nusabali

Terdampak Corona, Karyawan Terpaksa Dirumahkan

Aktivitas Operator Watersport di Tanjung Benoa, Kuta Selatan

  • www.nusabali.com-terdampak-corona-karyawan-terpaksa-dirumahkan

MANGUPURA, NusaBali
Ada operator watersport di Tanjung Benoa, Kuta Selatan, yang terpaksa merumahkan karyawan, ada pula yang mengandalkan wisman dari negara selain China.

Merebaknya virus Corona di Wuhan, China juga berdampak pada operator penyedia wahana permainan air atau watersport di kawasan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Beberapa operator penyedia watersport terpaksa tutup dan merumahkan karyawannya akibat sepinya wisatawan.

Hal ini dikemukakan Ketua Gabungan Usaha Wisata Tirta (Gahawisri) Badung Nyoman Wana Putra. “Ada sekitar dua penyedia watersport yang tutup sementara. Mereka memang pasarnya wisatawan asal China. Sepinya wisatawan asal China karena Corona ini membuat mereka terpaksa tutup dan merumahkan karyawannya,” ujarnya saat dihubungi NusaBali, Senin (2/3).

Salah satu penyedia watersport yang terpaksa merumahkan karyawannya adalah Mekar Sari Dive & Watersport. “Ini sedang ada pertemuan sebelum kami dirumahkan sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Ya, mau gimana lagi, hanya itu yang bisa dilakukan,” tutur Kepala Bagian Umum Mekar Sari Dive & Watersport Andreas Aris. “Perusahaan sudah sangat berat, tidak bisa bertahan lagi,” imbuhnya.

Aris mengungkapkan, Mekar Sari Dive & Watersport memiliki sekitar 70-an karyawan dan sebagian besar terpaksa dirumahkan. “Namun ada beberapa yang harus tetap di sini (berkantor, Red), untuk menjaga dan merawat alat-alat. Sisanya akan dipanggil lagi nanti apabila situasi sudah pulih,” kata Aris.

Puluhan karyawan tersebut terpaksa tidak dapat bekerja lagi karena jarang mendapatkan wisatawan dari negara selain China. “Memang di sini 90 persen tamunya wisatawan China. Sebelum ada isu Corona, dalam sehari saat high season tamu bisa mencapai 400-an wisatawan. Kalau low season sekitar 200-an, paling sedikit 50 lah,” ungkap Aris.

Aris menambahkan, sejak virus Corona terus menyebar, terjadi penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung. “Penurunan mulai dirasa saat merebak Januari lalu, masih ada sekitar sepuluhan wisatawan yang datang berpasangan. Kalau biasanya kan mereka datangnya grup,” imbuhnya.

Penurunan dirasa semakin parah saat pemerintah resmi menghentikan sementara operasional penerbangan dengan rute dari dan ke China daratan sejak 5 Februari 2020 lalu. “Setelah itu puncaknya saat penerbangan ditutup sementara. Bukan turun lagi, terjun bebas. Parah banget. Benar-benar hampir nol, nothing we get,” tandas Aris.

Hal senada juga disampaikan operator penyedia wahana watersport lainnya, Ardiansyah. “Ya kayak begini dah. Sebelumnya, biasanya kalau ada wisatawan China saya malam baru bisa santai seperti ini, paling sedikit setiap harinya ada 30 wisatawan China,” ujarnya saat ditemui di Pantai Tanjung Benoa, Senin kemarin.

Dia mengakui pantai di Tanjung Benoa merupakan salah satu lokasi favorit bagi wisatawan China saat berkunjung ke Bali. Semenjak merebaknya virus Corona, kawasan Tanjung Benoa terlihat lebih lengang. Ratusan perahu wahana watersport lebih banyak yang terparkir di pinggir pantai. “Kalau ada wisatawan China, laut di sana itu kayak pasar. Boat-boat yang ada atapnya itu semua pada jalan. Dari pagi sampai sore,” kata Ardiansyah sembari menunjuk ke arah deretan perahu yang terparkir.

Namun dia menegaskan wahana watersport miliknya tidak tutup karena tidak hanya mengandalkan wisatawan China. “Penurunan memang terasa, namun masih bisa ada wisatawan dari India, Singapura, Malaysia, dan domestik,” tuturnya. *cr75

Komentar