk kerajinan tenun lokal lebih banyak diserap pasar lokal. Serapan tersebut antara lain untuk busana upacara adat keagamaan, seragam bagi ASN dan juga pegawai swasta, di kalangan ASN Pemprov, Kabupaten/Kota se Bali dan juga pihak swasta. “Mudah-mudahan dengan pemberlakukan new normal, permintaan kain tenun meningkat,” ujarnya.

Menurut Sudira, ada ribuan penenun tradisional yang kelimpungan akibat dampak Covid-19. Mereka adalah pekerja tenun yang tersebar di sentra tenun tradisional di kabupaten/kota di Bali. Antara lain Denpasar, Gianyar, Klungkung, Karangasem, Buleleng, Jembrana, Tabanan dan Badung dan Bangli. “Di Bangli saja ada sekitar 500 tukang tenun. Ditambah dengan di tempat lain seperti di Karangasem,” sebut Sudira. *k17

Komentar