nusabali

Jasad Kadek Agus Santika Mengambang Dekat Keramba

Siswa SMK Korban Tenggelam di Pantai Candikusuma Ditemukan Tewas

  • www.nusabali.com-jasad-kadek-agus-santika-mengambang-dekat-keramba

Sebelum korban Kadek Agus Santika ditemukan tak bernyawa, pihak keluarga sempat melakukan upaya pencarian secara niskala, dengan ritual dan atraksi baleganjur di sekitar lokasi TKP

NEGARA, NusaBali

Sehari pasca hilang tenggelam saat mancing di perairan Pantai Candikusuma kawasan Banjar Tirta Kusuma, Desa Candikusuma, Ke-camatan Melaya, Jembrana, korban I Kadek Agus Santika, 16, akhirnya ditemukan tewas, Jumat (19/6) sore. Jasad siswa Kelas XII SMK PGRI 2 Negara ini ditemukan mengambang dekat keramba budidaya kerang mutiara di Pantai Candikusuma, sekitar 500 meter arah barat dari lokasi tenggelam.

Informasi di lapangan, jasad pelajar berusia 16 tahun asal Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana ini pertama kali diketahui dua orang karyawan keramba budidaya mutiara di Pantai Candiksuma, yakni Hairul Anan, 31, dan Jamil, 34, Jumat sore pukul 17.00 Wita. Saat itu, kedua karyawan keramba asal Desa Candikusuma ini hendak mengecek kerambanya. Mereka tanpa sengaja melihat jasad korban Kadek Agus Santika mengambang dekat keramba.

Saksi Hairul Anan dan Jamil pun langsung mengevakuasi jasad korban Agus Santika ke tepi pantai, menggunakan perahu yang mereka bawa dari lokasi keramba. “Kebetulan, kerambanya dekat dari bibir pantai,” ujar Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, I Komang Sudiarsa, saat dikonfirmasi NusaBali di Negara, Juma petang.

Menurut Komang Sudiarsa, keramba tempat ditemukanya jasad korban tenggelam hanya berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai. Begitu tiba di tepi pantai, jasad korban Agus Santika langsung dibawa petugas menggunakan ambulans Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana ke RSUD Negara, sebelum kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.

Sudiarsa menyebutkan, ketika jasad Agus Santika ditemukan dan dievakuasi dua karyawan keramba ke tepi pantai, petugas gabungan sedang melakukan pencarian korban. Upaya pencarian hari kedua, Jumat kemarin, tim gabungan dari Pos Pencarian & Pertolongan Jembrana, Brimob Polda Bali, Satpol Air Polres Jembrana, dan BPBD Jembrana menerjunkan 2 unit rubber boat dan 1 speed boat. Selain itu, juga ada bantuan 1 unit jetski dari perusahaan keramba di Pantai Candikusuma dan bantuan perahu dari nelayan setempat.

Dalam pencarian hari kedua kemarin, tim gabungan fokus di dua lokasi berbeda. Tim pertama, lakukan pencarian ke arah ke timur sampai di Pantai Desa Baluk, Kecamatan Negara, Jembrana. Sedangkan tim kedua melakukan pencarian ke arah barat sampai di Pantai Desa Melaya. Justru dua karyawan keramba yang berhasil menemukan jasad korban Agus Santika.

Sementara itu, jenazah korban Kadek Agus Santika sudah dibawa ke rumah duka di Banjar Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya. Hingga tadi malam, jenazahnya masih disemayamkan di rumah duka. Pihak keluarga masih mohon dewasa ayu (hari baik) pemakaman kepada sulinggih.

Korban Agus Santika merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Made Astawa, 46, dan Luh Mariani, 46. Dia satu-satunya anak lelaki dalam keluarga kecilnya. Sang ayah, Made Astawa, yang kesehariannya bekerja sebagai petani, juga dikenal hobi mancing, seperti korban Agus santika.

Paman korban, I Putu Sindra, 48, mengatakan keluarganya sempat menempu upaya pencarian secara niskala. Termasuk melakukan upaya pencarian dengan upacara ritual yang diiringi tabuh baleganjur di Panytai Candikusuma, Kamis petang.

“Kemarin petang (Kamis) dibawakan baleganjur, sesuai kepercayaan untuk memanggil korban secara niskala. Kemudian malamnya, kami juga berusaha mendatangi orang pintar. Berdasarkan penerawangan orang pintar, keponakan saya masih disembunyikan dan segera akan ditemukan dalam waktu dekat. Paling lambat 3 hari, pasti sudah ditemukan,” ungkap Putu Sindra saat ditemui NusaBali di sela pencarian korban di seputar Pantai Candikusuma, Jumat kemarin.

Menurut Puyu Sindra, keponakannya yang tewas tenggelam di pantai Candikusuma ini amerupakan sosok yang polos. Sebelumnya, korban Agus Santika yang baru naik Kelas XII SMK sempat magang di Kota Denpasar, namun dipulangkan karena pandemi Covid-19. Selama libur sekolah, korban sering mancing. “Keponakan saya ini memang senang mancing, sama seperti ayahnya. Tetapi waktu mancing kemarin, dia tidak ada bilang pergi mancing sama orangtuanya. Tiba-tiba saja sudah dengar kabar kalau keponakan saya ini hilang tenggelam,” papar Putu Sindra.

Korban Kadek Agus Santika sendiri sebelumnya hilang tenggelam saat mancing sambil berendam di Pantai Candikusuma, Kamis siang pukul 12.30 Wita. Saat itu, korban mancing bersama empat rekan sekampungnya, yakni I Gusti Putu Gilang Aditya, 18 (asal Banjar Bera-wantangi, Desa Tukadaya), I Gusti Putu Nanda Arya Putra, 21 (asal Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya), Made Sukadana, 24 (asal Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya), dan Komang Widiana, 22 (asal Banjar Berawantangi Taman, Desa Tukadaya).

Korban Kadek Agus Santika mancing dalam posisi berjejer di sisi timur, tepatnya sebelah selatan muara Sungai Sanghyang Cerik, bersama IGP Gilang Aditya dan IGP Nanda Arya Putra. Sedangkan dua rekan lainnya, Made Sukadana dan Komang Widiana, mancing di sisi barat dalam jarak sekitar 100 meter dari lokasi korban berendam. Ketika tengah asyik mancing sambil berendama, arus laut perlahan surut. Saat arus surut itulah, korban Agus Santika tiba-tiba ikut terseret ke rengah laut. *ode

Komentar