nusabali

Gubernur NTB dan NTT Dukung RUU Provinsi Bali

Siap Kerahkan Kekuatan Politik Wakil Rakyatnya di Senayan

  • www.nusabali.com-gubernur-ntb-dan-ntt-dukung-ruu-provinsi-bali

Semalam naik podium bersama Gubernur Koster dan Gubernur Zulkieflimansyah, Gubernur Victor Laiskodat harap RUU Provinsi Bali tuntas dalam 3 bulan

DENPASAR, NusaBali

Perjuangan RUU Provinsi Bali mendapat dukungan penuh dari Provinsi NTB dan Provinsi NTT. Dukungan itu disampaikan langsung Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat kepada Gubernur Bali Wayan Koster, dalam pertemuan konsultasi dan koordinasi di Gedung Gajah, Komplek Jaya Sabha Denpasar, Selasa (3/3) malam.

Dalam pertemuan konsultasi koordinasi di Ramah Jabatan Gubernur Bali, Komplek Jaya Sabha, Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar tadi malam, hadir pula Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama beserta jajarannya, Pimpinan DPRD NTB, dan Pimpinan DPRD NTT. Juga hadir para anggota DPPR RI Dapil Bali dan DPD RI Dapil Bali, serta sejumlah Pimpinan OPD lingkup Pemprov Bali, tokoh masyarakat, dan pimpinan media.

Saat memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan RUU Provinsi Bali---yang merupakan Revisi UU Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, NTB, NTT---semalam, Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat kompak naik ke atas podium bersama Gubernur Bali, Wayan Koster.

Gubernur NTT, Victor Laiskodat, menyatakan siap memberikan dukungan kepada Provinsi Bali guna meloloskan RUU Provinsi Bali di DPR RI, Senayan. Bahkan, politisi NasDem ini berharap dalam tempo 3 bulan ke depan, RUU Provinsi Bali sudah bisa dibahas di DPR RI.

"Kami mengharapkan dalam 3 bulan ke depan RUU Provinsi Bali ini bisa dibahas DPR RI dan selesai. Namun demikian, kami berharap UU Nomor 64 Tahun 1958 sebagai sebuah sejarah, tidak dihapuskan. UU Nomor 64 Tahun 1958 itu sebagai dasar bahwa kita Bali, NTB, dan NTT tetap satu, karena kita memang punya sejarah," tandas Victor Laiskodat.

Ditemui NusaBali seusai acara tadi malam, Victor Laiskodat menegaskan dukungan politik melalui wakil rakyat, baik DPR RI dan DPD RI, akan dikerahkan NTB dan NTT untuk perjuangan RUU Provinsi Bali. "Ya sudah tentu perjuangan dan lobi-lobi politik akan kami berikan dukungan di DPR RI dan DPD RI, bersama wakil rakyat kita dari NTT dan NTB," ujar Victor, yang semalam didampingi Gubernur Koster dan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, menuju mobil dinasnya dalam persiapan balik ke Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung.

Sedangkan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, menyatakan sepakat dengan Gubernur NTT, Victor Laiskodat. "Kami ini sama-sama sahabat. Jadi, untuk perjuangan kali ini, kami komitmen bersama-sama. Apa kata dan dukungan Pak Gubernur NTT, itulah kami dari NTB untuk Bali," papar Zulkieflimansyah.

Politisi PKS ini mengaku pernah bersama-sama dengan Gubernur Bali Wayan Koster duduk di Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Menurut Zulkielimansyar, Gubernur Koster adalah orang hebat saat di DPR RI. Pemikirannya selalu 5 langkah lebih maju.

Sementara itu, sebelum Gubernur NTB dan Gubernur NTB naik podium unuk menyatakan dukungannya, Gubernur Wayan Koster lebih dulu membeber alasan perjuangan mengusulkan RUU Provinsi Bali. Alasan pertama, kata Gubernur Koster, Bali saat ini masih diatur dengan UU Nomor 64 Tahun 1958 yang berdasarkan UUD Sementara 1950. Padahal, saat ini negara sudah diatur dengan UUD 1945.

Kedua, dengan konstitusi masih UU Nomor 64 Tahun 1958, artinya Provinsi Bali masih merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). Padahal, bentuk negara sudah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). "Sehingga dari konstitusi sudah tidak relevan dengan perkembangan kekinian. Bayangkan, Bali, NTB, NTT masih merupakan negara bagian. Kita ini masih negara bagian semuanya," tandas Koster.

Menurut Koster, penataan pembangunan Bali perlu terpola, terencana dengan baik. Apalagi, Bali sebagai daerah pariwisata yang sangat rentan dengan isu keamanan. Karenanya, Bali harus dikembangkan sumber daya alamnya.

"Bali kaya dengan tradisi dan kearifan lokal yang jadi modal dasar kehidupan krama Bali. Ini harus dijaga dan dikembangkan dengan baik. Perlu penataan Bali secara fundamental dengan payung hukum yang baik," tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bal ini.

Koster memaparkan, RUU Provinsi Bali terdiri dari 12 bab dengan 38 pasal. RUU Provinsi Bali merupakan Rancangan Undang-undang yang sangat soft, tidak ada mengandung unsur Otonomi Khusus. "Hanya mengatur bagaimana membangun Bali dengan kewenangan yang dimiliki. Ada ruang dengan konsep yang ada, agar daerah Bali maju dan bergerak ke depannya dalam perkembangan global," papar Koster.

Disebutkan, RUU Provinsi Bali juga harus berdasarkan UUD 1945, dengan dasar negara Pancasila. "Harusnya dulu kita kembali ke UUD 1945 saat Dekrit Presiden 1959. Untung kita di Bali, NTB, dan NTT tidak nakal. Maka, secara konstitusi ini tidak boleh dibiarkan lama,” terang mantan anggota Komisi X DPR RI drai Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.

Koster menyebutkan, saat ini masih ada 9 provinsi di Indonesia di Indonesia yang sama seperti Bali, NTB, dan NTT di mana mereka dipayungi UU yang berdasarkan UUD Sementara 1950. “Maka, harus segera dilakukan perubahan. Dalam perjuangan RUU Provinsi Bali ini, kami sudah ajukan ke DPR RI, DPD RI, Menyerti Dalam Negeri, dan Menkum HAM. Jadi, kami mohon dukungan teman-teman dari NTB dan NTT," harap Koster. *nat

Komentar