nusabali

Dewan Usulkan SDN 6 Ubung Direlokasi

Perbaikan Senderan Dimulai Maret, Siswa Dipindah ke SDN 4 Ubung

  • www.nusabali.com-dewan-usulkan-sdn-6-ubung-direlokasi

Anggota Dewan Kota Denpasar langsung turun ke lokasi seusai rapat, siang kemarin.

DENPASAR, NusaBali

Siswa dan guru SDN 6 Ubung kini mulai bisa bernafas lega, sebab Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida akan melakukan perbaikan terhadap senderan sungai yang longsor. Namun, untuk antisipasi bencana, DPRD Kota Denpasar mengusulkan sekolah yang berlokasi di Banjar Anyar, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara ini dilakukan relokasi ke tempat yang lebih strategis.

Hal itu terungkap dalam rapat kerja Komisi III dan Komisi IV DPRD Kota Denpasar dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar serta BWS Bali-Penida, di ruang rapat kantor DPRD Kota Denpasar, Kamis (6/2). Dewan langsung turun ke lokasi seusai rapat yang digelar dari pukul 10.00 Wita hingga pukul 12.00 Wita.

Rapat tersebut dipimpin Ketua Komisi III Eko Supriadi dan Ketua Komisi IV I Wayan Duaja, dihadiri sejumlah anggota komisi III dan IV. Hadir juga Kepala Disdikpora Kota Denpasar I Wayan Gunawan, Kasi Pelaksanaan BWS I Wayan Suteja, Sekretaris Camat Denpasar Utara AA Gede Bagus Mahayana, pihak Dinas PUPR, Perbekel Desa Ubung Kaja I Wayan Astika, Kepala Sekolah SDN 6 Ubung Ni Luh Putu Sri Gunawati dan Kepala Sekolah SDN 2 Ubung IB Putu Sudiarta.

Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar, Eko Supriadi mengatakan, saat ini masih banyak sekolah-sekolah SD di Kota Denpasar yang belum mendapatkan perehaban. Pihaknya mengingatkan untuk dilakukan perehaban secara prioritas khususnya di SDN 6 Ubung dan SDN 2 Ubung yang sudah lama tidak mendapatkan perehaban ditambah kondisi yang sudah parah.

Kondisi tersebut membuat terancamnya siswa dan guru yang saat ini sudah dipindahkan ke ruangan sebelah timur. "Disdikpora untuk tahun ini tolong diprioritaskan perbaikan fisik sekolah. Dalam hal ini yang paling urgent dilakukan perbaikan yakni SDN 2 Ubung dan SDN 6 Ubung yang harus segera diprioritaskan," tegasnya.

Ketua Komisi IV dari Fraksi Golkar, I Wayan Duaja menambahkan, khusus SDN 6 Ubung, senderan yang jebol harus segera dilakukan perbaikan oleh BWS. Sebab, dari tahun 2014 senderan tersebut belum diperbaiki hingga saat ini. Bahkan tahun 2017 terjadi longsor yang merembet ke bawah kamar mandi dan gedung selatan sekolah.

Jika tidak diperbaiki segera, maka kamar mandi dan gedung sekolah yang berisi 3 ruang kelas terancam ikut tergerus. Hal itu dapat membahayakan siswa dan guru yang mengajar. "Khususnya SDN 6 Ubung, harus segera BWS ditindaklanjuti. Kalau tidak ini akan terus tergerus ditambah musim penghujan saat ini. Tolong itu ditindaklanjuti," pintanya.

Anggota dewan lainnya dari Fraksi Demokrat, AA Susruta Ngurah Putra menyebut jika SDN 6 Ubung tersebut didiamkan maka akan membahayakan satu generasi yang sedang mengenyam pendidikan. Kata Susruta, jika sekolah sudah membahayakan siswa, maka harus segera diproses. Jika sudah diproses, Susruta meyakini pasti ada celah untuk memasukan anggaran untuk yang benar-benar urgent.

"Ini kan membahayakan bagi 500-an siswa. Ini harus aktif komunikasi ke provinsi khusus SDN 6 Ubung ini. Sebab, sesulit apapun saya yakin ada celah untuk masuk. Karena jika ini jebol, saya tidak bisa membayangkan akan membahayakan satu generasi ini," ungkapnya.

Anggota Komisi III lainnya, dari Fraksi NasDem-PSI, Agus Wirajaya selaku wakil rakyat dari Ubung menyarankan, sekolah tersebut harusnya dilakukan relokasi. Hal itu karena posisi sekolah yang kurang strategis untuk keamanan jika terjadi bencana kebakaran maupun gempa. Sebab, posisi sekolah berada di gang sempit dan tepat di bibir sungai ujung Tukad Badung (Dam Merta Gangga).

Jika memungkinkan, Agus meminta pihak Disdikpora bisa berkomunikasi dengan perbekel untuk mencari lokasi yang lebih strategis. "Setelah dilihat dan saya sempat koordinasi dengan perbekel itu alangkah baiknya dilakukan relokasi. Sebab, posisinya berada di gang sempit jika ada kebakaran pemadam sulit masuk. Begitu juga dengan gempa mereka akan lari kemana kalau ke belakang sudah sungai ke depan gang sempit. Satu-satunya harus relokasi," ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Kasi Pelaksanaan BWS, I Wayan Suteja mengaku sudah mendapatkan realisasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 4,4 miliar. Untuk saat ini kata dia, proses penyenderan tersebut sudah dalam proses tender di ULP. Jika tidak ada kendala, penandatanganan kontrak akan dilakukan akhir bulan Februari 2020.

Sedangkan mulai penggarapan senderan direncanakan awal Maret 2020. "Pagunya Rp 4,4 miliar. Kita masih proses tender, Maret semoga tidak ada kendala jadi bisa kita mulai proses senderan itu. Sekarang sudah masuk di oengadaan barang dan jasa. Anggaran dari APBN tahun 2020," jelasnya.

Sementara Perbekel Desa Ubung Kaja, I Wayan Astika mengatakan, masalah lahan relokasi, desa dinas tidak memiliki lahan yang diwajibkan minimal 25 are. Dia menyarankan untuk Disdikpora berkomunikasi dengan desa adat. “Di desa dinas tidak ada. Luas tanah tidak mencukupi minimal 25 are. Silahkan Pemkot dan Disdikpora bisa menghubungi bendesa adat bagaimana solusinya, bisa atau tidak direlokasi," jelasnya.

Sementara Kepala Sekolah SDN 6 Ubung Ni Luh Putu Sri Gunawati mengatakan jika dilakukan perbaikan senderan, pihaknya harus memindahkan siswanya sementara ke sekolah lain. Pihaknya berencana untuk meminjam SDN 4 Ubung selama masa perbaikan agar proses belajar tidak terganggu dengan suara alat berat. "Saya mau koordinasi dulu ke Disdikpora apakah ini bisa minjam di SDN 4 atau SDN 2 Ubung. Kami pindahkan soalnya mau UAS jadi biar tidak terganggu oleh suara alat berat," jelasnya. *mis

Komentar