nusabali

Warga Diminta 'Menabung' Sampah Plastik Lalu Ditukar dengan Beras di Bank Sampah

Cara Kreatif Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar di Tengah Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-warga-diminta-menabung-sampah-plastik-lalu-ditukar-dengan-beras-di-bank-sampah

Salah satu warga, I Wayan Sujana, 65, berhasil mengumpulkan sampah plastik seberat 106 Kg, sehingga pria yang kesehariannya pedagang ini berhak atas beras seberat 106 Kg.

GIANYAR, NusaBali
Warga Banjar Penestanan Kelod, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar  melakukan penukaran sampah plastik dengan beras di Wantilan Pura Dalem Pacekan, desa setempat, Sabtu (6/6) pagi. Setiap 1 kilogram sampah plastik kualitas 1 dalam kondisi bersih, warga mendapatkan 1 kilogram beras.

Perbekel Sayan, I Made Andika SKom, ditemui di lokasi menjelaskan penukaran sampah plastik dengan beras ini digelar guna membantu warga desa yang terdampak pandemi Covid-19. “Warga datang bawa sampah, pulang bawa beras. Program ini didasari filosofi Among Krisma Kerti yang memiliki makna sebuah upaya menjaga keseimbangan dan kelestarian rumah sendiri,” jelasnya. Penukaran ini berlangsung selama 4 hari secara beruntun. 

Diawali oleh Bank Sampah Kaswari Banjar Penestanan Kelod pada, Sabtu (6/6), Bank Sampah Penestanan Asri Banjar Penestanan Kaja pada, Minggu (7/6), Bank Sampah Kedassain Banjar Pande pada, Senin (8/6) dan terakhir Bank Sampah Luwu Mas Banjar Mas pada, Selasa (9/6).

Target sampah yang terkumpul dari program ini sekitar 2 ton, sehingga beras yang disiapkan pula sebesar itu. Hebatnya, beras yang menjadi penukar seluruhnya merupakan hasil sumbangsih pemilik restoran, hotel, vila maupun ekspatriat yang tinggal di wilayah setempat. “Masing-masing bank sampah disiapkan 500 Kg beras,” jelasnya. 


Diakui, program ini meningkatkan antusias warganya untuk memilah sampah. Dijelaskan, 4 Bank Sampah di Desa Sayan telah terbentuk sejak tahun 2019. Secara simultan, warga sudah terbiasa menabung sampah setiap bulan di balai banjar. Tapi selama pandemi, sempat libur selama 2 bulan. “Nah begitu mendengar ada program penukaran sampah dengan beras, warga lebih rajin memilah sampah,” jelasnya.

Bahkan ada salah satu warga, I Wayan Sujana, 65, berhasil mengumpulkan sampah plastik seberat 106 Kg. Sehingga Wayan Sujana yang seorang pedagang ini berhak atas beras seberat 106 Kg. Mantan pekerja restoran di wilayah Sanur, Denpasar ini mengaku tidak sendiri mengumpulkan sampah plastik. “Tiyang bersama istri, anak, menantu dan cucu. Tidak hari ini saja, melainkan sudah sejak lama,” ungkap Sujana. 

Sebelumnya, Wayan Sujana menjual sampah plastik yang dikumpulkan kepada pemulung. Nilai tukarnya pun tidak seberapa. Meski demikian, niat Wayan Sujana memilah sampah tetap dijaga. Tujuan utamanya, demi melihat lingkungan sekitarnya bersih dari sampah plastik. “Karena di sini kan daerah wisata, malu sama wisatawan kalau ada sampah plastik berserakan. Maka itu, setiap kali saya lihat ada sampah depan warung, di lapangan pasti saya pungut, saya kumpulkan di garasi,” jelasnya. 

Seorang warga, I Wayan Sujana, 65, setelah menukar 106 Kg Sampah dengan 106 Kg Beras, Sabtu (6/6). - NOVI ANTARI

Setelah adanya Bank Sampah, Wayan Sujana lebih teratur menabung sampah. “Sudah 2 bulan Bank Sampah tidak beroperasi karena pandemi Covid-19, akhirnya hari ini ada program penukaran sampah dengan plastik, tiyang langsung tukar,” jelasnya.

Mendapat 106 Kg beras, Wayan Sujana mengaku bahagia. Beras itupun dia berikan 1 kampil isian 5 Kg kepada salah seorang anaknya. “Karena anak menantu juga ikut mengumpulkan, jadi sudah tiyang kasih 1 kampil untuk mereka,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu pengusaha restoran setempat, I Made Janur Yasa, mengatakan program ini pernah dilakukan di banjarnya sendiri Banjar Jangkahan, Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Made Janur melihat, program ini menguntungkan banyak pihak. Pertama menggugah warga memilah sampah, lingkungan sekitar menjadi bersih, serta para donatur pun merasa sumbangan mereka menjadi lebih berharga dan bermanfaat. “Kita mulai ubah cara pemberian bantuan. Kalau bisa dilakukan di seluruh Bali, masalah plastik pasti bisa tuntas,” ujarnya.

Sebelumnya, Made Janur menginisiasi program ini di rumahnya Banjar Jangkahan, Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan. Di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan perekonomian sulit, pria berusia 51 tahun ini justru menyadarkan masyarakat membersihkan lingkungan dengan mengumpulkan sampah plastik kemudian bisa ditukar sembako.

Sembako yang bisa didapat masyarakat jika berhasil kumpulkan sampah berupa gula, beras dan minyak goreng. Gagasan yang dilakukan selain untuk menyadarkan masyarakat untuk peduli lingkungan juga membantu kebutuhan pokok masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Made Janur Yasa menjalankan aksinya bersama kakak dan adiknya serta di-back up oleh STT Dwi Tunggal di dua Banjar yakni Banjar Jangkahan dan Banjar Penulisan Desa Batuaji. Bahkan sejak dimulainya aksi pada 3 Mei sampai 6 Mei, sudah berhasil kumpulkan sampah plastik sebanyak 850 kilogram.

Made Janur Yasa mengaku gagasan tersebut muncul bermula dari keprihatinannya terhadap sampah plastik yang kian hari makin parah. Agar tidak terus menjadi momok untuk Bali dan dunia dibuatlah terobosan yang dimulai dari desanya sendiri sekaligus untuk membantu kebutuhan masyarakat di tengah pandemi. “Saya mulai berpikir membantu warga di banjar saya dulu untuk ikut berbuat baik. Tidak hanya memberi karena keterusan memberi nanti mentalnya bisa jadi pengemis,” ujarnya. 7 nvi

Komentar