nusabali

Siswa Sekolah Swasta Se-Bali Digelontor BST

Gubernur Koster: Kebijakan Ini Pertama Kali di Indonesia

  • www.nusabali.com-siswa-sekolah-swasta-se-bali-digelontor-bst

Siswa jenjang SD kebagian Rp 450.000 per orang, siswa SMP Rp 600.000 per orang, siswa SMA/SMK dapat Rp 750.000 per orang

DENPASAR, NusaBali
Bali menjadi provinsi pertama di Indonesia yang gelontor suntikan dana berupa Bantuan Sosial Tunai (BST)-Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) bagi sekolah swasta semua jenjang. BST-SPP senilai total Rp 11,08 miliar bagi 19.859 siswa untuk meringankan beban orangtua di tengah pandemi Covid-19 tersebut diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, Kamis (4/6) pagi.

Dalam penyerahan BST-SPP bagi siswa sekolah swasta yang digelar di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Kamis pagi pukul 09.00 Wita, Gubernur Koster didampingi Kadis Pendidikan Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jaya Wibawa. Sedangkan perwakilan siswa sekolah swasta berbagai jenjang dari seluruh Bali diwakili perwakilan kepala sekolah (Kasek) SD, SMP, SMA/SMK/SLB se-Bali, didampingi Kadis Pendidikan Kabupaten/Kota masing-masing.

Siswa sekolah swasta berjumlah 19.859 orang yang digelontor BST-SPP senilai total Rp 11.080.010.000 atau Rp 11,08 miliar tersebut berasal dari berbagai jenjang, yakni SD, SMP, AMA/SMK, dan SLB. Besaran bantuan tiap siswa berbeda berdasarkan jenjangnya.

Untuk siswa SD, bantuan BST-SPP sebesar Rp 450.000 per orang untuk 3 bulan. Jadi, per bulan tiap siswa SD kebagian bantuan Rp 150.000. Untuk siswa jenjang SMP, besarannya Rp 600.000 per siswa untuk 3 bulan atau Rp 200.000 per bulan. Sedangkan siswa jenjang SMA/SMK, digelontor sebesar Rp 750.000 per siswa untuk 3 bulan atau Rp 250.000 per bulan. Sementara siswa SLB, besaran bantuan yang digelontor disesuaikan dengan jenjangnya (SD, SMP, SMA).

Secara rinci, bantuan BST-SPP untuk siswa jenjang SD se-Bali terealisasi sebanyak 2.650 orang dengan anggaran sebesar Rp 1.129.760.000. Sementara bantuan BST-SPP untuk siswa jenjang SMP se-Bali terealisasi sebanyak 4.972 orang dengan anggaran sebesar Rp 2.271.658.000. Sedangkan untuk siswa jenjang SMA se-Bali terealisasi sebanyak 2.816 orang, dengan anggaran sebesar Rp 1.647.220.000. Untuk siswa jenjang SMK se-Bali, terealisasi sebanyak 9.318 orang dengan anggaran sebesar Rp 6.002.640.000. Sebaliknya, untuk siswa SLB se-Bali, terealisasi sebanyak 103 orang dengan anggaran Rp 28.740.000.

Menurut Gubernur Koster, Bali menjadi provinsi pertama di Indonesia yang gelontor bantuan tunai menyasar siswa sekolah swasta semua jenjang di tengah pandemi Covid-19 ini. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, termasuk para pelajar.

Gubernur Koster menyebutkan, pemberian bantuan tunai kepada siswa sekolah swasta ini merupakan implementasi dari Pergub Nomor 15 Tahun 2020 tentang Paket Kebijakan Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. Untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 ini, Pemprov Bali sampai melakukan realokasi dan refocusing anggaran APBD Tahun 2020 mencapai Rp 756 miliar.

"Kebijakan ini bertujuan untuk mewujudkan percepatan penanganan Covid-19 di Bali, juga termasuk dampaknya terhadap ekonomi masyarakat. Maka, ada bantuan dalam bentuk Jaring Pengaman Sosial (JPS). Dan, bantuan ini merupakan pertama kali di Indonesia. Daerah lain saya sudah cek belum ada memberikan bantuan tunai kepada sekolah swasta,” jelas Gubernur Koster.

