nusabali

Sumbang ke Desa Adat Rp 80 Juta - Rp 200 Juta/Bulan

Paket Wisata Kemah di Bukit Asah Bugbug

  • www.nusabali.com-sumbang-ke-desa-adat-rp-80-juta-rp-200-jutabulan

Daya kreasi prajuru dan krama Desa Adat Bugbug, Desa  Bugubug, Kecamatan Karangasem, dalam menambah pundi-pundi desa adat, patut dicontoh.

AMLAPURA, NusaBali
Desa ini mengembangkan Paket Wisata Kemah di Bukit Perkemahan Taman Harmoni Bali Bukit Asah di  Banjar Bukit Asah, Desa Bugbug.

Meski tergolong baru, paket wisata tersebut amat diminati para wisatawan domestik, baik lokal maupun luar Bali. Pengunjung wisata ini membeludak hingga kekurangan tenda kemah saat hari libur. Paket wisata ini telah memberikan kontribusi ke Desa Adat Bugbug hingga Rp 200 juta/bulan.

Paket wisata ini menarik minat pelancong karena di lokasi terdapat panorama laut, bukit, matahari terbit, matahari terbenam dan lalulalang kapal berlayar dari Pelabuhan Padangbai, Karangasem - Pelabuhan Lembar, Lomok, dan sebaliknya.

Pengunjung rata-rata baru pertama kali datang. Kebanyakan mendapatkan informasi dari media sosial, atau dari rekannya yang telah pernah berkemah. Pantauan NusaBali, memasuki cuti bersama, pengunjung berkemah cukup padat di lokasi Bukit Perkemahan Taman Harmoni Bali Bukit Asah, Banjar Bukit Asah, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Sabtu (1/2).

Lokasi wisata kemah itu di lahan bukit dengan geografis berterasering menghadap ke selatan atau arah laut. Lahan seluas 2,5 hektare ini milik Desa Adat Bugbug. Setiap tenda kebagian panorama laut. Fasilitas yang ada yakni 18 tenda VIP masing-masing ukuran 3 meter x 6 meter, dilengkapi fasilitas dua spon, dan dua colokan listrik. Sedangkan di depan tenda, disediakan dua kursi, meja, dan lampu. Sehingga pengunjung bisa bersantai di depan tenda. Khusus untuk pengunjung yang memesan tenda VIP, juga kebagian satu ikat kayu bakar, bisa digunakan membuat api unggun di malam hari.

Fasilitas lainnya tersedia, tujuh kamar mandi, dan tersedia empat warung makanan. Bagi yang menginginkan makanan, bisa dipesan melalui penjaga. Juga tersedia 50 tenda ukuran sedang, masing-masing ukuran 2 meter x 3 meter. Tenda ukuran sedang bisa dipindah-pindah sesuai selera untuk mendapatkan panorama yang diinginkan pengunjung, juga dapat fasilitas kursi dan meja di depan tenda. Sedangkan tenda VIP dipasang permanen.

Sewa tenda VIP semalam Rp 300.000, sedangkan sewa tenda sedang Rp 150.000. Biasanya di malam minggu atau hari libur, pengunjung membeludak. Saat malam Tahun Baru 2020, dan Umanis Galungan, pengunjung hingga tidak kebagian tenda.

Guna mengantisipasi agar semua pengunjung kebagian tenda, maka pihak pengelola meminjamkan tenda milik warga.

Berwisata di Bukit Asah, mesti menempuh perjalanan 2,7 kilometer ke arah selatan Desa Bugbug, atau 6,7 kilometer dari Kota Amlapura. Sebelum mencapai tempat kemah, terlebih dahulu menikmati panorama alam laut dari puncak bukit ke arah barat, atau Pantai Pasir Putih ke arah timur. Pengunjung yang berkemah di Bukit Asah, di pagi hari juga menikmati matahari terbit, pemandangan ke arah selatan lalulalang kapal feri berlayar di Selat Lombok dan kapal cepat yang mengangkut wisatawan ke Gili Trawangan, Lombok, NTB.

