nusabali

OPSI Soroti Kekerasan pada Pekerja Seks

Dewan Provinsi OPSI Bali Dikukuhkan

  • www.nusabali.com-opsi-soroti-kekerasan-pada-pekerja-seks

Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) menilai pekerja seks merupakan kelompok yang kurang mendapatkan perlindungan dan perhatian.

MANGUPURA, NusaBali
Padahal pada saat yang sama kelompok ini rentan mengalami kekerasan serta diskriminasi. Berdasarkan data yang mereka himpun ada 207 kasus kekerasan terhadap pekerja seks termasuk 3 di antaranya menimpa pekerja seks di Bali sepanjang tahun 2019.

Penghimpunan data melibatkan community legal services (CLS) di 11 provinsi dari 20 cabang provinsi OPSI. “Meski belum mencakup seluruh provinsi, namun hasil temuan menunjukkan kekerasan masih cukup tinggi,” tutur Ketua Dewan OPSI Nasional Wenny Marwantoro, usai pengukuhan Dewan Provinsi OPSI Bali, Rabu (26/2), di Kuta, Badung.

Dia mengungkapkan salah satu akar penyebab kekerasan yang menimpa pekerja seks adalah stigma negatif yang masih dilekatkan pada mereka. Pekerja seks masih dianggap pelaku kriminal. Kekerasan ini berbuntut pada kerentanan penularan HIV/AIDS di kalangan pekerja seks.

“Kekerasan menyebabkan pemakaian pelindung yang tidak konsisten, meningkatkan risiko infeksi HIV/AIDS, dan menghalangi pekerja seks untuk mengakses informasi dan layanan penting seperti dukungan hukum dan kesehatan,” kata Wenny.


Kiri : Wenny Marwantoro, Ketua Dewan OPSI Nasional. Kanan : Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan (KPA) AIDS Bali, AA Ngurah Patria Nugraha. -Foto: MUZAKKY

Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat ada 22.034 kasus HIV/AIDS di Bali dari 1987 hingga November 2019. Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan (KPA) AIDS Bali AA Ngurah Patria Nugraha, mengungkapkan penularan HIV/AIDS tertinggi disebabkan oleh seks bebas heteroseksual termasuk salah satunya melalui praktik prostitusi.

“Sebanyak 76,3 persen dari keseluruhan, yakni 16.808 kasus dari heteroseksual,” ucapnya. Penyebaran tertinggi lainnya terjadi melalui pasangan homoseksual 14,7 persen, IDU sejumlah 3,9 persen, perinatal sebanyak 2,8 persen.

Karena itu pihaknya menyambut baik dengan dibentuknya Dewan Provinsi OPSI Bali. Kehadiran mereka diharapkan menambah mitra kerja KPA dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Bali di kalangan pekerja seks. *cr75

Komentar