nusabali

Bayi Hasil Aborsi Hilang

Dukun Beranak Mau Jual Rp 3 Juta

  • www.nusabali.com-bayi-hasil-aborsi-hilang

Bayi yang diduga hasil hubungan di luar nikah pasangan Y dan J hilang di tangan dukun bayi berinisial SU di Kelurahan Heledulaa, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo.

GORONTALO, NusaBali

Hilangnya bayi mungil ini terjadi setelah Y dan J datang ke rumah SU untuk meminta menggugurkan atau aborsi kandungan di rumah sang dukun.

Untuk pekerjaan ini, SU mematok biaya Rp 4 juta pada Minggu (19/10) pukul 11.00 Wita. Uang tersebut, selain untuk jasa, juga digunakan untuk keperluan membeli obat yang dimintakan SU kepada mereka berdua.

Setelah menyerahkan uang, Y yang hamil tua itu pun dibantu mengeluarkan janinnya. Dalam proses aborsi ini terjadi pendarahan hebat sehingga dukun beranak SU tidak berani mengambil tindakan.

Dia menyarankan J untuk membawa Y yang terus mengeluarkan darah ini untuk berobat ke rumah sakit. Kedua pasangan muda ini lalu berangkat ke salah satu rumah bersalin di Kota Gorontalo.

Setelah Y mendapatkan penanganan dari medis, J kembali ke rumah SU untuk melihat anaknya. Namun betapa kagetnya J berada di rumah dukun beranak tersebut, ia tidak menemukan anaknya yang baru dilahirkan. Karena panik akan terjadi hal yang tidak diinginkan, J lalu melaporkan kasus ini ke Polsek Kota Timur.

“Bayi tersebut ditinggalkan di rumah sang dukun. Namun setelah pasangan wanita tersebut datang untuk mencari bayi itu sudah raib entah ke mana,” kata Kapolres Kota Gorontalo, AKBP Desmont Harjendro saat menggelar konferensi pers, Senin (20/1).

Merespon laporan J kepada polisi, Polres Kota Gorontalo langsung mengembangkan penyidikan atas dugaan penculikan bayi, yang melibatkan dukun kampung ini.

“Penyidikan kasus ini tak hanya berkaitan dengan dugaan penculikan bayi, akan tetapi turut berkaitan dugaan praktik aborsi,” ujar AKBP Desmont Harjendro seperti dilansir kompas.

Polisi akhirnya berhasil menemukan keberadaan bayi tersebut. Oleh dukun, bayi tersebut diberikan ke tetangga. Diduga, hilangnya bayi ini karena akan dijual kepada SR, salah seorang warga dengan harga Rp 3 juta.

"Ada perjanjian anak itu ditebus dengan uang Rp3 juta. Dengan alasan orangtua bayi tidak memiliki uang untuk biaya RS. Setelah penyelidikan kami menemukan bayi itu sudah diantar ke Kecamatan Kota Barat," tambah AKBP Desmont Harjendro.

Saat ditemukan kondisi bayi sudah tidak sehat, sehingga aparat kepolisian segera membawa ke RS untuk penanganan medis. "Kita lakukan penyelidikan lebih dalam. Kalaupun ditemukan fakta yang lain yang bisa dikaitkan dengan penjualan manusia, kita akan tindak. Kondisi ibunya juga masih di RS untuk dirawat. Setelah itu, kita akan lanjutkan penyelidikan," ujar Desmont. *

Komentar