Pengunjung yang berkemah, wajib mematuhi tata tertib, yang telah tertera di tiket. Misalnya, dilarang membuat kegaduhan, dilarang berbuat mesum, dan sebagainya. Banyak pengunjung  yang datang sekadar ingin tahu, sambil berswafoto, tetapi tidak sampai kemah. Rata-rata tiap hari di hari libur, pelancong yang sekadar berkunjung sekitar 400 pengunjung.

"Memang setiap musim libur, ramai pengunjung berkemah. Itu objek wisata yang terbaru, saya kembangkan," kata I Gede Putra Arnawa, Ketua Badan Pengembang Pariwisata Desa Adat Bugbug di kediamannya, Banjar Bugbug Kaler, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Sabtu (1/2).

Inovasi dari Perkemahan Taman Harmoni Bali Bukit Asah itu,  jelasnya, mampu memberikan kontribusi rata-rata Rp 180 juta hingga Rp 200 juta per bulan. Banyak pengunjung datang dari luar Karangasem. Pengunjung dijamin rasa aman dan nyaman, ada petugas pecalang berjaga-jaga bersinergi dengan karyawan setempat 24 jam.

I Komang Edi, pengunjung dari Desa Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, ditemui di lokasi, mengaku datang bersama istri dan dua putrinya. Dia mengaku baru pertama kali ke Objek Wisata Kemah di Bukit Asah. Mulanya berwisata di Pantai Pasir Putih, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem. Di pantai pasir putih dapat informasi ada objek wisata kemah. "Saya coba ke objek wisata kemah, ternyata lokasinya mengasyikkan, pemandangan langsung ke arah laut. Rencananya sekeluarga menginap di hotel, akhirnya memilih berkemah," ujar I Komang Edi.

Pengunjung lainnya I Nyoman Sunarya, dari Banjar Blusung, Desa Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, juga berkemah sekeluarga, mengaku baru pertama datang ke Bukit Asah. "Kami datang berlima, cukup tidur di tenda yang ukurannya panjang. Lumayan mengasyikkan, berwisata berkemah langsung menyatu dengan alam," kata Sunarya.

Manager Pengelola Bumi Perkemahan Taman Harmoni Bali Bukit Asah I Wayan Aryawan mengatakan, awal mulanya mengembangkan wisata kemah itu, gara-gara ada pencinta alam datang ke Bukit Asah melakukan kemah secara pribadi, tahun 2015.

Ternyata semakin banyak pengunjung yang berkemah. Maka ide membangun paket wisata kemah muncul, kemudian pihak Desa Pakraman Bugbug langsung membangun paket wisata kemah tahun 2017 diawali menyediakan 3 tenda. Selanjutnya membangun 4 tenda VIP, hingga dikembangkan jadi 18 tenda VIP, didukung 50 tenda ukuran sedang. "Pengunjung di sini ramainya saat hari libur atau malam minggu. Pengunjung dijamin aman. Karena ada petugas pecalang patroli tiap malam," jelas I Wayan Aryawan.

Bendahara Pengelola I Nengah Wage juga mengatakan demikian. "Kami memberikan rasa aman kepada semua pengunjung, semuanya kami pantau dari pos jaga," kata I Nengah Wage. Apalagi petugas khusus yang menjaga hingga menginap di lokasi objek, dilakukan I Wayan Sudarma. "Tiap malam ada pecalang, petugas Babinsa dan Babinkamtibmas, patroli di sini," kata Sudarma. Pengawas Pengelola I Nengah Kantun merasakan semakin banyak pengunjung ke objek ini  karena mereka rata-rata jenuh berlibur dan menginap di hotel. ‘’Mereka beralih berkemah," kata I Nengah Kantun. Kantun mengatakan, di saat musim sepi, tenda yang laku disewakan, rata-rata 3 - 5 tenda. *k16

Komentar