nusabali

14 Pelajar Terlibat Begal Terancam 7 Tahun Penjara

Ditahan karena Hukuman di Atas 5 Tahun

  • www.nusabali.com-14-pelajar-terlibat-begal-terancam-7-tahun-penjara

Ke-14 pelajar dari berbagai sekolah di Kota Denpasar yang terlibat begal di 5 TKP, terancam hukuman 7 tahun penjara.

DENPASAR, NusaBali

Karena ancaman hukuman di atas 5 tahun, para pelajar ini semuanya ditahan sehingga tak bisa melanjutkan pendidikannya secara normal.

Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan dalam rilis perkara, Jumat (24/1), menegaskan para pelajar yang tergabung dalam Geng Dongki Korlap Gatot Kaca ini dijerat dengan pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan. Meski semuanya menjalani proses hukum sesuai ketentuan untuk anak di bawah umur, namun tidak ada perlakuan khusus terhadap mereka. Belasan tersangka yang masih belia itu semuanya ditahan di sel tahanan anak Polresta Denpasar.

Setelah berhasil diamankan pada Selasa (20/1), terungkap kumpulan geng pelajar ini terbentuk berawal dari kumpul-kumpul di jalanan. Para siswa dari berbagai SMP dan SMA di Kota Denpasar ini kemudian gabung di Geng Dongki. Bahkan mereka memiliki kartu anggota Geng Dongki.

Dalam beraksi mereka selalu bergerombol menggunakan 8 unit sepeda motor. Mereka memilih korban yang mereka anggap sepadan untuk dilawan jika korbanya melakukan perlawanan. Selain itu mereka beraksi pada tempat-tempat sepi. Setiap kali beraksi mereka berhasil merampas uang Rp 700.000. Selain uang, mereka juga merampas harta benda korban. Kalau ditotalkan dalam lima kali beraksi mereka mendapatkan uang Rp 35 juta.

“Mereka ini adalah bibit-bibit preman di masa mendatang. Kalau tidak diberikan tindakan tegas saat ini, di masa mendatang mereka akan menjadi preman. Saya meminta kepada para orangtua dan guru-guru di sekolah untuk melakukan pembinaan terhadap anak-anak kita,” tegas Kombes Ruddi.

Saat kumpul-kumpul para pelajar ini mengaku kepada orangtua mereka mengikuti belajar kelompok. Anehnya, para orangtua mereka tak curiga ketika anak-anak mereka pulang ke rumah pada dini hari.

Selain itu diketahui belasan pelajar ini merupakan anak dari keluarga mampu secara ekonomi. Terbukti motor yang mereka gunakan untuk beraksi rata-rata Yamaha NMax. Tiga dari belasan remaja tersebut diketahui memiliki tato pada lengan.

“Mereka ini anak dari orang mampu. Saya berharap para orangtua untuk tidak memberikan anaknya sepeda motor. Itu sama dengan membunuh nasib anak itu sendiri. Kalau ke sekolah diantar atau gunakan angkutan umum,” tandasnya. *pol

Komentar