Koster menegaskan, pemberian bantuan berupa biaya pendidikan dalam bentuk BST-SPP ini bertujuan untuk meringankan beban orangtua siswa, terutama bagi mereka yang sama sekali belum pernah merasakan bantuan di tengah pandemi Covid-19. "Khususnya siswa yang orang tuanya terkena dampak Covid-19 ini, kita berikan bantuan selama 3 bulan, dengan anggaran total Rp 11.080.018.000 untuk 19.859 orang siswa jenjang SD hingga SMA/SMK/SLB,” tandas Koster.

“Anggaran ini hasil refocusing dan realokasi anggaran kita di Pemprov Bali. Bantuan ini kami berikan khusus untuk siswa sekolah swasta. Kalau untuk sekolah negeri, sudah dicover oleh dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan skema bantuan lainnya,” lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.  

Koster mengakui siswa sekolah swasta selama ini belum banyak tersentuh skema bantuan dari pemerintah pusat. “Karena itu, saya sebagai pimpinan pemerintahan di Provinsi Bali berinisiatif ambil langkah ini, agar anak-anak kita semua terbantu. Saya satu-satunya seorang kepala daerah di Indonesia yang memikirkan dan menerapkan kebijakan ini,” tegas Koster.

Dengan BST-SPP yang diberikan pemerintah ini, Koster berharap sekolah swasta tidak lagi memungut biaya SPP kepada siswa selama 3 bulan ke depan, sesuai jumlah bantuan.

Menurut Koster, bantuan sosial tunai juga diberikan kepada komponen masyarakat lainnya atau lembaga yang terdampak pandemi Covid-19. Bantuan serupa juga menyasar sektor Koperasi, sektor UMKM, pegawai yang PHK atau dirumahkan, sektor informal, hingga masyarakat tidak mampu.

“Komitmen kita juga di sektor pendidikan, bahkan hingga ke tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Kebijakan ini juga merupakan yang satu-satunya di Indonesia,” papar mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018)

Pada bagian lain, Koster mengatakan bahwa di tengah pandemi Covid-19 ini, untuk lembaga pendidikan di Bali masih diterapkan kebijakan belajar di rumah bagi siswa. Hanya kantor pemerintahan yang mulai dibuka, Jumat (5/6) ini, dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Jadi, saya harapkan adik-adik bersabar dulu untuk belajar di rumah. Kita hindari dulu sistem pembelajaran konvensional (belajar di sekolah, Red). Hal ini berkaca dari negara-negara lain, yang saya lihat perkembangannya cukup berisiko untuk mulai membuka sekolah,” terang Koster.

Menurut Koster, Provinsi Bali sudah mendapatkan pengakuan dari pemerintah pusat sebagai daerah dengan penanganan Covid-19 terbaik se-Indonesia. Terlebih, melihat tingginya angka kesembuhan pasien Covid-19 (yang per Kamis kemarin mencapai 71,37 persen dari total 510 kasus, Red) dan rendahnya angka kematian (saat ini hanya 0,98 persen dari total 510 kasus).

"Kami bekerja keras siang malam untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di Bali. Kita berdoa bersama agar pandemi ini secepatnya bisa diatasi, supaya kita bisa kembali beraktivitas dengan normal,” tegas politisi bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.

Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SD Jambe Agung Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Dewa Ayu Oka Sri Astuti, kemarin menyampaikan testimoni terkait dengan bantuan BST-SPP dari Pemprov Bali untuk siswa sekolah swasta semua jenjeng tersebut. Mwnurut Dewa Ayu Oka, sekolah swasta merasa bersyukur dengan perhatian Pemprov Bali ini. Sebab, Pemprov Bali di bawah Gubernur Koster benar-benar memperhatikan pendidikan, tanpa membedakan swasta dan negeri.

“Siswa kami yang berjumlah 605 orang, kebanyakan orangtuanya sangat terdampak secara ekonomi dengan merebaknya Covid-19 ini. Makanya, bantuan dari Bapak Gubernur tentu sangat meringankan beban siswa kami,” tandas Dewa Ayu Oka.  *nat

Komentar