nusabali

Tetap Utuh Berdiri Walau Ditimpa Pohon Kuanji yang Berusia Ratusan Tahun

Arca Dewi Danu di Pura Puseh Bengkala, Kubutambahan, Buleleng Dikenal Keramat

  • www.nusabali.com-tetap-utuh-berdiri-walau-ditimpa-pohon-kuanji-yang-berusia-ratusan-tahun

Di bawah akar pohon yang diduga berumur ratusan tahun oleh krama Desa Bengkala juga ditemukan tiga piring keramik bertuliskan huruf China dalam keadaan utuh.

SINGARAJA, NusaBali

Musibah tumbangnya pohon Kuanji yang berada di mandala utama Pura Puseh Desa Adat Bengkala, Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng menyisakan misteri mendalam. Sebuah arca Dewi Danu yang ada di dalam palinggih Dewi Danu tetap utuh berdiri kendati palinggihnya sudah rusak tertimpa pohon berusia ratusan tahun pada, Senin (10/2) lalu.

Krama Desa Adat Bengkala akhirnya menggelar upacara guru piduka dan ngulapin pada Sukra Kliwon Sungsang, Jumat (14/2) pagi. Keanehan dirasakan krama saat mendapati arca dari tanah liat tanpa rupa yang dipercaya menggambarkan sosok Dewi Danu tak bergeser sedikitpun. Hantaman keras pohon setinggi 12 meter dan berdiameter 1,2 meter itu tak membuat arca Dewi Danu berpindah tempat.

Prajuru adat Bengkala, Ketut Darpa, dihubungi, Sabtu (15/2) mengatakan secara logika kondisi itu tak mungkin terjadi.

“Ya aneh juga, palinggihnya rusak arcanya di tengah palinggih gedong tetap seperti sedia kala, dengan hantaman keras pohon setidaknya jatuh atau minimal rebahlah dalam gedong,” ujar dia. Ketut Darpa mengatakan keberadaan arca Dewi Danu di Pura Puseh Desa Adat Bengkala merupakan peninggalan turun temurun leluhurnya yang tak memiliki catatan tertulis. Tidak diketahui pasti bagaimana awal sejarah dan tahun berapa dibuat dan dilinggihkan leluhurnya. Namun keberadaan arca tersebut memang dikeramatkan oleh krama setempat sebagai stana Dewi Danu sebagai lambang kemakmuran.

Arca itu memang dari dulu sudah distanakan di Pura Puseh Desa Adat Bengkala sebagai stana Dewa Wisnu sebagai dewa pemelihara. Secara kasat mata, arca yang memiliki tinggi tak lebih dari 50 centimeter dan lebar 25 centimeter berbahan tanah liat dengan bobot yang cukup berat. Arca Dewi Danu ini pun disebut unik karena proses pembuatannya tak menggunakan alat ukir kayu atau besi, namun hanya seperti guratan tangan di atas tanah liat. Keberadaan arca ini juga disebut Darpa sudah pernah diteliti oleh tim Balai Arkeologi Denpasar sekitar tahun 2008 silam.

Stana Dewi Danu di Pura Puseh Desa Bengkala selama ini memang berperan sangat strategis. Selain melambangkan kemakmuran, palinggih Dewi Danu juga dipakai tempat memohon hujan oleh warga Desa Bengkala saat musim kering melanda. Krama setahun sekali memang rutin menggelar upacara memohon hujan yang disebut dengan upacara nedeh atau mendak toya dengan ritual khusus. Krama setelah melaksanakan upacara ini di Pura Puseh akan mendapatkan tirta suci yang dipercikkan ke masing-masing sawah atau lahan perkebunan mereka untuk hasil panen yang memuaskan.

Pasca bencana pohon keramat berusia ratusan tahun tumbang, Jumat (15/2), arca Dewi Danu diamankan sementara dan disimpan di Pura Desa Adat Bengkala. Sedangkan palinggihnya yang rusak dibuatkan asagan (palinggih sementara,red) dilengkapi dengan sarana upakara sampai proses perbaikan palinggih yang rusak usai dilaksanakan.

Sementara itu selain keajaiban yang ditunjukkan arca Dewi Danu, bencana pohon Kuanji tumbang juga menyisakan kisah misterius. Di bawah akar pohon yang diduga berumur ratusan tahun oleh krama setempat ditemukan tiga piring keramik bertuliskan huruf China dalam keadaan utuh. “Kemarin pohon kuanji tumbang sampai akar-akarnya, di bawah akarnya itu saya temukan tiga piring keramik, saya sudah kirim fotonya ke Balar (Balai Arkeologi) belum dapat dibaca huruf Chinanya,” imbuh Ketut Darpa.

Kini piring keramik yang diduga adalah peninggalan sejarah masih disimpan di palinggih paruman di Pura Puseh Desa Adat Bengkala. Kramanya pun disebut sedang melaksanakan paruman terkait dengan temuan batu yang diduga yoni berukuran besar yang masih berlokasi di Pura Puseh Desa Adat Bengkala. “Kami masih menggelar paruman bersama krama, sudah kelihatan itu seperti yoni dan perlu ekskavasi, ini sedang kami rencanakan,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Buleleng, Senin (10/2) sore hingga malam, menyebabkan petaka pohon roboh di sejumlah titik. Salah satunya, pohon Kuanji keramat di Pura Puseh, Desa Adat Bengkala, Kecamatan Kubutambahan yang tumbang hingga hancurkan palinggih dan tembok penyengker.

Awalnya, hanya ranting pohon Kuanji patah menimpa Palinggih Dewi Danu di Utama Mandala Pura Puseh, Desa Adat Bengkala, Senin sore pukul 17.00 Wita. Namun, berselang 2 jam kemudian, tepatnya pukul 19.00 Wita, batang pohon Kuanji keramat berumur ratusan tahun ini ikut tumbang, hingga menutup akses jalan menuju pusat Desa Bengkala. Selain itu, robohnya pohon keramat ini juga merusak tembok penyengker Pura Puseh, Desa Adat Bengkala. *k23

Komentar