nusabali

Janda Dibunuh Karyawannya karena Rasa Sakit Hati

Sebelum Membunuh, Tersangka Ajak Pergi Anak dan Cucu Korban

  • www.nusabali.com-janda-dibunuh-karyawannya-karena-rasa-sakit-hati

Misteri pembunuhan seorang janda yang tinggal di Jalan Ahmad Yani Gang Merpati Nomor 183 Denpasar, Senawati Candra, 55, Rabu (5/2) siang, mulai terkuak.

DENPASAR, NusaBali

Tersangka berinisial SF, 38, diduga nekat menghabisi nyawa korban karena sakit hati lantaran sering dimarahi oleh bosnya di usaha toko alat-alat bangunan tersebut.

Informasi dari sumber kepolisian, Kamis (6/2), saat datang ke rumah Senawati Candra, Rabu pagi sekitar pukul 10.00 Wita untuk menjalankan aksinya, tersangka SF bertemu anak sulung korban, Andi Cahyadi, 34, dan Jevan (putra dari Andi Cahyadi atau cucu korban). Agar kedoknya tidak terungkap, tersangka SF (diduga inisial dari Sakim Fadillah, Red) kemudian mengajak Andi Cahyadi dan putranya, Jv, 6, ke rumah kerabatnya bernama Nurahmad di Jalan Salya Denpasar.

Saat menuju Jalan Salya Denpasar, mereka naik motor Honda Beat DK 3622 AV berboncengan. Motor tesebut milik Andi Cahyadi. Setelah anak dan cucunya pergi ke Jalan Salya, korban Senawati Candra praktis seorang diri di rumah. Sementara, tersangka SF pamit duluan setelah Andi Cahyadi dan Jv tiba di rumah Nurahmad. Tersangka asal Jember, Jawa Timur ini balik duluan ke rumah korban yang masuk wilayah Banjar Hita Bhuana, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara dengan alasan hendak mengambil helm.

Ternyata, kata sumber tadi, tersangka SF balik untuk menghabisi nyawa korban Senawati Candra. Setelah menghabisi nyawa janda berusia 55 tahun itu, tersangka SF balik kembali ke rumah Nurahmad di Jalan Salya Denpasar. Di sana tersangka meminta tolong Andi Cahyadi untuk mengantarnya sholat ke Jalan Nusa Kambangan Denpasar.

Nah, saat dalam perjalanan itulah Andi Cahyadi ditelepon oleh adiknya, Kevin, 16. Dalam telepon, Kevin yang baru pulang setelah sejak pagi keluar rumah mengabarkan bahwa ibunya, Senawati Candra, ditemukan terkapar bersimbah darah. Namun, pemberitahun adiknya itu ditanggapi santai oleh Andi Cahyadi, seraya meminta agar segera dibawa ke rumah sakit.

Selanjutnya, kata sumber tadi, Kevin kirim foto kondisi ibunya melalui WA. Saat itulah Andi Cahyadi kadet, hingga memutuskan pulang bersama putranya, Jv, setelah mengantar tersangka SF ke tempat sholat. Setibanya di rumah, Rabu siang pukul 12.00 Wita, Andi Cahyadi mendapati ibunya sudah tewas bersimbah darah.

Korban Senawati Candra ditemukan tergeletak telungkup di lantai, dalam kondisi luka di bagian kepala. Kedua tangan korban terlipat di samping kepalanya yang menghadap ke barat dan kaki arah timur. Korban masih menggunakan baju kaos warna merah dan celana panjang warna hitam. Selain di dalam kamar, ceceran darah juga ditemukan di teras depan, lantai ruang tamu, dan lantai dapur.

Sementara, tersangka SF akhirnya berhasil ditangkap tim gabungan Polsek Denpasar Barat dan Polresta Denpasar, Rabu sore pukul 17.00 Wita. Namun, belum jelas di mana pelaku ditangkap. Yang pasti, 1 jam pasca ditangkap, pelaku SF langsung digiring polisi ke lokasi TKP, Rabu petang pukul 18.00 Wita.

Menurut sumber NusaBali, pelaku SF nekat membunuh korban Senawati Candra, karena sakit hati. "Tersangka jengkel karena sering dimarahi bosnya itu (korban). Tersangka juga mengaku sering dicacimaki oleh bosnya," terang sumber tadi.

Disebutkan, dalam melakukan aksinya, tersangka SF beraksi seorang diri, tanpa melibatkan siapa pun. "Ada yang bilang kalau anak korban ikut terlibat, itu tidak benar. Anaknya (Andi Cahyadi) memang benci sama ibunya, tapi dia tidak ikut terlibat dalam pembunuhan ini. Awalnya memang sempat dicurigai. Tapi, setelah diperiksa, ternyata tidak ada bukti keterlibatannya."

Dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin, Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus pembunuhan janda ini. Kombes Ruddi enggan berkomentar terkait motif pembunuhan. "Kita masih melakukan penyelidikan. Besok (hari ini) saya akan berikan keterangan resmi. Saat ini masih dilakukan penyelidikan," kata Kombes Ruddi.

Sementara itu, Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, telah melakukan Pemeriksaan Luar (PL) terhadap jenazah Senawati Candra, janda korban pembunuhan oleh karyawannya. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah luka memar dan luka robek di tubuh korban.

Menurut dokter spesialis forensik, dr Dudut Rustiyadi SpF, korban mengalami luka robek akibat kekerasan benda tumpul. Luka robek dialami di bagian kepala. “Kami terima jenazah korban Rabu sore pukul 16.45 Wita. Kami menemukan beberapa luka terutama di area kepala. Yang kami temukan tersebar di daerah kepala mulai dari dahi, kepala bagian atas, hingga kepala bagian samping kanan dan kiri. Kami juga temukan luka di daerah telinga kiri dan batang hidung,” papar dr Dudut saat dikonfirmasi NusaBali, Kamis kemarin.

Selain luka robek, kata dr Dudut, pihaknya juga menemukan luka memar di dahi, wajah, bibir, dan di punggung tangan kanan korban. Hingga Kamis kemarin, jenazah korban Senawati Candra masih dititip di Kamar Jenazah RSUP Sanglah, mengingat ada permintaan otopsi dari Polresta Denpasar. Namun, karena pihak keluarga korban belum ada yang mengkonfirmasi atau mengunjungi jenazah, maka proses otopsi tidak bisa segera dilakukan.

“Sampai saat ini belum ada pihak keluarga yang menghubungi, sehingga belum bisa otopsi. Jika dalam waktu tiga hari belum juga ada pihak keluarga yang mengkonfirmasi bahwa jenazah tersebut adalah anggota keluarganya, maka sesuai Undang-undang, kami tetap melakukan otopsi tanpa pemberitahuan keluarga lagi,” tandas dr Dudut. *pol,ind

Komentar