nusabali

Politisi Beda Parpol Kolaborasi di Pelabuhan Benoa

  • www.nusabali.com-politisi-beda-parpol-kolaborasi-di-pelabuhan-benoa

Para Wakil Rakyat Dapil Bali yang duduk di Senayan ini satu per satu memberikan testimoni dengan tulisan dan tandatangan atas pengembangan Pelabuhan Benoa.

DENPASAR, NusaBali

Pengembangan Pelabuhan Benoa melalui PT Pelindo III di Denpasar Selatan mendapatkan kunjungan Menteri BUMN, Erick Thohir dan Komisi VI DPR RI membidangi BUMN dan perindustrian. Menariknya 3 anggota DPR RI Dapil Bali yang sama-sama duduk di Komisi VI kompak hadir. Bahkan mereka kompak memberikan testimoni atas penataan Pelabuhan Benoa untuk kegiatan penganyutan dan pemelastian serta pembangunan wantilan untuk Desa Adat Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan.

Tiga wakil rakyat satu komisi dari satu dapil ini adalah Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer (dari Fraksi Golkar), Wakil Ketua Badan Kerjasama Parlemen yang anggota Komisi VI, Putu Supadma Rudana (Fraksi Demokrat) dan anggota Komisi VI DPR RI, Nyoman Parta (Fraksi PDIP). Sementara Bendesa Adat Pedungan, I Gusti Putu Budiarta bersama masyarakat Desa Adat Pedungan juga hadir dalam kunjungan Menteri BUMN, Erick Thohir itu.

Menteri BUMN, Erick Thohir, juga lakukan pengecekan pengembangan Benoa Maritime Tourism Hub. Pengembangan Pelabuhan Benoa ini membidik upaya mendatangkan wisatawan ke Bali dan Indonesia melalui Pelabuhan. Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan direvitalisasi menjadi home port untuk pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesia guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Para Wakil Rakyat Dapil Bali yang duduk di Senayan ini satu per satu memberikan testimoni dengan tulisan dan tandatangan atas pengembangan Pelabuhan Benoa. Wakil Ketua Komisi VI, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menyebutkan pengembangan dan penataan Pelabuhan Benoa memiliki perencanaan bagus. "Perencananya bagus dan semoga bisa dimanfaatkan dengan baik," tulis Demer dalam testimoninya.

Sementara Anggota Komisi VI DPR RI, Putu Supadma Rudana dalam testimoninya menulis konsep Tri Hita Karana yang merupakan hubungan kesimbangan antara Manusia dengan Manusia, Manusia dengan Alam dan Manusia dengan Lingkungan. "Tetap meneguhkan Tri Hita Karana dan tetap mengusung dimensi budaya, lingkungan dan ekonomi kerakyatan," tulis Supadma Rudana.

Sementara Nyoman Parta yang juga membubuhkan testimoni dengan singkat ajak warga jaga lingkungan. “Jaga Lingkungan," tulis Parta. Usai acara bertemu masyarakat Desa Adat Pedungan,  Supadma Rudana mengatakan dalam penataan dan pengembangan Pelabuhan Benoa Denpasar tetap meneguhkan Tri Hita Karana dengan tetap memegang dimensi budaya, lingkungan, ekonomi kerakyatan. "Pembangunan Pelabuhan Benoa dengan dimensi ekonomi harus melibatkan krama lokal sebagai pelaku utama penggerak kepariwisataan," ujar politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.

Supadma Rudana menegaskan pengelolaan dan pengembangan berdimensi lingkungan yang dimaksud adalah membangun tanpa merusak alam. Kemudian pengelolaan yang berdimensi kebudayaan, menjaga kearifan lokal dengan memanfaatkan potensi alam dan adat sekitarnya.  

"Kita tahu masyarakat Bali menolak pembangunan yang merusak lingkungan seperti reklamasi dan perusakan lingkungan lainnya. Kemudian pengelolaan juga bernafaskan kearifan lokal memunculkan kasanah daerahnya. Adat dan budaya Bali harus menjadi nafas pembangunan kepariwisataan kita," ujar Wasekjen DPP Demokrat.

Ketika ditanya sebagai wakil rakyat Dapil Bali dalam satu komisi sekaligus turun ke Pelabuhan Benoa,  Supadma Rudana mengatakan hal itu karena kebetulan memang penugasan di DPR RI untuk turun ke Bali. "Kan bagus ini sinergi wakil rakyat  asal Bali di Komisi VI. Ini menunjukan bahwa dalam mengawal aspirasi tidak ada perbedaan warna. Tidak lagi berbicara apa partainya. Saya sendiri dengan Pak Demer, Pak Parta sama-sama wakil rakyat yang satu Komisi di Komisi VI, kawal bersama segala bentuk pembangunan di Bali," ujar Supadma Rudana.

Sementara Demer usai kunker menjelaskan penataan Pelabuhan Benoa Denpasar untuk kepentingan masyarakat Bali meskipun beda parpol. Bukan untuk tebar pesona.  

"Walaupun kita beda partai kita kebetulan di Komisi VI semua. Dapil Bali semuanya. Ya kunjungannya bareng dan ini demi Bali. Ya lepaskan unsur politiknya. Nggak tebar pesona. Pileg sudah usai," tegas politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng ini. Sementara Parta kemarin menyoroti kerusakan lingkungan di Pelabuhan Benoa. "Dari sisi lingkungan terjadi kerusakan parah di kawasan Pelabuhan Benoa. Sudah tidak nyaman dan sudah mendesak harus ditata," ujar Parta. *nat

Komentar