nusabali

Terjunkan Tiga Tim, Sabet 1 Medali Emas, 1 Perak, dan 1 Perunggu

SMPN 3 Denpasar Berjaya dalam Kompetisi Ilmiah Internasional 'Thailand Investors Day 2020'

  • www.nusabali.com-terjunkan-tiga-tim-sabet-1-medali-emas-1-perak-dan-1-perunggu

Medali emas dipersembahkan tim peneliti remaja SMPN 3 Denpasar yang temukan 'Prototype Rompi Anti Peluru' dengan menggunakan bahan kombinasi sampah daun tanaman ketapang, limbah jerami padi, serabut kelapa, pelepah pisang, dan kain katun

DENPASAR, NusaBali

Tim peneliti remaja SMPN 3 Denpasar mencatat prestasi membanggakan dalam kompetisi karya ilmiah internasional bertajuk 'Thailand Investors Day 2020' di Bangkok International Trade and Exhibition Center (BITEC), Thailand, 2-6 Februari 2020. Terjunkan 3 tim peneliti, SMPN 13 Denpasar berhasil sabet 1 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Selain itu, tim peraih medali emas juga sukses gondol ‘Special Award’ dari Hongkong.

Tim SMPN 3 Denpasar yang sukses sabet medali emas terdiri dari Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya (siswi Kelas IX A), I Gede Aria Arsa Wibawa (Kelas VIII C), Putu Sekarasri Upadani (Kelas VIII E), Luh Budi Dharmaningtyas (Kelas VIIIB), Ni Nyoman Lavanya Iswari Dewi (Kelas VIIIB), Ni Putu Gesika Hilliana Dewi (Kelas X C), Dewa Gede Agung Cahya Diva Dinata (Kelas VIIIC), dan Ida Ayu Nathia Candrika Prakirani (Kelas VIIIG).

Kelompok peraih medali emas ini merupakan anggota Forum Peneliti Remaja (FPR) Denpasar. Mereka sukses sabet medali emas berkat karya ilmiah pembuatan rompi anti peluru yang dinamai 'Prototype Rompi Anti Peluru', dengan menggunakan kombinasi sampah daun tanaman ketapang, limbah jerami padi, serabut kelapa, pelepah pisang, dan kain katun.

Sedangkan, kelompok peneliti SMPN 3 Denpasar yang suskes meraih medali perak, terdiri dari Ida Ayu Nathia Candrika Prakirani (siswi Kelas VIII G), Rico Majesty Daniel Mitra (Kelas VIII E), Ida Ayu Dihyandra Putri Pramana (Kelas VIII G), Ni Made Masayu Nadhitya (Kelas VIII G), I Made Galih Darmawan (Kelas VIII E), dan I Komang Surya Prawira Tangkas (Kelas VIIIG). Perlu dicatat, Ida Ayu Nathia Candrika Prakirani merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara Wali-kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra hasil pernikahannya dengan Ida Ayu Selly Fajarini.

Tim yang diperkuat putri bungsu Walikota Denpasar ini berjaya sabet medali perak dalam kompetisi karya ilmiah internasional 'Thailand Investors Day 2020', berkat penelitian masker wajah untuk mencerahkan wajah dengam nama Ultilization of Spinach Leaves and Orange Peel Extract As a Face Glowing Mask. Masker wajah hasil karya mereka men-gkombinasikan bahan antara daun bayam dengan extract kulit jeruk, esensial oil, minyak zaitun, dan madu.

Sementara, tim peneliti SMAN 3 Denpasar yang sabet medali perunggu beranggotakan Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya (siswi Kelas IX A), I Gede Aria Arsa Wibawa (Kelas VIII C), Putu Sekarasri Upadani (Kelas VIIIE), Luh Budi Dharmaningtyas (Kelas VIII B), Dewa Gede Agung Cyahya Diva Dinata (Kelas VIII C), Anak Agung Istri Yuri Pratista Savitri (Kelas VIIB), dan Abhijana Prayata Wistara (Kelas IX L). Mereka sukses sabet perunggu berkat penelitian 'Prototype Body Pesawat' dengan menggunakan daun ketapang dan limbah jerami.

Ketua tim yang peneliti peraih medali emas, Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya, mengatakan dirinya sudah 9 kali mengikuti kompetisi karya ilmiah internasional. Sedangkan teman-teman lainnya ada yang baru pertama kali ikut, ada pula yang sudah beberapa kali berlaga di ajang internasional.

"Saya 3 kali berlaga di Thailand, 2 kali ikut kompetisi karya ilmiah di Malaysiai, 2 kali ikut kompetisi di Jepang, serta masing-masing sekali ikut kompetisi di China dan Korea,” jelas Made Galuh saat ditemui NusaBali di SMPN 3 Denpasar, Kamis (13/2).

Menurut Made Galuh, dengan berbekal pengalaman tersebut, dia dan teman-temannya bisa memberikan yang terbaik untuk Bali, khususnya Kota Denpasar. Dari segi penampilan saat kompetisi di Thailand, performa mereka sebetulnya kalah dari tim asal negara lainnya. “Itu sebabnya, kami sempat minder. Tetapi, dengan pengalaman yang dimiliki, saat presentasi dan pemaparan hasil penelitian kami bisa meya-kinkan juri, sehingga berhasil gondol medali emas,” papar Made Galuh.

