nusabali

Mendekati Panen, Petani Cabai Keluhkan Serangan Hama

  • www.nusabali.com-mendekati-panen-petani-cabai-keluhkan-serangan-hama

Di tengah-tengah kenaikan harga cabai di pasaran, beberapa petani cabai di Lingkungan Pangkung Liplip, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, diresahkan serangan hama kupu-kupu dan wereng.

NEGARA, NusaBali

Hama yang mengganggu pertumbuhan cabai itu dikhawatirkan mengakibatkan gagal panen. Padahal dalam mempertahankan tanaman cabai yang sudah mendekati usia panen itu, petani sempat harus bekerja ekstra melawan kemarau panjang yang terjadi tahun 2019.

Salah satu petani cabai di Lingkungan Pangkung Liplip, Gusti Putu Wiarti, 52, Senin (13/1), mengatakan, serangan hama yang menyebabkan daun tanaman cabainya menguning dan tampak keriting, itu terlihat sejak bulan Desember lalu atau saat usia tanaman cabainya menginjak 2 bulan. Padahal memasuki Januari ini seharusnya tanaman cabainya yang sudah berusia 3 bulan lebih, sudah panen, namun terganggu oleh serangan hama tersebut. “Biasaya usia 3 bulan sudah panen. Tetapi karena ada hama itu, pertumbuhannya terganggu, dan baru tumbuh bunga,” ujar petani yang memiliki lahan cabai seluas 1 hektare ini.

Menurutnya, selain hama kupu-kupu yang tampak bersarang di bawah daun maupun dahan tanaman cabai, juga terjadi serangan hama wereng. Serangan hama wereng pada tanaman cabai, itu diketahui setelah dirinya yang merasa terjadi gangguan terhadap pertumbuhan ataupun ciri-ciri fisik cabainya, sempat mengamati kondisi tanamannya saat malam hari. “Werengnya itu banyak pas malam-malam. Kebetulan waktu ini, saya amati pakai senter, kelihatan wereng-wereng hitam yang biasa menyerang padi. Itu juga yang menyebabkan pertumbuhan terganggu,” ucapnya.

Meski belum sampai menyebabkan tanda-tanda gangguan pertumbuhan bunga cabainya, namun Wirati mengaku sangat khawatir oleh serangan hama kupu-kupu maupun wereng tersebut. Dia yang mengelola lahan cabai bersama suaminya, itu sebenarnya juga sudah berusaha menghalau hama-hama tersebut, namun belum berhasil. Karena itu, pihaknya berusaha melapor ke pihak Dinas Pertanian dan Pangan (PP) Jembrana, lantaran dikhawatirkan juga akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan bunga atau bakal buah cabainya, ataupun menyerang tanaman cabai yang baru saja ditanam oleh sejumlah petani sekitar.

“Ya, saya khawatir upaya menanam cabai ini mejadi sia-sia. Apalagi pas awal menanam bulan Oktober lalu, itu kan musim kering. Saya sama suami bersusah payah setiap hari menyiram biar tetap hidup. Tetapi sudah mendekati panen, malah ada hama begini. Sangat takut kalau sampai gagal panen. Apalagi modal yang sudah keluar juga cukup besar,” ungkapnya.

Sementara dari pihak Dinas PP Jembrana yang menerima laporan adanya serangan hama tersebut, langsung mengerahkan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Negara, Senin(13/1). Dua petugas POPT, I Ngurah Nyoman Susanto dan I Made Kerta, yang memeriksa lahan kebun milik Wiarti, menilai serangan hama itu terjadi karena faktor cuaca ekstrem dari peralihan musim kemarau panjang ke musim hujan yang terjadi memasuki Desember lalu. Untuk menanggulangi serangan hama tersebut, kedua petugas ini meminta pemilik rutin melakukan penyemprotan pertisida setiap 3 minggu sekali, dan akan berusaha dicarikan obat yang tepat.

“Setelah kami amati, tanaman cabai ini memang terserang hama. Arahnya, seperti terserang wereng. Tetapi perlu dipastikan lagi, dan masih kami cek. Untuk penanggulangannya, perlu rutin disemprot, agar siklus hama bisa terpotong. Nanti kami juga akan terus memantau, dan carikan obat yang tepat,” ujar Susanto. *ode

Komentar