nusabali

Tak Hanya Kuta, Desa Adat Bugbug Punya Objek Pasir Putih

  • www.nusabali.com-tak-hanya-kuta-desa-adat-bugbug-punya-objek-pasir-putih

Objek wisata yang mengandalkan hamparan pasir putih tak hanya ada di Kuta, Badung

AMLAPURA, NusaBali

Di Karangasem, tepatnya di Banjar Bugbug Kelodan, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, ada Objek Wisata Pasir Putih.

Objek ini dikelola oleh krama Desa Adat Bugbug. Objek ini kini telah menambah pendapatan kas desa adat setempat, sekitar Rp 75 juta per bulan. Pendapatan ini hanya dari penjualan tiket masuk objek, untuk wisatawan asing Rp 10.000/orang dan wisatawan lokal Rp 5.000.

Ketua Badan Pengembang Pariwisata Desa Adat Bugbug I Gede Putra Arnawa menjeslaskan, untuk membangun Objek Wisata Pasir Putih ini diawali membangun akses jalan menuju titik objek. Biayanya sekitar ratusan juta rupiah. Mulai dari membuka jalan sepanjang 2,7 kilometer, berlanjut pengerasan, mengaspal, dan betonisasi. Terakhir membangun areal parkir seluas 1,5 hektare di Pantai Pasir Putih. Areal parker ini menggunakan paving. Seluruh proses pembangunan itu dilakukan secara swadaya. "Kami memberikan kelancaran setiap pengunjung, melintasi akses jalan menuju pantai, menikmati parkir yang memadai. Hanya dengan bayar tiket masuk Rp 10.000 untuk wisatawan asing. Pengunjung bebas berselfie, jalan-jalan, dan mandi di laut," kata Putra Arnawa, di kediamannya, Banjar Bugbug Kaler, Desa Bugbug, Sabtu (1/2).

Jelas dia, inovasi krama desa adat ini telah meningkatkan pendapatan desa adat jauh lebih besar dari sebelumnya, hanya Rp 20 juta per tahun. Inovasi ini menyusul pesatnya perkembangan industri pariwisata secara umum dan potensi alam yang ada di Desa Bugbug.

Menurut Putra Arnawa, potensi wisata alam yang telah mendatangkan pendapatan, baru dari Pantai Pasir Putih dan Perkemahan Taman Harmoni Bali Bukit Asah, Desa Bugbug.

Sedangkan dari Pantai Pasih Kelod dan Objek Wisata Candidasa, belum memberikan kontribusi. Rencana, nantinya pengembangan Objek Wisata Bukit Gumang yang dihuni banyak monyet.

Besarnya pemasukan dari pengelolaan dua objek wisata itu, jelas dia, menjadikan masyarakat desa secara tidak langsung menikmati hasil pembangunan desa. Krama desa adat tidak lagi perlu kena paturunan (iuran) ke desa adat. Iuran ini baik untuk pembangunan fisik di desa maupun untuk keperluan beragam upacara.

Selama ini, di Desa Adat Bugbug dikenal ada upacara besar, yakni Usaba Manggung, Usaba Kelod, Usaba Bukit Gundul, Usaba Gumang, Usaba Pengalapan, Usaba Pasujan, dan Usaba Kaja. Desa Adat Bugbug mewilayahi 12 banjar adat yakni Banjar Geria, Puseh, Bancingah, Madya, Dharma Laksana, Segaa, Celuk Kangin, Celuk Kauh, Dukuh Tengah, Baruna, Samuh, dan Asah. Sedangkan banjar dinas terbagi 7 yakni Banjar Bugbug Kaler, Banjar Bugbug Kaleran, Banjar Bugbug Kelod, Banjar Bugbug Kelodan, Banjar Samuh, Banjar Tengah dan Banjar Bugbug Tengahan, berpenduduk 13.017 jiwa.

Jelas Putra Arnawa, di Pantai Pasir Putih banyak dagang bermunculan. Sementara mereka tidak kena pungutan apa pun ke Desa Adat Bugbug. Karena krama yang berjualan berasal dari Desa Adat Bugbug. ‘’Asalkan, mereka turut menjaga kebersihan dan memelihara rasa aman dan nyaman. Sehingga wisatawan betah berwisata di pantai berpasir putih ini,’’ jelasnya. *k16

Komentar