nusabali

GUBSI: Jangan Lupakan Peternak Babi

  • www.nusabali.com-gubsi-jangan-lupakan-peternak-babi

Paket sembako didorong dilenkapi dengan daging babi yang merupakan usaha dari krama Bali, sekaligus membantu para peternak.

DENPASAR, NusaBali

Pemerintah diminta tetap memberikan perhatian terhadap nasib peternak tradisional, walau pemerintah tengah fokus menanggulangi penularan Covid -19. Alasannya kondisi peternak juga sedang dirundung persoalan pelik yang memprihatinkan, terutama peternak babi.

Kalangan peternak babi mengaku, mereka mengalami nasib seperti pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Diterjang musibah kematian babi yang diduga suspect African Swine Fever (ASF) sebelumnya, kini tambah limbung  karena imbas Covid -19. “Penyerapan daging (babi) anjlok,” ujar Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali I Ketut Hary Suyasa, Minggu (18/4).

Hal tersebut kata Hary, sapaan I Ketut Hary Suyasa karena salah satunya industri pariwisata terpuruk. Selain itu aktivitas kegiatan sosial, adat dan keagamaan yang disesuaikan, untuk menghindari kerumunan penerapan social distancing juga berpengaruh terhadap merosotnya kebutuhan babi. Contohnya, tidak dimungkinkannya resepsi upacara perkawinan. “Ya itu juga berpengaruh,” kata pria asal Desa Darmasaba, Badung ini.

Karena itulah, kalau bisa sembako bantuan pemerintah terkait dampak Covid -19, bisa menyertakan peternak. Misalnya bantuan sembako juga berisi daging. “Peternak kami yakin siap dengan harga yang wajar,” kata Hary.

Dia harap usulan itu jangan dilihat harga, mahal atau tidak. Namun dilihat siapa memproduksi. Untuk daging dari peternakan rakyat, tentu berasal dari masyarakat  sendiri yang memang perlu dibantu.Dengan demikian, bantuan sembako tak hanya berisi produk pabrik/industri, tetapi juga berisi produksi dari usaha masyarakat. “Produk daging peternakan rakyat,” lanjut Hary. Sehingga kata  Hary, peternak secara tak langsung terbantu dalam kondisi seperti masa sulit saat ini.

Menurut Hary, rentetan musibah yang dialami peternak, mulai dari kematian babi yang diduga suspect ASF kemudian disusul dampak Covid-19, menyebabkan peternakan merana. Di beberapa  tempat di  daerah yang selama ini dikenal sebagai kantong ternak (babi) banyak yang kosong. Peternak berhenti sementara karena merugi. Di antaranya di beberapa tempat di Badung, Tabanan, Denpasar dan Gianyar. *k17

Komentar