nusabali

BPS Buka Lowongan Mulai April

Butuh 390 Ribu Petugas Sensus

  • www.nusabali.com-bps-buka-lowongan-mulai-april

Badan Pusat Statistik (BPS) akan membuka lowongan untuk 390 ribu orang petugas sensus. Mereka akan bertugas untuk Sensus Penduduk Tahun 2020 yang akan dilaksanakan serentak di seluruh wilayah Indonesia.

JAKARTA, NusaBali

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, para petugas sensus nantinya akan bertugas mendatangi rumah-rumah penduduk untuk melakukan pendataan pada periode 1-31 Juli 2020.
 
"Kita belum buka pendaftaran sekarang. Pada bulan April nanti setiap daerah akan ada pengumuman lewat online dan masing-masing kota. Kita perlu teman-teman untuk menjadi petugas Sensus Penduduk. Silakan daftar," kata dia di Gedung 3 BPS, Jakarta, Jumat (14/2).
 
Suhariyanto mengatakan, lowongan kerja untuk petugas sensus itu akan melalui serangkaian proses seleksi yang transparan, agar mendapatkan petugas yang betul-betul sesuai dengan kriteria.
 
Adapun syarat awal guna mendaftar menjadi calon petugas sensus harus setidaknya memiliki pendidikan akhir Sekolah Menengah Atas (SMA) dan berdomisili sesuai daerah sensus dilaksanakan. Nantinya, mereka akan diberikan pelatihan untuk mengisi kuesioner dan data-data dasar penduduk.
 
"Kita 'training' bagaimana mengisi kuesioner. Katakanlah konsep penduduk, apa yang dinamakan pendidikan terakhir. Ini sepertinya gampang, tapi sering 'missed'. Contoh isi pendidikan terakhir anak SMA pendidikan, diisi SMA, padahal belum tamat," ucapnya.
 
Sebagai informasi, Pemerintah akan melaksanakan terlebih dahulu Sensus Penduduk Online (SP Online) yang dimulai pada 15 Februari-31 Maret 2020. Masyarakat Indonesia  dapat mengakses laman sensus. bps.go.id menggunakan perangkat yang terhubung dengan internet.
 
Kemudian bagi penduduk yang belum mengikuti sensus penduduk secara Online, mereka akan didatangi petugas sensus untuk melakukan Sensus Penduduk Wawancara pada 1-31 Juli 2020.
 
BPS memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 mencapai Rp 319 juta jiwa. Suhariyanto menyebutkan, meski proyeksi itu sudah melalui proses perhitungan dengan metode ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan, sensus penduduk tetap harus dilakukan.
 
"Proyeksi harus di-update 5 tahun sekali," ucap Suhariyanto. Ia menjelaskan, sensus penduduk terakhir dilakukan pada tahun 2010 dan SUSPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) pada 2015.
 
"Nanti kita update lagi 2020 dengan mempertimbangkan beberapa asumsi, jadi bukan ramalan." Suhariyanto menyatakan, BPS tidak sendiri dalam membuat proyeksi tersebut, melainkan berkolaborasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas dan United Nations Population Fund (UNFPA). Dengan adanya data penduduk yang akurat, pemerintah bisa menyiapkan strategi dalam membuat kebijakan agar tidak salah langkah. *

Komentar