nusabali

Festival Nyurat Aksara Bali Diikuti 2.020 Peserta

  • www.nusabali.com-festival-nyurat-aksara-bali-diikuti-2020-peserta

Bulan Bahasa Bali 2020 terasa istimewa karena digelar selama 27 hari, dan ada nyurat aksara yang pesertanya melimpah hingga 2.020 orang.

DENPASAR, NusaBali.com
Gubernur Bali, I Wayan Koster membuka Bulan Bahasa Bali pada  Sabtu (1/2/2020) dengan pemukulan kulkul di Gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar.  Gelaran yang berlangsung hingga 27 Februari 2020,  dirangkaikan dengan Festival Nyurat Aksara Bali yang diikuti oleh 2.020 peserta .

Dibandingkan tahun sebelumnya, terdapat beberapa perbedaan.  “Tahun lalu cuma bisa diadakan empat kali di tiap minggu, nah di tahun ini kita selenggarakan penuh satu bulan dari tanggal 1 sampai 27 Februari,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan ‘Kun’ Adnyana.  “Hal kedua, kita memastikan semua kegiatan itu berhubungan dengan tema, tema Atma Kerthi, kalau tahun lalu masih belum dibingkai satu tema,” lanjutnya.

Festival tahun ini mengusung tema ‘Melarapan Bulan Bahasa Bali, Nyujur Atma Kertih’. Tema tersebut diaplikasikan dalam 17 ragam wimbakara (lomba), tiga krialoka (lokakarya) dan empat widyatula (diskusi), dan 15 peserta prasara (pameran) dengan peserta dari perguruan tinggi, organisasi bahasa, serta perajin. 

Adapun Festival Nyurat Aksara Bali merupakan acara dengan total peserta yang masif, yakni diikuti oleh 2.020 peserta dari berbagai kalangan. Jumlah ini, merupakan dua kali lipat peserta tahun lalu yang diikuti oleh 1.000 peserta. “Pesertanya ini garda depan kita. Kita punya 619 penyuluh bahasa Bali, terus juga siswa-siswi SMA/SMK se-Bali yang memang kewenangan provinsi, lalu ada masyarakat umum dan pendidik,” lanjut I Wayan ‘Kun’ Adnyana. 

Kedua ribu dua puluh peserta yang mengikuti kegiatan Nyurat Aksara Bali ini menuliskan  bait yang diambil dari kakawin Nitisastra.IV.7 pada daun lontar dengan menggunakan alat pengrupak atau pisau khusus untuk menorehkan aksara pada daun lontar. “Kami berkeinginan untuk memasyarakatkan bahasa sastra dan aksara Bali itu benar-benar menjadi gaya hidup, jadi bisa trendy dengan bahasa,” harap Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini.*yl

Komentar