nusabali

Nyelundup ke Bali Naik Perahu, 5 Duktang Diamankan

  • www.nusabali.com-nyelundup-ke-bali-naik-perahu-5-duktang-diamankan

NEGARA, NusaBali
Lima (5) penduduk pendatang asal Banyuwangi, Jawa Timur diamankan aparat Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Rabu (3/6) pagi.

Masalahnya, mereka berusaha menyelundup ke Bali dengan cara naik perahu nelayan. Kelima duktang ini sengaja tidak menyeberang melalui Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Meloaya, Jembrana untuk menghindari pemeriksaan ketat di tengah pandemi Covid-19.

Informasi di lapangan, kelima duktang yang sama-sama berasal dari Desa/Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi ini kepergok saat perahunya akan bersandar di pesisir Desa Pengambengan, Rabu pagi pukul 10.30 Wita. Mereka diamankan di kolam labuh sebelah selatan areal Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan.

Penangkapan 5 duktang yang menyelundup ke Bali naik perahu nelayan ini berawal dari kecurigaan warga pesisir pantai Desa Pengambengan. Masalahnya, pagi itu ada perahu datang berpenumpang 5 orang dan mengangkut sebuah sepeda motor. Warga yang curiga kemudian melapor ke Babhinkamtibmas Desa Pengambengan.

Begitu menerima laporan warga, Babhinkamtibmas bersama sejumlah aparat Desa Pengambengan langsung mengamankan 5 duktang yang naik perahu tersebut. Sepeda motor Honda Scoopy nopol DK 3555 ZW (plat kendaraan wilayah Jembrana) yang diangkut perahu tersebut juga diamankan ke Kantor Desa Pengambengan.

Saat dibawa ke Kantor Desa Pengambengan, 5 duktang asal Banyuwangi ini diketahui tidak membawa syarat-syarat pelaku perjalanan, seperti surat keterangan (Suket) rapid test negatif. Salah satu dari 5 duktang tersebut, Suwondo, 45, mengaku hanya sebagai nakhoda sekaligus pemilik perahu. Dia mengantar 4 orang yang diakui sebagai saudaranya.

Kempat orang itu masing-masing Rubai, 54, Abdul Holik, 32, Rohimin, 28, dan Ali Imron, 27. Mereka mengaku datang ke Bali dengan tujuan hendak mencari kerja sebagai buruh proyek di tempat temannya di kawasan Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana.

Sedangkan motor Scoopy nopol DK 3555 ZW yang ikut diangkut menggunakan perahu nelayan, konon dibawa oleh Ali Imron. Motor tersebut konon milik temannya di Desa Banyubiru. Ali Imron mengaku pinjam motor temannya itu untuk dibawa pulang ke Banyuwangi dan menukar motor miliknya yang ditaruh di tempat temannya.

Selain hendak mencari kerja, Ali Imron juga mengaku ingin mengembalikan motor temannya itu dan sekaligus megambil motornya yang sebelumnya ditukar pakai. “Tujuan kita cari kerja dan sekalian kembalikan motor teman. Kita minta diantar dengan naik perahu. Kalau harus cari surat keterangan rapid test, biaya cukup mahal kisaran Rp 300.000 sampai Rp 500.000. Karena tidak ada uang, ya terpaksa minta diantar saudara naik perahu. Kami tidak ada bayar,” ujar salah satu duktang tersebut saat diamankan di Kantor Desa Pengambengan.

Sementara itu, Kapolsek Negara, AKP Sugriwo, mengatakan 5 duktang asal Banyuwangi ini berusaha masuk Bali tanpa melalui prosedur yang jelas. Meskipun dari pengecekan diketahui memang benar ada penerima di Desa Banyubiru, namun mereka tetap diminta pulang ke daerah asalnya, karena tidak melengkapi syarat-syarat pelaku perjalanan, terutama suket rapid test negatif.

“Sebelumya, mereka naik perahu dari Blimbingsari, Banyuwangi. Tujuannya, untuk mengembalikan motor sekaligus cari kerja ke Desa Banyubiru. Karena tidak punya persyaratan lengkap sesuai prosedur yang berlaku, mereka kita kembalikan ke daerah asalnya,” tegas AKP Sugriwo, yang kemarin sempat terjun ke Kantor Desa Pengambengan.

Menurut AKP Sugriwo, selain pesisir Desa Pengambangan, sejumlah kawasan pantai lainnya di Bali juga rawan digunakan sebagai jalur tikus bagi penduduk pendatang yang tidak memenuhi syarat untuk masuk ke Bali. Kerawanan teresbut sudah menjadi atensi jajaran Polsek Negara.

AKP Sugriwo menyebutkan, untuk pengamanan wilayah pesisir teresbut, selain dari jajaran kepolisian dan TNI, juga dilbatkan pengamanan dari kelompok-kelompok nelayan, masyarakat pesisir, dan Satgas Gotong Royong di masing-masing desa se-Kecamatan Negara.

“Laporan kejadian serupa di wilayah hukum Polsek Negara buat sementara baru ada satu kasus ini. Tetapi, sebelumnya juga sempat muncul informasi ada perahu nelayan yang diduga membawa pendatang hendak turun di pesisir pantai Desa Candikusuma (Kecamatan Melaya, Jembrana). Mereka sudah dikembalikan langsung oleh Satgas Gotong Royong desa setempat,” papar AKP Sugriwo. *ode

Komentar