nusabali

Banjir Rob Landa Pesisir Selatan Bali, BMKG Imbau Kurangi Aktivitas di Laut

  • www.nusabali.com-banjir-rob-landa-pesisir-selatan-bali-bmkg-imbau-kurangi-aktivitas-di-laut

MANGUPURA, NusaBali
Banjir rob atau air laut pasnag naik menerjang kawasan Pantai Kuta, Kecamatan Kuta, Badung pada Rabu (27/5) siang.

Air laut naik dan meluber ke jalan raya. Saat kejadian itu, tidak ada aktivitas yang mencolok di sekitar pantai, sehingga tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Fenomena air laut pasang naik ini diperkirakan berlangsung hingga Kamis (28/5) siang.

Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista menjelaskan, kawasan Pantai Kuta pada Rabu siang kemarin mengalami rob atau air laut naik. Bahkan, air laut tersebut meluber hingga ke Jalan Raya Kuta atau berjarak sekitar 15 meter dari Pantai Kuta. Saat air laut naik, tidak ada aktivitas di sepanjang pantai itu. Pasalnya, semenjak adanya larangan aktivitas terkait pandemi Covid-19, pantai sudah resmi ditutup.

“Kejadiannya diperkirakan mulai pukul 11.00 hingga 12.30 Wita. Ya, air laut meluber hingga ke jalan raya. Namun tidak sampai ada pengendara yang terkena imbas,” ujar Wasista.

Terkait adanya air laut yang meluber hingga ke jalan raya, Wasista menyatakan hal itu bukan sesuatu yang langka. Namun sudah sering terjadi setiap tahun. Biasanya, lanjut dia, peristiwa air laut naik tersebut hanya terjadi selama satu jam dan paling lama dua jam. Selama air laut naik, para pedagang dan pengunjung diimbau untuk menjauh dari kawasan pantai.

“Ini sudah menjadi fenomena tahunan. Karena itu selalu terjadi. Untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan, kami selalu memberitahukan kepada semua wisatawan dan pedagang di sepanjang Pantai Kuta. Tapi, untuk kali ini kan sudah tidak ada aktivitas lagi,” ungkap Wasista. Dia mengakui air laut naik di Pantai Kuta kali ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Iman Fatchurochman menerangkan kejadian rob alias air laut naik ini terjadi dalam dua hari yakni 27 Mei dan 28 Mei 2020. Banjir rob ini dipicu oleh aktivitas gelombang dan curah hujan tinggi. Sehingga dapat mempengaruhi dinamika wilayah pesisir. “Untuk fenomena banjir rob di Bali terjadi di pesisir Selatan Bali. Air laut naik dari biasanya, bahkan hingga ke darat seperti yang terjadi di Pantai Kuta pada Rabu (27/5) siang. Namun, itu cuma terjadi dalam rentang waktu 1 hingga 2 jam saja,” kata Iman saat dikonfirmasi terpisah.

Selain curah hujan dan gelombang tinggi, faktor yang menunjang hal itu terjadi adalah sistem tekanan rendah di Barat Australia. Sehingga angin kencang yang ada di tekanan itulah yang menyebabkan gelombang tinggi mulai dari pesisir Selatan Pulau Jawa hingga Selatan Bali. Kejadian banjir rob ini juga bertepatan dengan periode pasang air laut atau fase bulan baru, sehingga memicu gelombang banjir pesisir.

“Dari analisa bahwa dalam sepekan terakhir memang gelombang cukup tinggi juga diperairan Selatan Bali yang mencapai 6 meter. Ini juga salah satu pemicu adanya banjir rob,” ungkap Iman.

Iman berharap masyarakat memperhatikan kondisi saat beraktivitas di pinggir pantai, serta mempertimbangkan untuk bepergian menggunakan moda transportasi laut, dan selalu memperhatikan setiap imbauan dari pihaknya. Pun untuk para nelayan yang masih beraktivitas dan melaut agar selalu waspada. “Perkiraan cuaca ekstrem ini berlangsung tiga hari ke depan. Kita selalu melakukan analisa dan mengupdate setiap hasil pantauan ke masyarakat. Tentunya, dengan informasi yang kami berikan diharapkan bisa mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan,” tandas Iman. *dar

Komentar