nusabali

Mahasiswi Bunuh Diri di Jembatan Yeh Penet

Korban Ni Putu Puspasari Diduga Stres karena Masalah Uang Kuliah

  • www.nusabali.com-mahasiswi-bunuh-diri-di-jembatan-yeh-penet

MANGUPURA, NusaBali
Seorang mahasiswi asal Banjar Ulapan II, Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiasemal, Badung, Ni Putu Puspasari, 20, ditemukan tewas mengenaskan di bawah jembatan Tukad Yeh Penet kawasan Desa Sangeh, Keamatan Abiansemal, Rabu (1/4) dinihari.

Mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Denpasar ini diduga nekat bunuh riri dengan melompat dari jembatan setinggi 50 meter. Kasubbag Humar Polres Badung, Iptu I Ketut Oka Bawa, menyatakan peristiwa bunuh diri yang merenggut nyawa korban Ni Putu Puspasari baru terungkap, Rabu dinihari sekitar pukul 01.30 Wita. Semua berawal dari kecurigaan seorang pengendara motor, Komang Agus Putra Artawan, saat melintas di Jembatan Tukad Yeh Penet kawasan Jalan Jalan Sribupati-Sangeh.

Ketika itu, pengendara asal Banjar Kemuning, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana ini melihat sebuah sepeda motor Honda Scoopy warna hitam bernopol DK 5159 QA terparkir di tengah jalan ujung jembatan. Saksi Komang Agus Putra Artawan kemudian menginformasikan masalah ini kepada seorang petani, Nyoman Ledang, yang saat itu kebetulan sedang mengatur air untuk sawahnya di dekat lokasi TKP.

Selanjutnya, saksi Komang Agus dan Nyoman Ledang menuju tempat motor Scoopy tanpa tuan tersebut parkir. Karena tidak menemukan siapa-siapa di sana, kedua saksi ini kemudian melaporkan peristiwa tersebut kepada prajuru Desa Sangeh dan pecalang setempat.

Begitu menerima laporan, prajuru desa bersama pecalang kemudian melapor ke Polsek Abiansemal. Selanjutnya, jajaran Polsek Abiansemal bersama sejumlah warga berdatangan ke lokasi TKP di Jembatan Yeh Penet. Saat dilakukan pemeriksaan, di dekat motor Scoppy tanpa tuan tersebut ditemukan air mineral merk Aqua dan masker warna hitam.

“Sedangkan di dalam jok sepeda motor Scoopy yang terpakir rapi itu ditemukan fotokopi Kartu Keluarga (KK),” ungkap Iptu Pka Bawa, Rabu siang. Menurut Iptu Oka Bawa, dalam KK itu tercantum kepala keluarganya adalah I Putu Gede Bawa, dengan istri Ni Made Lambon, dan anak Ni Putu Puspasari.

Saat itu pula, polisi menginformasikan peristiwa ini kepada keluarga pasangan I Putu Gede Bawa dan Ni Made Lambon yang beralamat di Banjar Ulapan II, Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiasemal. Sedangkan upaya pencarian korban juga dilakukan polisi bersama-sama warga.

Upaya pencarian membuahkan hasil, di mana sosok perempuan juda yang kemudian diketahui bernama Ni Putu Puspasari ditemukan tergelatak tak bernyawa di dasar sungai berdelaman sekitar 50 meter di bawah jembatan. Saat ditemukan tergeletak tengkurap di tengah aliran air sungai, korban mengenakan baju hitam dan celana hijau.

Untuk mengevakuasi mayat korban dari dasar sungai, polisi memanggil Tim Basarnas Denpasar, petugas BPBD Badung, dan Damkar Badung. Setelah berhasil dievakuasi, Rabu dinihari sekitar pukul 03.00 Wita, mayat korban langsung dibawa ke RSD Mangusada di Kelurahan Kapal, Kecamtan Mengwi, Badung untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Menurut Iptu Oka Bawa, korban Ni Putu Puspasari yang merupakan mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Denpasar, diduga kuat nekat mengakhiri hidup dengan cebur diri dari Jembatan Yeh Penet. “Dugaan sementara, korban lompat dari jembatan ke sungai. Hal itu disimpulkan karena posisi motor korban terparkir dengan baik di atas jembatan. Tapi, untuk mengetahui penyebab pasti dan motifnya, kami masih melakukan penyelidikan,” tandas Iptu Oka Bawa.

