nusabali

Bisnis Kopi 'Sakit', Petani Beralih ke Sayuran

  • www.nusabali.com-bisnis-kopi-sakit-petani-beralih-ke-sayuran

BANGLI, NusaBali
Wabah Covid-19 yang memukul industri pariwisata menyebabkan bisnis pendukung lainnya terimbas.

Bisnis kopi di antaranya ikut terperosok. Akibatnya banyak pebisnis kopi beralih ke bisnis hortikultura. Hal tersebut karena adanya peningkatan permintaan produk hortikultura, setelah penerapan social distancing oleh pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19.   “Hampir semua produk kopi turun,” ujar Komang Sukarsana, pebisnis kopi dari Kintamani, Bangli, Jumat (3/4).

Dijelaskan produk-produk kopi terkait pariwisata tersebut antara lain tur kopi (tur dan minum kopi di kebun kopi). Demikian juga penjualan untuk hotel, restoran,villa dan lainnya juga menurun. Bahkan ke depan diperkirakan Sukarsana masih akan semakin melemah.

Apalagi pasar di luar daerah seperti Jakarta, Depok, Surabaya dan kota-kota lain yang menjadi tujuan penjualan produk kopi Bali, diberlakukan pembatasan jam buka (toko, outlet dan lainnya). “Banyak langganan sudah mulai tutup paling tidak untuk sementara,” ungkap Sukarsana.

Sebaliknya prospek bisnis hortikultura justru dirasa meningkat. Diduga hal disebabkan peningkatan permintaan dari masyarakat/pasar, menyusul pemberlakuan  social distancing. “Masyarakat butuh sayuran dan lainnya lebih cepat,” beber Sukarsana.

Karena itulah kata Sukarsana, bisnis horti  dirasakan  justru lebih meningkat. “Saya juga optimis,” ujarnya. Sebagai gambaran dia menyebut geliat bisnis hortikultura di kawasan Kintamani. Produk horti mulai dari cabe, bawang, kol, terong, tomat dan lainnya banyak dicari. Harganya juga cukup bagus. Contohnya bawang merah,  harganya antara Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram. Cabe rawit Rp 55 ribu. Cabe merah Rp 20 ribuan. “Saya juga tambah kembangkan bawang satu hektare,” lanjutnya.

Kondisi bisnis horti ini kata Sukarsana, sedikit membantu pelaku ekonomi kecil di tengah terpaan Covid-19. “Ya kopi lesu, horti cukup membantu,” ujarnya. *k17

Komentar