nusabali

Misterius, Kuburan Bocah di Setra Kedu Desa Panji Dibongkar

  • www.nusabali.com-misterius-kuburan-bocah-di-setra-kedu-desa-panji-dibongkar

Baru dua hari dikembumikan, makam bocah korban kecalakaan ada yang membongkar paksa.

SINGARAJA, NusaBali
Made Nosen, 30, warga Banjar Dinas Abasan, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng, tersentak mendengar kabar kuburan anaknya yang masih basah dibongkar orang tak bertanggung jawab, Kamis (28/5). Padahal jenazah Dita Asriani baru saja dimakamkan keluarga di setra Kedu, wewidangan Desa Adat Panji, Desa Panji, Kecamatan Sukasada Buleleng pada Anggara Paing Bala, Selasa (26/5) lalu.

Peristiwa duka itu diketahui dan pertama kali ditemukan oleh Made Karma, 45, warga Banjar Dinas Mekar Sari, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng pada Rabu (27/5). Sekitar pukul 17.30 Wita, Made Karma yang tinggal tak jauh dari setra, bermaksud mencari sisa sesajen di setra Kedu yang rencananya akan dipakai pakan landak peliharannya. Namun baru saja tiba di wewidangan setra, Karma menemukan hal ganjil. Tanah di salah stu kuburan baru tampak acak-acakan.

Saat mendekat, saksi Karma mendapati liang kuburan itu juga terbuka. Dia pun langsung membatalkan niatnya mencari sisa sesajen di kuburan dan langsung melaporkan peristiwa itu kepada aparat yang kemudian langsung disampaikan kepada keluarga pemilik kuburan. Setelah ditelusuri kuburan yang baru berumur satu hari saat ditemukan saksi terbongkar adalah kuburan Dita Arsriani, 11, anak Made Nosen, warga Banjar Dinas Abasan, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada Buleleng.

Bocah yang semasih hidup duduk di bangku kelas V SD itu dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan tunggal yang dialaminya pada Minggu (24/5). Dita menghembuskan nafas terakhir setelah mengalamai kecelakaan saat menunggangi sepeda gayungnya dan kepalanya membentur batu. Jenazah Dita kemudian dikuburkan keluarga pada Selasa (26/5) lalu.

Keluarga yang kembali mendapatkan kabar duka dengan peristiwa pembongkaran kuburan anaknya langsung melakukan pengecekan ke setra Kedu. Personel Polsek Sukasada yang sudah mendapat laporan juga langsung memasang police line di lokasi kejadian sembari mengumpulkan data dan keterangan saksi.

Kapolsek Sukasada, Kompol I Nyoman Landung dikonfirmasi terpisah, Kamis (28/5) mengatakan dia dan sejumlah personelnya langsung melakukan penyelidikan. Keluarga korban juga memutuskan untuk menggali lebih dalam liang kubur untuk memastikan jenazah anaknya baik-baik saja. “Jadi saat ditemukan di kanan kiri kuburan ada tanah bekas galian setelah didekati memang liang kuburnya masih terbuka ditemukan saksi. Tadi keluarga korban sempat menggali lebih dalam memastikan jenazah anaknya baik-baik saja dan masih keadaan utuh,” jelas Kompol Landung.

Dari hasil olah TKP disaksikan keluarga korban, polisi berhasil menemukan sebuah cangkul di sebuah kebun tak jauh dari setra yang berisi lumuran tanah. Cangkul itu pun diamankan polisi sebagai barang bukti. Sementara setelah dipastikan aman dan baik-baik saja, liang kubur Ditas Asriani kembali ditutup pihak keluarga da segera akan dilakukan upacara ngulapin.

“Dari hasil pemeriksaan tadi oleh keluarga tidak ada yang hilang, dugaan sementara kami pembongkaran kuburan ini motifnya untuk mencari harta benda dan barang berharga yang biasanya dijadikan bekal oleh almarhum,” jelas Kapolsek asal Busungbiu ini.

Namun sejauh ini Polsek Sukasada masih melakukan pendalaman kasus untuk mengungkap siapa pelaku yang tega melakukan aksi kriminal tersebut. Polisi pun sudah memeriksa sejumlah saksi, baik dari yang menemukan pertama, pihak keluarga dan kerabat yang sebelumnya membantu membuat liang kubur sebelum upacara penguburan jenazah.

Sementara itu Bendesa Adat Panji, Gusti Ketut Susila dihubungi terpisah melalui sambungan telepon kemarin mengatakan setelah melihat duduk perkara Desa Adat mengaku tidak akan melakukan upacara khusus. Upacara yang hanya akan diakukan yakni upacara ngulapin yang dilakukan keluarga setelah insiden pembongkaran kuburan itu. “Karena mayatnya tetap utuh tidak diangkat tidak ada upacara apa. Tetapi kalau mayanya sempat diangkat dari liang kubur baru ada pertimbangan seperti pemakaman ulang dengan padewasan dan upacara khusus lainnya,” kata Gusti Susila. Dia pun mengaku cukup terkejut setelah mendapatkan kabar ada pembongkaran kuburan di wewidangan Panji yang baru pertama kali terjadi.*k23

Komentar