Made Galuh menyebutkan, timnya membawakan penelitian tentang Prototype Rompi Anti Peluru karya Forum Peneliti Remaja (FPR). Rompi tersebut merupakan pengembangan rompi anti peluru yang saat ini dalam pengembangan seri ketiga. Rompi anti peluru ini dibuat dari kombinasi daun ketapang, jerami padi, limbah pelepah pisang, kain katun, serta serabut kelapa.

“Syukurlah, penelitian rompi anti peluru ini akhirnya berhasil gondol medali emas sekaligus Special Award dari Hongkong,” kata siswi Kelas IX A SMPN 3 Denpasar ini.

Penelitian rompi anti peluru ini, kata Made Galuh, tercetus karena melihat semakin banyaknya tindak kejahatan di Indonesia, sehingga perlu adanya perlindungan diri bagi masyarakat. Selain itu, aparat kepolisian juga menggunakan rompi anti peluru, namun itu masih barang impor yang kurang ramah lingkungan.

Menurut Made Galuh, sistem kerja dari rompi anti peluru hasil ciptaannya ini memiliki dua lapisan, yakni lapisan selosa dan lapisan material. Selosa ini berada paling depan, sehingga saat peluru mengenai rompi, lapisan selosa akan menyebarkan energi dari peluru. Kemudian, sisa energi yang tidak diserap selosa akan membentur lapisan material, sehingga tidak tembus.

"Ini merupakan penelitian lanjutan dari tahun 2017 lalu. Sebenarnya seri ketiga ini yang kita bawa ke Thailand. Kalau seri pertama hanya memiliki lapisan material, tanpa lapisan selosa. Sedangkan seri kedua sudah berisi lapisan selosa, namun masih menggunakan daun pisang. Sementara untuk seri ketiga, menggunakan bahan pelepah pisang yang lebih tebal," paparnya.

Made Galuh menyebutkan, penelitian rompi anti peluru ini merupakan kerja gabungan siswa dari SMPN 3 Denpasar, SMPN 10 Denpasar, dan SMAN 3 Denpasar. Penelitian ini sudah pernah dicoba bekerjasama dengan Polresta Denpasar, yakni aat ujicoba penembakan menggunakan peluru asli di Lapangan Tembak Perbakin kawasan Banjar Tohpati, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, beberapa waktu lalu.

Sedangkan untuk penelitian Prototype Body Pesawat, kata Made Galuh, berawal dari mode transportasi udara yang semakin lama kian meningkat peminatnya. Namun, kebanyakan pemilik pesawat masih impor bodi dengan harga yang cukup mahal. Nah, dengan penelitiannya yang dimulai sejak November 2019 ini, Made Galuh cs berhasil menghasilkan satu bentuk bodi pesawat yang kokoh, dengan me-nggunakan bahan kombinasi daun ketapang dan limbah jerami yang mudah didapatkan. Penelitian Prototype Body Pesawat ini akhirnya sukses sabet perunggu di Thailand.

Di sisi lain, ketua kelompok peneliti masker wajah SMPN 3 Denpasar, Rico Majesty Daniel Mitra, mengatakan pembuatan pencerah wajah ini menggunakan bahan ekstrak kulit jeruk, daun bayam, madu, dan minyak zaitun. Daun bayam dan kulit jeruk dipilih karena mengandung vitamin C yang berfungsi untuk mencerahkan kulit.

Menurut Rico, ide awalnya penelitian ini bermula saat dia menemukan kulit jeruk di rumahnya yang terbuang sia-sia. Dia pun mencoba mencari zat yang dikandung kulit jeruk tersebut. Ternyata, kandungannya bermanfaat untyk mencerahkan kulit wajah. "Masker wajah ini sudah kami uji kepada 50 orang, hasilnya bagus. Bahkan kandungan vitamin C-nya sudah lebih besar dari SNI," jelas siswa Kelas VIII SMPN 3 Denpasar ini.

Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 3 Denpasar, I Wayan Murdana SPd MSi, mengatakan prestasi dalam kiompetisi karya iliah internasional di Thailand ini telah bikin bangga sekolah dan daerah. Pada prinsipnya, SMPN 3 Denpasar tetap mengacu visi berprestasi tingkat internasional, berbudaya lingkungan, dan berakhlak mulia.

Dengan mengikuti lomba tingkat internasional, kata Wayan Murdana, memberikan pengalaman sekaligus motivasi belajar bagi para siswa. "Setelah sukses tiga tim dalam lomba kaerya ilmiah di Thailand, hari ini (kemarin) ada lagi tim SMPN 3 Denpasar yang berangkat untuk ikut kompetisi tingkat internasional di Surabaya. Ini sebagai bentuk komitmen kami mengembangkan siswa dan ikut mewujudkan Denpasar sebagai Kota Kreatif," jelas Murdana. *mis

Komentar