nusabali

Tiga Profesor di Undiksha Singaraja Dikukuhkan Bersamaan

  • www.nusabali.com-tiga-profesor-di-undiksha-singaraja-dikukuhkan-bersamaan

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Buleleng dapat tambahan 3 guru besar di awal tahun 2020.

SINGARAJA, NusaBali

Tiga (3) guru besar yang baru dikukuhkan di Auditorium Undiksha Singaraja, Senin (13/1), masing-masing Prof Dr Ni Made Ratminingsih MA, 54, Prof Dra Luh Putu Artini PhD, 56, dan Prof Dr Ida Bagus Jelantik Swasta MSi, 61.

Pengukuhan 3 guru besar ini dilakukan langsung oleh Rektor Undiksha Singaraja, Prof Dr I Nyoman Jampel MPD. Yang pertama dikukuhkan adalah Prof Dr Ni Made Ratminingsih MA, dosen Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Undiksha. Saat ini, Prof Ratminingsih menjabat sebagai Kepala Kantor Urusan Kerjasama Luar Negeri dan Dalam Negeri Undiksha (sejak 2017).

Prof Ratminingsih, akademisi asal Lingkungan Bakung, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng ini memang berjuang keras untuk mendapatkan gelar guru besar. Bahkan, perjuangannya cukup lama, yakni 13 tahun. Menurut Prof Ratminingsih, gelar guru besar memerlukan kerja keras.

Selama bergulat menembus pintu Profesor, akademisi kelahiran Sukasada, 8 September 1966, ini sempat 4 tahun gagal memenuhi persyaratan. Ada 4 persyaratan yang dituntut, yakni harus memenuhi persyaratan bidang pendidikan dan pengajaran, bidang penelitian dan karya ilmiah, bidang pengabdian pada masyarakat, dan bidang penunjang.

“Perjuangan yang paling berkesan menurut saya dalam menulis artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi, salah satunya di SCOPUS yang menjadi persyaratan Ristekdiksi untuk menuju jenjang Profesor. Karya saya setelah diajukan dinilai tidak sesuai dengan persyaratan dari jurnal yang dituju, Bahkan, saat itu sempat mikir tidak usah jadi Profesor,” kenang Prof Ratminingsih.

Namun, berkat dorongan dan motivasi keluarga, lembaga, dan kawan-kawannya sesama dosen, istri dari Ida Bagus Alit Yustama ini akhirnya bangkit dan kerja keras. Tulisan dan bahasanya pun diperbaiki dengan mengikuti submission guideline secara ketat, serta memilih topik yang berlaku dan berkontribusi untuk dunia. Akhirnya, akademisi yang menamatkan S3 Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Jakarta (2011) ini berhasil raih gelar Profesor.

Sedangkan guru besar kedua yang dikukuhkan kemarin adalah Prof Dra Ni Luh Putu Artini PhD, dosen Pendidikan Bahasa Inggris FBS Undiksha Singaraja. Perjuangan Prof Putu Artini menjadi guru besar juga diakuinya tidak semulus jalan hotmix. Sama seperti Prof Ratminingsih, Prof Artini juga mengaku sudah berjuang lama yakni sejak 2011.

Menurut Prof Artini, perjuangan pertamanya gagal total, karena memang tak digarap dan dipersiapkan secara serius. Saat itu, keinginan dari dalam diri untuk menjadi seorang Profesor tidaklah menggebu, sehingga pengerjaan persyaratan yang harus dilengkapi dikerjakan juga tidak sepenuh hati.

Setelah vakum selama 5 tahun, akhirnya pada 2017 Prof Artini kembali menyulut api semangat. Dia bangkit atas dorongan lembaga, Rektor Undiksha, dan teman-temannya. Sampai akhirnya ibu 3 anak dari pernikahannya dengan Drs I Nyoman Miasa MM ini kembali mengusulkan berkasnya untuk menjadi Profesor.

Namun, perjuangannya juga tidak berakhir, karena berkas persyaratan yang diusulkan sempat dikembaikan lantaran masalah teknis. Beruntung, setelah diperbaiki dan dilengkapi kembali, kahirnya Prof Artini dinyatakan lolos dan berhasil menyandang gelar guru besar, Mei 2018 lalu.

Sementara, guru besar ketiga yang dikukuhkan kemarin adalah Prof Dr Ida Bagus Jelantik Swasta, dosen Bidang Biota Laut Fakultas MIPA Undiksha Singaraja. Prof Jelantik sebenarnya sudah mengantongi gelar Profesor sejak tahun 2015 lalu, namun baru sekarang dikukuhkan.

Dalam perjuangan mencapai gelar guru besar yang difokuskan selama 2 tahun sebelum dinyatakan lolos dan mendapatkan SK dari Kementerian, Prof Jelantik Swasta sempat terseok-seok memenuhi persyaratan. Menurut Prof Jelantik Swasta, persayaratan itu terus dipersulit oleh pihak Kementerian. Namun, dengan tekad bulatnya, akademisi kelahiran Amlapura, 5 Juli 1959, ini akhirnya mengalahkan segala halangan dan rintangn, sampai dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai guru besar.

“Pengiriman hasil penelitian dalam bentuk jurnal, prosiding, dan laporan penelitian ini sempat terseok-seok beberapa kali. Akhirnya, saya bisa memenuhi persyaratan yang kurang sesuai dengan ketentuan pusat,” ujar guru besar yang merupakan anak bungsu dari 8 bersaudara pasangan Ida Pedanda Gede Nyoman Kineten dan Ida Pedanda Istri Nyoman Kineten ini.

Sementara itu, Rektor Undiksha Prof Dr I Nyoman Jampel MPd mengatakan pengukuhan 3 guru besar ini merupakan kebanggaan bagi civitas akademika Undiksha Singaraja. Ketiga guru besar yang baru dikukuhkan ini pun didorong untuk terus meningkatkan kualitas diri, sehingga mampu berkontribusi dalam pengembangan universitas dan mempercepat mewujudkan visi Undiksha ‘Menjadi Universitas Unggul Berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana di Asia Tahun 2045’.

“Saya berharap pengabdian dan kontribusi para akademisi ini kepada Undiksha dapat membawa universitas menjadi universitas unggul dan berdaya saing baik di tingkat nasional maupun internasional,” tegas Prof Jampel.

Sebagai upaya percepatan lahirnya guru besar dan lektor kepala, sejak tahun 2018 Undiksha telah membentuk tim khusus. Tim ini membantu para dosen untuk mempublikasikan artikel-artikelnya di jurnal internasional bereputasi, yang menjadi syarat khusus.

Dengan tambahan 3 profesor yang baru dukukuhan kemarin, Undiksha yang telah terakreditasi A sudah memiliki 44 Profesor dari total 439 dosen yang ada. Jumlah itu tidak termasuk 3 Profesor yang memasuki masa purnanakti di tahn 2019.

Sebagai Rektor Undiksha, Prof Jampel mendorong dosen lainnya untuk menjadi Profesor. Dengan banyak guru besar, tidak hanya berdampak terhadap individu dosen, namun juga memberikan added value (nilai tambah) terhadap universitas.

Menurut Prof Jampel, berdasarkan kontrak kerja Rektor dengan Kementerian, Undiksha ditargetkan berada tembus ranking 30 nasional tahun 2020 ini. Undiksha pun terus berupaya mencapai target itu dengan peningkatan kualitas yang memerlukan dukungan seluruh civitas akademika, termasuk 3 Profesor yang baru dikukuhkan kemarin. *k23

Komentar