nusabali

Pedagang di Pelataran Terancam Kepanasan

Pasar Relokasi di Samplangan Tanpa Perindang

  • www.nusabali.com-pedagang-di-pelataran-terancam-kepanasan

GIANYAR, NusaBali
Ratusan pedagang terutama di pelataran Pasar Relokasi Pasar Gianyar, Kelurahan Samplangan, Gianyar, dipastikan akan tersengat panas.

Karena di pasar relokasi ini tak satu pun ada pohon perindang. Kondisi itu diketahui saat Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra, didampingi Sekda Made Gede Wisnu Wijaya, pimpinan OPD terkait dan anggota DPRD Gianyar, meninjau tempat itu, Senin (11/5).

Pasar relokasi itu akan ditempati ribuan pedagang secara bertahap mulai Kamis (14/5) ini. Kondisi panas areal pasar muncul mulai pukul 09.00 Wita hingga jelang sore. Karena tidak ada pohon perindang. Terlebih bangunan semi permanen tempat berjualan beratapkan asbes. Maka itu, Bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan ini berencana akan menanam pohon jadi. "Saya rasa disini perlu penghijauan. Karena pukul 10.00 Wita ke atas pasti akan agak panas. Sehingga perlu perindang, apalagi 1,5 tahun disini. Sehingga kami akan tanam pohon jadi, bukan bibit," ujar Mahayastra.

Selain penghijauan, Mahayastra juga mengaku sedikit khawatir tempat relokasi ini akan banjir saat musim penghujan. Terlebih sebelum disulap jadi tempat relokasi, biasanya kawasan pojok timur laut traffic light Bukit Jati ini langganan jadi genangan air saat hujan. "Drainasenya sebenarnya sudah cukup, kami tes dulu gimana kondisinya saat hujan. Yang paling penting, penjagaan jangan sampai tersumbat. Itu tugas kepala pasar. Jadikan lah ini bersih," pintanya. Selain itu, Mahayastra juga memandang perlu memperbanyak tempat sampah. "Tempat seluas ini dengan pedagang sebanyak ini, kayaknya tempat sampah yang tersedia masih kecil. Maka perlu ditambahkan," imbuhnya.

Mahayastra mengklaim, jika dikaitkan dengan penanganan Covid-19, di pasar relokasi ini para pedadang lebih bisa menerapkan  physical distancing atau menjaga jarak fisik, dibandingkan di Pasar Umum Gianyar.

Sesuai agenda, relokasi pedagang dimulai Kamis (14/5), diawali pengundian nomor urut pedagang sesuai jenis dagangan, Mlaspas dan Ngingsiran Ida Bhatara Rambut Sedana ke tempat relokasi. Jika proyek berjalan lancar, Mahayastra memperkirakan para pedagang hanya akan berjualan di pasar relokasi sekitar 1,5 tahun. Pemindahan pedagang, diagendakan selama 10 hari atau hingga 24 Mei 2020. Selanjutnya, 28 Mei 2020 pembongkaran Pasar Umum Gianyar. "24 Mei semua pedagang harus sudah pindah. Lama pembongkaran sekitar dua bulan, Juni-Agustus. Jadi Oktober fisik sudah selesai lelang, mulai tahapan pembangunan," jelasnya. Bupati Mahayastra mengklaim bahwa dalam sejarah, baru pertama kali Pemkab Gianyar mengerjakan mega proyek yang menelan anggaran Rp 250 miliar ini. ‘’Ini adalah visi misi saya sebelum jadi bupati," terangnya. *nvi

Komentar