nusabali

Hasil Riset Mahasiswa Undiksha, Daun Mangga Jadi Obat Sariawan dan Skincare dari VCO

  • www.nusabali.com-hasil-riset-mahasiswa-undiksha-daun-mangga-jadi-obat-sariawan-dan-skincare-dari-vco

Kaya penelitian ilmiah itu berhasil memukau di ajang Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Expotion (IPITEx) 2020 di Thailand.

SINGARAJA, NusaBali

Dua tim peneliti Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yang terdiri dari tujuh mahasiswa berjaya di tingkat internasional. Tim Undiksha berhasil meraih medali perak dan perunggu melalui hasil penelitian berupa obat sariawan dari daun mangga, dan skincare berbahan Virgin Coconut Oil (VCO) dalam Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Expotion (IPITEx) 2020 di Thailand pada Kamis (6/2/2020).

Tim obat Sariawan diperkuat oleh empat orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Undiksha yang berhasil meraih medali perak dan Tim Jurusan Fisika Fakultas MIPA Undiksha melalui skincare dari VCO yang menyabet medali perunggu diperkuat oleh tiga orang mahasiswa. Tim pertama adalah tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Undiksha. Tim yang digawangi Made Suda Cakra Wibawa, Ketut Alit Wira Adi Kusuma, Hendry Juniartha, Tharissa Caraswathi Sugita, dan Anak Agung Ayu Lie Lhianza Mahendra Putri berhasil meraih medali perak. Gabungan mahasiswa semester II dan IV Undiksha ini memutuskan membuat obat SAR (Stomatitis Aphtosa Recurent) atau lebih dikenal dengan sariawan. Obat yang berupa gel itu diformulasikan dari bahan alami yakni daun mangga.

Menurut kordinator tim Made Suda Cakra Wibawa, Senin (10/2/2020), munculnya ide itu dilandasi dengan kearifan lokal masyarakat Bali, serta memperhatikan dampak limbah bagi lingkungan. Daun mangga dipilih sebagai bahan dasar gel obat sariawan itu karena secara kimiawi sudah terbukti mampu menghambat pertumbuhan jamur candida albicans, penyebab sariawan.

Tim FK Undiksha ini pun melakukan beberapa kali tes untuk memantapkan hasil penelitian mereka.  “Kami melakukan penelitian sekitar lima bulan melalui berbagai pengujian baik uji intrivo, uji senyawa metabolit primer dan uji daya hambar konsentrasi. Senyawa dari daun mangga dikemas menjadi bentuk gel agar praktis dan efisien digunakan masyarakat,” jelasnya.  

Selain juga mereka melakukan pendekatan secara sosio ekonomi juga dilakukan untuk membuat produk mudah digunakan. Usai memantapkan penelitiannya, empat  mahasiswa FK Undiksha ini pun membulatkan tekadnya ikut ajang IPITEx yang diselenggarakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT) di Bangkok International Trade & Exhibition (BITEC).

Setelah mengirimkan abstrak penelitiannya yang diseleksi secara nasional, selanjutnya dinyatakan lolos mereka memenuhi persyaratan administrasi dan mendapatkan undangan oleh NRCT untuk mempresentasikan hasil penelitian langsung di Bangkok, Thailand. Tim FK Undiksha ini pun sesampainya di Negeri Gajah Putih menghadapi ratusan lawan dari 23 negara yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.  Selain itu mereka juga memamerkan hasil penelitian.

Setelah berhasil meraih prestasi di tingkat Internasional tim FK Undiksha ini pun akan memaksimalkan kembali produk penelitiannya melalui pengujian lainnya seperti identifikasi senyawa primer yang menjadi kelemahan saat beradu dengan peneliti muda lainnya. Selain itu setelah nanti produk mereka sempurna mereka juga berencana akan mengenalkan produknya ke masyarakat luas. “Harapan kami produk kami ini bisa dinikmat dan dimanfaatkan oleh masyarakat pada umumnya,” jelas Cakra.

Sedangkan tim kedua yang juga lolos di ajang yang sama dari Fakultas MIPA diperkuat oleh I Wayan Arnata, Cokorda Gde Krisparinama dan Ni Made Radha Jiwantini. Mahasiswa program studi Pendidikan Fisika ini berhasil menyabet medali perunggu berkat produk skincare. Arnata menjelaskan dalam pembuatan produk, timnya berusaha menggali potensi lokal dari Bali untuk bisa dikembangkan dan memiliki nilai jual.

Hasil kajiannya pun mengarah ke VCO yang kemudian tercetus menjadi ide untuk mengembakan skincare berbahan VCO dengan kombinasi minyak atsiri dari bunga kamboja dan cempaka. Arnata, Krispa dan Radha berjuang sangat keras untuk dapat sukses di penelitian inovatif mereka. Dalam proses penelitiannya mereka sangat teliti. Mulai dari pembuatan naskah dan abstrak dengan landasan jurnal-jurnal yang relevan dan mendukung penelitian produk, membuat produk, menguji produk di laboratorium, menguji efektifitas produk untuk menghambat skin aging, membuat desain kemasan produk, menguji organoleptik produk di kawasan singaraja dan selanjutnya mendaftarkan produk ke hak cipta. “Berdasarkan uji lab, produk ini efektif sebagai anti aging. Kami sudah lakukan uji coba pada kulit ayam dan juga 30 orang responden di seputar kota Singaraja. Kami juga melihat prospek pasar produk ini bagus,” jelas Arnata.

Sementara itu Rektor Undiksha, Prof Dr I Nyoman Jampel MPd dikonfirmasi terpisah  mengapresiasi prestasi yang diraih anak diidknya. Terlebih untuk FK yang baru berdiri tahun 2018 telah mampu melahirkan SDM yang kompetitif. “Ini capaian yang luar biasa. FK masih sangat muda, tetapi mahasiswanya sudah bisa tampil ditingkat internasional,” ucap Jampel. Dirinya juga mengapresiasi kerja hebat mahasiswa lainnya dari berbagai jurusan yang sudah mampu bersaing di dunia internasional.*k23

Komentar