nusabali

Langganan Banjir Tiap Musim Hujan, Warga Harapkan Penanganan Serius

Pasca Banjir Bandang di Banjar Ulundanu, Desa Songan, Kintamani, Bangli

  • www.nusabali.com-langganan-banjir-tiap-musim-hujan-warga-harapkan-penanganan-serius

Bupati instruksikan ASN asal Desa Songan kembali ke kampung dan ikut gotong royong, jika tidak hadir ancaman bagi pegawai mutasi dan bagi pejabat terancam non job.

BANGLI, NusaBali 
Wilayah Banjar Ulundanu, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, langganan kebanjiran ketika musim hujan tiba. Kemudian banjir bandang yang menerjang wilayah Banjar Ulundanu pada, Jumat (7/2) sore, dikatakan sebagai banjir paling besar dari tahun-tahun sebelumnya. Atas kondisi tersebut, warga mengharapkan ada penanganan serius dari pemerintah. Di sisi lain, akibat banjir bandang tersebut puluhan rumah warga tergenang air serta lumpur.

Salah seorang warga, Ketut Sidin alias Jro Kardi Sriani, menuturkan jika banjir bandang pada, Jumat sore terjadi pasca hujan deras yang melanda wilayah Kintamani. Posisi Banjar Ulundanu berada di bawah, ketika hujan sudah dipastikan akan mendapat kiriman banjir.

"Jika tidak segera dicarikan jalan keluar, sudah tentu setiap tahunnya bencana ini akan terulang," ungkapnya. Dia berharap dibuatkan saluran air, serta dibuatkan tanggul sehingga air tidak menggenangi rumah warga. Sementara itu saat disinggung terkait kerusakan akibat banjir, Ketut Sidin mengatakan sejumlah peralatan elektronik seperti komputer tergenang air, begitu juga seisi rumahnya. Diakui saat kejadian rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal ke ladang untuk mengurus panen bawang. 



"Saat kejadian rumah dalam keadaan sepi, jadi tidak ada yang memindahkan barang-barang," jelasnya sembari membersihkan lumpur yang menggenangi rumah nya.

Sementara itu, karena rumah masih dipenuhi lumpur, untuk sementara Ketut Sidin bersama anggota keluarga tinggal di pondokan. "Kebetulan kami memiliki tempat tinggal dekat ladang. Rencana barang-barang di rumah ini akan kami pindahkan ke pondokan," katanya.

Di sisi lain, tim gabungan TNI/Polri dan ASN di lingkungan Pemkab Bangli serta warga gotong royong membersihkan lumpur yang menutup rumah warga maupun akses jalan. Sejumlah alat berat juga diturunkan, baik milik Pemkab Bangli hingga dukungan dari pemerintah pusat.

Untuk penanganan banjir bandang ini, Bupati Bangli, I Made Gianyar, juga langsung turun tangan. Bahkan bupati asal Desa Bunutin, Kintamani ini memerintahkan seluruh ASN asal Desa Songan kembali ke kampung dan ikut gotong royong. Bila tidak hadir ancaman bagi pegawai mutasi dan bagi pejabat terancam non job.

"Kami sudah perintah BKD untuk mendata seluruh pegawai. Jika terjadi bencana di suatu daerah, ASN yang harus sigap dan terjun langsung. Kita yang punya wilayah tentu harus lebih tahu," ungkap Bupati Made Gianyar.

Kata Bupati Made Gianyar, banjir ini merupakan masalah tahunan dan memang banjir ini kiriman dari wilayah yang posisi di atas Desa Songan. Terkait kondisi ini pihaknya sudah berkoordinasi, agar dibuatkan tanggul di masing-masing desa. "Kami sudah instruksikan Bappeda dan Dinas PU untuk melakukan kajian dan langsung memproses DED," tandasnya.

Lanjutnya, tanggul tidak hanya untuk mengatasi banjir di musim hujan semata. "Ketika musim hujan air bisa ditampung namun ketika musim kering air ini bisa dilarikan untuk kebutuhan pertanian," sebut bupati di sela-sela kegiatan gotong royong.

Dengan kondisi anggaran Bangli yang pas-pasan, pihaknya berencana segera mengusulkan ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Selanjutnya, Kepala Pelaksana BPBD Bangli, Ketut Gede Wiradana, mengatakan warga yang terdampak banjir sudah mulai membersihkan rumahnya masing-masing. Sejauh ini warga masih bisa menempati rumah mereka. "Kemarin warga sempat mengungsi di rumah kerabatnya. Namun kini sudah kembali ke rumah masing-masing. Terdata ada 33 KK yang terdampak banjir bandang Jumat sore tersebut," tandasnya.

Hanya saja, belum diketahui pasti kerugian yang ditimbulkan akibat banjir bandang tersebut. Sementara pasca banjir bandang menerjang wilayah Banjar Ulundanu, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli material banjir mengakibatkan akses jalan tertutup lumpur. Aktivitas pengerukan lumpur sempat terhenti akibat bahan bakar minyak (BBM) habis. Warga pun patungan membeli BBM.

Pantauan di lokasi, sejumlah warga meminta sumbangan seikhlasnya. Uang yang terkumpul akan dibelikan BBM untuk alat berat yang digunakan untuk pengerukan. "BBM (solar) habis jadi alat berat tidak bisa kerja, maka kami patungan sekarang membeli BBM," ungkapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Sarana Prasarana Dinas PUPR Perkim Bangli, Putu Dedy Upariawan, mengatakan untuk penanganan pasca banjir bandang, diterjunkan dua unit alat berat berupa loader dan ekskavator. Pihaknya tidak menampik warga patungan untuk membeli BBM. Kemudian untuk BBM, kata Putu Dedy dana dicover dari BPBD. 



"Kami menyiapkan alat dan untuk BBM dicover BPBD. Karena memang kami tidak ada anggaran," ujarnya. Di sisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Bangli, Ketut Gede Wiredana menampik jika ada warga yang patungan membeli BBM. Ditegaskan untuk penanganan bencana sudah ada anggaran yang disiapkan. "Dana kebencanaan sudah ada, tentunya dana tersebut dimanfaatkan untuk penangan bencana ini," jelasnya singkat.

Sebelumnya diberitakan hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Kintamani, Bangli, Jumat (7/2) sore, menimbulkan bencana banjir bandang di Banjar Ulundanu, Desa Songan A. Sedikitnya 30 rumah dilaporkan terendam lumpur, hingga pemiliknya harus mengungsi ke tempat aman. Selain itu, 28 kendaraan roda empat dan roda dua juga tenggelam.

Informasi di lapangan, hujan deras mulai mengguyur kawasan Desa Songan A dan Desa Songan B, Jumat sore 15.00 Wita. Beberapa menit kemudian, banjir bandang menerjang wilayah Banjar Ulundanu, tepatnya di jalur menuju Pura Ulun Danu Ba-tur di Desa Adat Songan. Luapan air bercampur lumpur meluber dari kawasan uta-ra, yakni Desa Pinggan dan Desa Belandingan. *esa

Komentar