nusabali

Demokrat-PDIP 'Main Mata', Pilkada Denpasar Terancam Laga Calon Tunggal

  • www.nusabali.com-demokrat-pdip-main-mata-pilkada-denpasar-terancam-laga-calon-tunggal

Pilkada Denpasar 2020 terancam jadi ajang tarung calon tunggal, dengan konsentrasi kekuatan parpol menyatu ke PDIP.

DENPASAR, NusaBali

Pasalnya, Golkar yang akan jadi lawan PDIP terancam kehilangan mitra koalisi dan gagal usung paket calon, setelah Demokrat menjalin komunikasi dengan PDIP.

Demokrat yang punya 4 kursi DPRD Denpasar 2019-2024 atau kuasai 8,89 persen suara parlemen, merupakan harapan terakhir bagi Golkar untuk digaet sebagai mitra koalisi. Pasalnya, empat parpol parlemen lainnya sudah isyaratkan masuk ke barisan PDIP, yakni Gerindra (punya 4 kursi legislatif), NasDem (3 kursi legislatif), Hanura (2 kursi legislatif), dan PSI (2 kursi legislatif).

Informasi yang santer beredar di Denpasar, Kamis (13/2), Demokrat sudah intens komunikasi politik dengan PDIP. “Arahnya, Demokrat bisa bergabung ke PDIP untuk usung I Gusti Ngurah Jaya Negara sebagai Calon Walikota (Caweali) Denpasar di Pilkada 2020,” ungkap sumber NusaBali.

Kalau Demokrat sampai loncat ke barisan PDIP, maka Golkar praktis ditinggal sendirian, tanpa mitra koalisi. Artinya, Golkar tidak akan bisa mengusung paket calon, karena mereka hanya memiliki 8 kursi dari total 45 DPRD Denpasar hasil Pileg 2019 atau kuasai 17,78 persen suara parlemen. Golkar masih kekurangan 1 kursi legislatif untuk memenuhi syarat minimal 20,00 persen suara parlemen guna usung paket calon.

Jika itu yang terjadi, bisa terjadi tarung calon tinggal di Pilkada Denpasar 2020, yang diusung PDIP bersama Gerindra-Demokrat-NasDem-Hanura-PKPI, dengan kekuatan total 47 kursi legislatif atau kuasai 82,22 persen suara parlemen. PDIP sudah hampir pasti akan usung IGN Jaya Negara sebagai Cawali Denpasar ke Pilkada 2020.

Padahal, Golkar saat ini tengah dalam proses penjaringan kandidat calon untuk Pilkada Denpasar 2020. Ada dua kandidat yang berproses di Golkar untuk berebut rekomendasi tiket Cawali Denpasar, yakni AA Ngurah Manik Danendra (tokoh non kader dari Puri Tegal Denpasar Pemecutan) dan AA Ngurah Agung (kader Beringin asal Puri Gerenceng, Denpasar).

Saat dikonfirmasi NusaBali terkait arah dukungan di Pilkada Denpasar 2020, Kamis kemarin, Ketua DPC Demokrat Denpasar AA Ketut Asmara Putra alias Gus Cilik, mengatakan komunikasi politik masih cair. "Masih banyak waktu untuk berpikir dan menghitung. Saya akan konsultasi dengan induk partai. Saya akan laporkan situasi dan peta politik di Denpasar kepada DPD Demokrat Bali dan DPP Demokrat. Setelah itu, baru kita putuskan dukungan," ujar Gus Cilik yang Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Demokrat.

Sementara itu, NasDem sudah final gabung ke barisan PDIP untuk usung IGN Jaya Negara sebagai Cawali Denpasar di Pilkada 2020. "NasDem mendukung bukan dalam konteks orang per orang lagi. Sekarang NasDem secara organisasi sudah pasti arahnya ke Jaya Negara. Hubungi saja Bappilu DPD NasDem Denpasar. Sebab, komunikasi Bappilu NasDem Denpasar dengan PDIP sudah jalan," ujar seorang kader senior NasDem yang punya kedekatan dengan Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Kamis kemarin.

Betulkah? Ketua Bappilu DPD NasDem Denpasar, Ida Bagus Bima Putra, mengakui partainya akan mendukung Jaya Negara di Pilkada 2020. Menurut Bima Putra, pihaknya sudah mengagendakan pertemuan dengan jajaran DPC PDIP Denpasar dalam waktu dekat. "Ya, memang kita dari NasDem akan mendukung Jaya Negara. Kita pastikan akan merapat ke PDIP. Pokoknya, kita agendakan pertemuan dalam waktu dekat ini," jelas Gus Bima.

Gus Bima mengatakan, NasDem merapat ke PDIP karena alasan kekuatan figur Jaya Negara. "Figur Jaya Negara ini kami lihat sudah teruji selama 2 periode menjadi Wakil Walikota Denpasar. Apalagi, Jaya Negara dan NasDem sangat dekat dengan Gus Rai (Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Red)). Jadi, kita lihat ketokohan Jaya Negara di sini," tegas mantan Kepala Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan denpasar Timur ini.

Di sisi lain, kubu Golkar tenang-tenang saja, meskipun terancam kehilangan mitra koalisi, setelah hampir semua parpol parlemen merapat ke barisan PDIP untuk Pilkada Denpasar 2020. Fungsionaris DPP Golkar, Dewa Made Widiyasa Nida, mengatakan penentuan koalisi itu adalah rekomendasi DPP Partai masing-masing.

"Belum final itu semuanya. Kalau komunikasi politik di akar rumput, biasa itu. Nanti kalau DPP Partai masing-masing keluarkan rekomendasi yang berbeda, bagaimana? Di sini rekomendasi DPP yang menentukan, bukan manuver politik di bawah," tegas politisi asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung yang mantan ketua DPD II Golkar Klungkung ini menjawab NusaBali, Kamis kemarin. *nat

Komentar