nusabali

Sepekan Jelang Galungan, Harga Bumbu Dapur Melonjak

  • www.nusabali.com-sepekan-jelang-galungan-harga-bumbu-dapur-melonjak

Masyarakat terutama kalangan ibu rumah tangga (IRT) di Buleleng, mulai kelimpungan.

SINGARAJA, NusaBali

Karena lonjakan harga kebutuhan pokok jenis bumbu, sepekan menjelang Hari Raya Galungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (19/2/2020) dan Kuningan, Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (29/2/2020).

Menurut ibu-ibu yang sempat membeli bahan bumbu, harga cabai yang sempat naik sebelumya, belum sempat turun. Namun malah dibarengi dengan kenaikan harga bawang putih, bahkan sampai 100  persen dari harga sebelumnya. Seperti pantauan NusaBali di Pasar Banyuasri, Selasa (11/2/2020), harga cabai rawit merah masih bertengger di harga Rp 50.000- Rp 55.000 per kilogram. Sedangkan, harga bawang putih yang semula hanya Rp 30.000 per kilogram, kini naik 100 persen menjadi Rp 60.000 per kilogram.

Menurut Luh Merta, pedagang bumbu dapur di Pasar Banyuasri, menyebutkan kenaikan harga bawang putih di pasaran sudah terjadi hampir sepekan terakhir. “Yang turun harga malah bawang merah. Sekarang hanya Rp 36.000 per kilogram. Kalau bawang putih Rp 60.000 per kilogram. Naik harga ini memang biasa jelang hari raya, terutama Galungan,” jelas Merta.

Kondisi yang sama juga diakui oleh pedagang di Pasar Anyar Buleleng, I Komang Widia. Dia mengatakan kenaikan harga komoditas ini bermula dari pengepul. Alasan pengepul karena keterbatasan pasokan bawang putih yang masuk dari Jawa ke Bali  atau stok yang ada di Bali.

Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMK Buleleng Dewa Made Sudiarta, dihubungi terpisah, tak menampik adanya kenaikan harga sejumlah bumbu dapur tersebut. Dari hasil pemantauannya, kenaikan harga bawang putih yang mencapai 100 persen, memang cukup tinggi. “Kalau harga di pasaran setiap hari kami pantau agar kenaikannya tidak terlalu signifikan. Tetapi sejauh ini dari hasil pemantauan ke pengepul memang sedang terjadi minim pasokan terhadap dua bahan itu (cabai dan bawang putih, Red). Hasil pantauan kami di pengepul juga memang pasokan terbatas tidak ada penumpukan stok barang,” ujar Dewa Made Sudiarta.

Dengan kondisi itu, jelas dia, Disdagprinkop UKM  Buleleng bekerjasama dengan Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Buleleng untuk melaksanakan pasar murah. Pasar murah ini untuk  mengendalikan lonjakan harga komoditas jelang Galungan dan Kuningan. “Memang jelang hari raya fenomena kenaikan harga bahan pokok selalu ada. Karena tingginya permintaan. Tetapi masih diambang wajar, sehingga nanti akan diimbangi dengan pasar murah untuk stabilissasi harga,” jelas dia.

Sementara itu, harga daging di pasaran sekitar Buleleng masih stabil. Meskipun ada isu serangan penyakit babi, ASF (African Swine Fever), yang menerpa belakangan ini, belum terlalu berpengaruh terhadap permintaan daging babi jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Besok kami agendakan pemantauan di pasar traidsional dan juga supermarket. Ini untuk memastikan bahan makanan atau makanan olahan aman untuk dikonsumsi,” imbuh Dewa Sudiarta.*k23

Komentar