Informasi dari sumber NusaBali menyebutkan, korban Ni Putu Puspasari nekat bunuh diri karena stres, lantaran orangtuanya tak punya uang untuk bayar uang kuliah. Bahkan, korban sempat curhat kepada orangtuanya untuk berhenti saja kuliah.

Menurut sumber tersebut, sebelum ditemukan tewas mengenaskan di bawah Jembatan Yeh Penet, mahasiswi berusia 20 tahun ini masih sempat sembahyang di rumahnya, Selasa (31/3) sore. Sehabis sembahyang, korban keluar rumah tanpa sepengetahuan orangtuanya, menggunakan sepeda motor Scoopy.

“Hingga larut malam, korban tak kunjung pulang ke rumahnya di Banjar Ulapan II, Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiasemal. Orangtuanya kaget ketika dinihari tadi (kemarin) mendapat kabar duka putri semata wayangnya ditemukan tewas di bawah jembatan,” terang sumber NusaBali.

Sementara itu, jenazah korban Putu Puspasari tiba di RSD Mangusada, Rabu dinihari puluk 04.00 Wita, untuk dilakukan pemeriksaan medis. Kepala Bidang Pelayanan RSD Mangusada, dr Made Nurija, mengatakan dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. “Cuma ditemukan memar di lengan atas tangan kiri,” ujar dr Made Nurja saat dikonfirmasi terpisah, Rabu kemarin.

Setelah dilakukan pemeriksaan luar, jenazah mahasiswi korban bunuh diri di jembatan ini sudah langsung dibawa keluarganya pulang ke rumah duka, Rabu kemarin. Hingga kemarin sore, jenazag korban masih disemayamkan di rumah duka kawasan Banjar Ulapan II, Desa Blahkiuh.

Menurut Kelian Dinas Banjar Ulapan II, Desa Blahkiuh, Made Wijana Astawa, jenazah korban Putu Puspasari akan diupacarai Makingsan ring Gni di Setra Desa Adat Blahkiuh pada Wraspati Pon Krulut, Kamis (2/4) ini. “Ya, rencananya besok (hari ini) akan diupacarai Makingsan ring Gni,” ungkap Made Wijana Astawa saat ditemui NusaBali di rumah duka, Rabu sore.

Sementara itu, pantauan NusaBali di rumah duka, Rabu sore, suasana duka sangat terasa. Kedua orangtua korban, pasutri I Putu Gede Bawa dan Ni Made Lambon, belum bisa dimintai keterangan karena masih shock atas kematian anak semata wayangnya.

Menurut sang Kelian Banjar, Made Wijana Astawa, kedua orangtua korban sudah beruaha mengikhlaskan kepergian putrinya, meskipun masih shock. “Karena itu, pihak keluarga pilih tidak lakukan otopsi jenazah. Mereka sudah mengikhlaskan kepergian Putu Puspasari,” terang Wijana Astawa.

Kepada NusaBali, Wijana Astawa membantah kalau korban Putu Puspasari nekat ulahpati (bunuh diri) dengan lompat dari jembatan, karena tidak mampu bayar uang kuliah di kampusnya. “Tidak begitu. Masalah uang kuliah itu sebetulnya sudah akan dibayar,” papar Wijana Astawa.

Menurut Wijana Astawa, pihak keluarga sudah nunasang (bertanya secara niskala kepada orang pintar) terkait kematian tragis Putu Puspasari, Rabu kemarin. Berdasarkan perunjuk niskala orang pintar, Putu Puspasari mengaku sudah jalannya seperti itu.

“Putu Puspasari (bicara melalui raga orang pintar) menyampaikan dirinya melik. Dia mengaku tidak ingat apa-apa, yang dia ingat dirinya dijemput dan naik kereta emas. Dia minta agar keluarga tidak sedih,” papar Wijana Astawa. *pol,asa

Komentar