nusabali

Tempat Rekreasi Pantai Penimbangan Tutup

Hujan Deras Disertai Angin Kencang Timpa Buleleng

  • www.nusabali.com-tempat-rekreasi-pantai-penimbangan-tutup

Gelombang pantai ini yang semakin besar dan tingginya sampai lima meter hingga mencapai tanggul penahan ombak.

SINGARAJA, NusaBali

Tempat rekreasi Pantai Penimbangan di sebelah Pura Segara Penimbangan, Minggu (1/3), sepi hingga terpaksa tutup. Padahal masih dalam suasana Umanis Kuningan, sehari setelah Hari Raya Kuningan. Biasanya, Umanis Kuningan dimanfaatkan warga untuk berekreasi.

Sejumlah pedagang di pinggir Pantai kawasan Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng memilih tutup karena cuaca hujan deras disertai angin kencang tak mendukung aktifitas mereka. Ketua Kelompok Pengawas Pantai Penimbangan Gede Wiadnyana, mengatakan hujan deras dan angin kencang berhembus sejak Minggu siang, cukup mengkhawatirkan. Apalagi gelombang pantai ini yang semakin besar dan tingginya sampai lima meter hingga mencapai tanggul penahan ombak. “Ya, hari ini tutup karena hujan deras dan angin kencang. Kalau cuaca bagus biasanya jam-jam segini sedang ramai-ramainya apalagi masih suasana hari raya,” jelas Wiadnyana.

Gelombang pasang dalam musim penghujan ini tak dipungkiri Wiadnyana, selalu datang setiap tahun. Bahkan tahun lalu, bencana gelombang pasang saat musim penghujan disertai angin kencang pernah memporak porandakan kawasan wisata itu. Para pedagang di seputaran Pantai Penimbangan tepatnya di sebelah timur Pura Segara memilih tak buka saat hujan deras dan angin kencang, sebab kondisi itu bisa mendatangkan gelombang pasang dengan sangat cepat.

“Dua minggu terakhir ini memang intensitas gelombang pasang sudah semakin sering. Seminggu bisa tiga kali. Sebagaimana dalam penanggalan Bali, masuk sasih Kawulu dengan tanda cuaca ekstrem, seperti hujan badai. Biasanya sampai sasih Kadasa baru normal kembali,” ucap dia.

Sementara itu, pergeseran musim hujan tahun 2020 yang datang sedikit terlambat sejauh ini membawa pengaruh baik bagi pedagang di Pantai Penimbangan. Cuaca ekstrem yang biasanya sudah mulai Januari, tahun ini intensitasnya sedikit menurun. Kondisi ini membuat pedagang bisa bernafas lebih lega karena tetap bisa mengais rejeki.

“Tahun ini hujan tidak terlalu parah. Paling seminggu tiga kali tutup. Kalau hanya gelombang pasang kami tetap buka. Cuma pengunjung kami tidak sarankan mandi di laut. Kalau tahun lalu bulan-bulan ini bisa dua bulan tidak dagang,” imbuh Wiadnyana.*k23

Komentar