nusabali

Ban Bekas hingga Bungkus Permen Jadi Kreasi Seni Mempesona

  • www.nusabali.com-ban-bekas-hingga-bungkus-permen-jadi-kreasi-seni-mempesona

Isu lingkungan digarap melalui karya seni berbahan dasar sampah.

SINGARAJA, NusaBali

Sampah ternyata bisa diolah menjadi sebuah karya seni. Seperti yang dilakukan seniman di Buleleng didukung oleh seniman plastikologi Made Bayak menghadirkan puluhan karyanya dalam pameran Trash Of Art di markas Manik Bumi, Jalan Pantai Indah, Desa Bantiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Pameran karya seni yang kebanyakan berbentuk tiga dimensi ini sudah dibuka sejak Selasa (11/2/2020) lalu yang dirangkaikan dengan hari jadi Manik Bumi Foundation komunitas pecinta alam dan lingkungan. Dalam pameran karya seni dari sampah itu dibuat oleh 16 orang seniman yang 15 di antaranya berasal dari Buleleng.

Mereka memanfaatkan segala jenis sampah yang dipadukan dengan teknik karya seni sehingga menghasilkan karya-karya yang sangat ikonik. Ada yang berbahan ban bekas, kardus bekas, kawat bekas, sandal jepit bekas, plastik bekas makanan ringan terpal bekas.

Beberapa karya juga menonjol dengan pesan yang tersirat di dalamnya. Seperti patung ‘Bangkai Ikan’ karya Putu Wilasa, jebolan mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha. Patung itu dia buat menggunakan sampah plastik bekas bungkus makanan ringan. Sampah plastik itu diperlakukannya dengan sentuhan teknik seni rupa, direkatkan kemudian dilelehkan kembali yang menghasilkan guratan seni memanjakan mata.

Dalam karyanya dia pun menonjolkan kritik kerusakan lingkungan melalui patung ikan yang perutnya penuh dengan sampah plastik. “Ini terinspirasi dari bangkai ikan yang ditemukan mati dan setelah dibedah ada banyak sampah plastik di perutnya,” jelas dia yang ditemui di markas Manik Bumi, Jumat (14/2/2020).

Wilasa pun berharap melalui karyanya dia bisa mengetuk hati semua masyarakat akan kondisi alam saat ini yang sudah sangat memprihatinkan dari serangan sampah plastik yang tidak dapat terurai dalam waktu singkat.

Selain Wilasa, juga ada sejumlah karya tiga dimensi yang dituangkan di ruang pameran itu. Di antaranya karya Kadek Dwi Jayanta, Kadek Surya Dwipa, Angga Heri, Juning, I wayan Trisnayana, I Made Santika Putra, Ngakan Nyoman Ardi, I Komang Wikrama, I Ketut Andi Palwika, Gede Sukradana, Yohanes Soubirius de Santo, I Gede Pasek, Made Wijana, dan Mizan Torek dan juga seniman ternama Made Bayak.

Sementara itu inisiator Manik Bumi, Luh Gede Juli Wirahmini mengatakan isu lingkungan ternyata sangat seksi digarap melalui karya seni. Apalagi saat ini sampah merupakan salah satu alternatif media dalam berkesenian. “Kami sangat mengapresiasi mereka yang ikut pameran saat ini karena seni menggunakan sampah sangat jarang,” ucap dia.

Selain pameran tiga dimensi menggunakan media sampah juga ada pameran lukisan karya Jango Paramartha dan Dian Kartun dengan sentilan isu globalisasi yang digarap apik.*k23

Komentar