KMHDI Sumsel Ngayah di Piodalan Pura Agung Sriwijaya
JAKARTA, NusaBali
Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Sumatera Selatan (KMHDI Sumsel) ngayah di piodalan Pura Agung Sriwijaya, Palembang yang jatuh pada Selasa 7 April 2020.
Mereka membuat penjor maupun mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan selama acara berlangsung. Menurut Ketua PD KMHDI Sumsel I Wayan Darmawan, dari KMHDI ada lima orang turut berpartisipasi.
"Untuk mempersiapkan acara piodalan anak-anak muda disini ikut serta, khususnya KMHDI. KMHDI mengirimkan lima orang. Kami membuat penjor Senin kemarin (6/4). Pengerjaannya hanya membutuhkan waktu satu hari," ujar Darmawan kepada NusaBali, Selasa (7/4).
Penjor mereka buat empat buah. Kemudian mereka pasang di candi bentar atau bagian depan Pura. Darmawan mengatakan, piodalan Pura Agung Sriwijaya dilakukan setiap bulan Purnama Kedasa atau bulan terang ke 10 berdasarkan kalender Hindu Bali. Jika dipenanggalan biasa jatuh pada 7 April.
Piodalan kali ini berbeda dari sebelumnya, karena sekarang sedang ada pandemi virus corona (Covid 19). Pemerintah daerah dan PHDI setempat mengeluarkan surat edaran agar tidak ada kerumunan dan menjaga jarak. Oleh karena itu, umat Hindu disana diimbau tidak datang ke Pura.
Bahkan untuk mempersiapkan piodalan dilakukan secara terbatas. Gotong royong mereka jadwalkan setiap pagi, sore dan malam hanya 10 orang. Ketika datang ke Pura, mereka juga di cek suhu tubuhnya dan wajib menjaga kebersihan Pura.
"Lantaran Pura mengedepankan SOP. Setiap orang yang datang wajib melakukan cek kesehatan berupa suhu tubuh, tensi darah dan menggunakan pembersih tangan," papar Darmawan. Saat piodalan dilakukan mecaru dan sembahyang. Hal tersebut dilakukan oleh orang yang telah ditugaskan.
"Karena umat disarankan tidak sembahyang ke Pura dahulu sehingga piodalan kali ini hanya upacara saja yang dijalankan," terang Darmawan.
Piodalan Pura Agung Sriwijaya pun berjalan lancar dan hikmat. Darmawan berharap, kondisi seperti ini cepat berlalu agar aktivitas kembali seperti semula. *k22
"Untuk mempersiapkan acara piodalan anak-anak muda disini ikut serta, khususnya KMHDI. KMHDI mengirimkan lima orang. Kami membuat penjor Senin kemarin (6/4). Pengerjaannya hanya membutuhkan waktu satu hari," ujar Darmawan kepada NusaBali, Selasa (7/4).
Penjor mereka buat empat buah. Kemudian mereka pasang di candi bentar atau bagian depan Pura. Darmawan mengatakan, piodalan Pura Agung Sriwijaya dilakukan setiap bulan Purnama Kedasa atau bulan terang ke 10 berdasarkan kalender Hindu Bali. Jika dipenanggalan biasa jatuh pada 7 April.
Piodalan kali ini berbeda dari sebelumnya, karena sekarang sedang ada pandemi virus corona (Covid 19). Pemerintah daerah dan PHDI setempat mengeluarkan surat edaran agar tidak ada kerumunan dan menjaga jarak. Oleh karena itu, umat Hindu disana diimbau tidak datang ke Pura.
Bahkan untuk mempersiapkan piodalan dilakukan secara terbatas. Gotong royong mereka jadwalkan setiap pagi, sore dan malam hanya 10 orang. Ketika datang ke Pura, mereka juga di cek suhu tubuhnya dan wajib menjaga kebersihan Pura.
"Lantaran Pura mengedepankan SOP. Setiap orang yang datang wajib melakukan cek kesehatan berupa suhu tubuh, tensi darah dan menggunakan pembersih tangan," papar Darmawan. Saat piodalan dilakukan mecaru dan sembahyang. Hal tersebut dilakukan oleh orang yang telah ditugaskan.
"Karena umat disarankan tidak sembahyang ke Pura dahulu sehingga piodalan kali ini hanya upacara saja yang dijalankan," terang Darmawan.
Piodalan Pura Agung Sriwijaya pun berjalan lancar dan hikmat. Darmawan berharap, kondisi seperti ini cepat berlalu agar aktivitas kembali seperti semula. *k22
Komentar