nusabali

Relawan Pasebaya Sebut 11 Desa Tanpa Penghuni

  • www.nusabali.com-relawan-pasebaya-sebut-11-desa-tanpa-penghuni

Relawan Pasebaya Agung Karangasem mengabarkan adanya 11 desa tanpa penghuni di Karangasem.

AMLAPURA, NusaBali

Penghuninya ngungsi saat Gunung Agung meletus tahun 1808, tahun 1821, tahun 1843, dan tahun 1963. Usai mengungsi, warga yang tinggal di KRB III lereng Gunung Agung radius 3-4 kilometer dari puncak kawah tidak kembali. Sehingga hanya tinggal nama desa dan nama pura yang ditinggalkan. Ada juga penduduknya camput, tidak ada penerusnya.

Relawan Pasebaya Agung, I Komang Eka Semara Putra, mengatakan selama 10 tahun tinggal di Desa Sangkan Kuasa, Kecamatan Selat dari tahun 1988-1998. Selama 10 tahun itu tanpa ada warga Desa Sangkan Kuasa. “Peninggalan di Desa Sangkan Kuasa hanya kuburan, sedangkan pura telah lenyap,” kata Eka Semara Putra, Minggu (12/1). Terpisah, Bendesa Madya Majelis Desa Adat Karangasem I Wayan Artha Dipa membenarkan kabar itu berdasarkan Lontar Tatwa Siwa Purana, yang memuat tentang sejarah dan nama-nama desa di Bali.

Menurut Artha Dipa, sebelas desa yang hanya tinggal nama tanpa penghuni yakni Desa Tumbuk, Desa Pura Nasih, Desa Padang Kasna, Desa Sekuan, Desa Rujak Boni, Desa Terang Sakti, Desa Tunggul Besi, Desa Tetindih, Desa Kedampal, Desa Pengastian, dan Desa Sangkan Kuasa. “Nama-nama desa itu memang betul ada, tetapi sekarang tidak ada penghuninya. Bisa saja saat Gunung Agung meletus beberapa ratus tahun lalu, desanya ditinggal mengungsi dan penduduknya tidak kembali,” kata Artha Dipa.

Gunung Agung meletus beberapa kali, mulai dari tahun 1808, tahun 1821, tahun 1843, tahun 1963, terakhir meletus 22 September 2017 hingga 2 Juli 2018. “Dari sejumlah desa tanpa penghuni, masih meninggalkan beberapa pura,” tambah Wakil Bupati Karangasem ini. Dari 11 desa itu berada di Kecamatan Rendang yakni Desa Rujak Boni, Desa Tunggul Besi, dan Desa Kedampal. Kecamatan Selat yakni Desa Tumbuk, Desa Pura Nasih, Desa Padang Kasna, Desa Sekuan, Desa Terang Sakti, Desa Tertindih, Desa Pengastrian, dan Desa Sangkan  Kuasa. Hanya saja di Pemerintahan Kecamatan Selat dan Kecamatan Rendang tidak lagi mencantumkan nama-nama desa itu sehingga masyarakat tidak banyak yang mengenalnya.

Sementara Bendesa Adat Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang I Nengah Sindia meluruskan pernyataan Bendesa Madya Majelis Desa Adat Karangasem I Wayan Artha Dipa. Mengenai Desa Tunggul Besi, berdasarkan cerita panglingsir di Desa Adat Temukus, turun temurun, tidak pernah ada. “Tetapi yang ada adalah Pura Tunggul Besi. Juga yang dikenal di sekitar itu Pura Kukus Bangsari Luwih, Pura Sekar Angsana, Pura Singarata, dan Pura Pengiasan. Di wilayah pura tersebut memang tidak ada penghuni,” katanya. Dikatakan, di wilayah pura merupakan kawasan suci, dilarang ada warga bermukim, termasuk sekadar mondok.

Hanya saja, ada satu desa namanya Desa Kedampal, Kecamatan Rendang penduduknya telah camput (tanpa generasi) peninggalannya Pura Puseh. Pura Puseh itu diempon warga dari Banjar Lebih, Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Mengenai Desa Rujak Boni disebut tanpa penghuni. “Setahu saya yang ada adalah Desa Boni di Kecamatan Rendang, ada penghuninya, selebihnya saya tidak kenal,” tambah Nengah Sindia. Sedangkan tokoh dari Desa Adat Temukus Jro Mangku Kari juga mengatakan tidak mengenal nama Desa Tunggul Besi, yang ada adalah Pura Tunggul Besi yang diempon Desa Adat Temukus. *k16

Komentar