nusabali

Komisi II DPRD Badung Usul Peternak Babi Dapat Asuransi

  • www.nusabali.com-komisi-ii-dprd-badung-usul-peternak-babi-dapat-asuransi

Komisi II DPRD Badung yang antara lain membidangi soal pertanian, minta instansi terkait mencari jalan keluar atas kasus kematian babi.

MANGUPURA, NusaBali
Komisi II juga menilai perlu mempertimbangkan untuk memberikan asuransi kepada peternak, sehingga bila terjadi kasus kematian hewan ternak, para peternak tidak terlalu merugi.

Wakil Ketua I Komisi II DPRD Badung I Nyoman Dirga Yusa menyampaikan keprihatinannya atas maraknya kasus kematian babi di Gumi Keris. Terlebih, kasus yang paling banyak muncul berada di daerah asalnya, yakni Kecamatan Abiansemal. “Instansi terkait memang sudah turun ke lapangan. Tapi setelah turun apa yang bisa dilakukan penanganannya, sehingga peternak punya harapan baru,” katanya, Minggu (2/2).

“Menurut saya, karena peternak babi di Badung cukup besar, perlu kiranya dipertimbangkan untuk memberikan asuransi. Tujuannya untuk mengantisipasi kasus seperti ini. Dengan begitu, peternak tidak terlalu merugi,” kata politisi PDIP tersebut.

Dirya Yusa menambahkan, akan melakukan kajian dan berdiskusi dengan sesama anggota dewan lainnya. “Saya akan lihat apakah pemberian asuransi memungkinkan secara aturan. Kalau memungkinkan, kenapa tidak memberikan asuransi. Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) yang saya tahu ada. Kenapa tidak asuransi untuk ternak babi juga diberikan,” tandasnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung Wayan Wijana, saat dikonfirmasi terkait kemungkinan untuk memberikan asuransi untuk peternak babi, tak banyak memberikan jawaban. Sebab, sejauh ini belum ada aturan tentang hal itu.

“Ada sejumlah warga yang menanyakan hal ini. Namun, kami belum mempunyai dasar hukum untuk memberikan asuransi pada ternak babi, sehingga kami belum bisa memberikan asuransi terhadap peternak babi,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 564 ekor babi di Kabupaten Badung dilaporkan mati mendadak sepanjang Januari 2020. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung pun telah mengusut kasus kematian babi ini untuk memastikan penyebabnya.

Laporan yang masuk ke Bagian Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, sejumlah babi yang mati paling banyak di antaranya di Kecamatan Abiansemal dan Kecamatan Mengwi. Sayangnya, sejauh ini belum diketahui pasti penyebabnya.

Meski belum diketahui penyebabnya, ada tiga penyakit yang biasanya menyerang babi, yaitu cholera atau umum dikenal sebagai classical swine fever (CSF), Streptococcus Suis, serta yang paling berbahaya dan belum ditemukan obatnya adalah african swine fever (ASF). *asa

Komentar