nusabali

Ingin Wujudkan Batuan sebagai Desa Wisata Budaya Berlandaskan Tri Hita Karana

Seniman I Ketut Arsana Nyalon Perbekel Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar

  • www.nusabali.com-ingin-wujudkan-batuan-sebagai-desa-wisata-budaya-berlandaskan-tri-hita-karana

Hingga kini, I Ketut Arsana masih aktif ngayah menari topeng. Istri dan dua anaknya juga aktif berkesenian.

GIANYAR, NusaBali

Pengalaman aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan sejak remaja, memotivasi pelukis sekaligus seniman tari I Ketut Arsana, 50, ikut tarung pemilihan Perbekel Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, yang akan digelar serentak di 29 desa se–Kabupaten Gianyar pada Minggu (19/1) mendatang. Pria yang akrab disapa Ayong, ini punya misi mewujudkan Desa Batuan menjadi Desa Wisata Budaya berlandaskan Tri Hita Karana, semisal program pelestarian seni lukis gaya Batuan lewat perkumpulan Baturulangun Batuan.

“Tiyang juga punya keinginan membantu petani dengan sistem pertanian modern untuk bisa meningkatkan hasil panen,” kata Ayong saat ditemui, Sabtu (11/1).

Selain itu, Ayong juga mengaku akan konsen pada penanggulangan dan pengelolaan sampah, pendataan penduduk pendatang, serta memberikan ruang kepada generasi muda Batuan untuk berkreativitas dalam wadah Karang Taruna Desa. Di sisi lain, dia juga ingin mewujudkan wisata alam yang di dalamnya ada arena jogging track.

Ayong mengaku terpanggil ikut pemilihan perbekel (pilkel) untuk menjalankan mandat masyarakat pendukungnya, khususnya Banjar Peninjoan. Saat remaja, Ketut Arsana aktif sebagai pengurus sekaa teruna banjar maupun Sekaa Teruna Desa Adat Batuan. Beranjak dewasa, suami dari bidan Ni Wayan Murtini, 45, ini dipercaya sebagai kelian tempekan nyangkepan desa. Ketut Arsana juga didaulat sebagai Kepala Dusun (Kelian Dinas) Banjar Peninjoan selama 2 periode berturut, 2008–2014 dan 2014–2020.

“Bagi tiyang, ngayah adalah kewajiban dalam hidup. Ngayah ring Ida Hyang Widhi, ngayah pada masyarakat,” kata bapak dua anak ini saat ditemui, Sabtu (11/1).

Dalam hal melukis, semasa muda dia pernah mengikuti lomba melukis tingkat ASEAN dan pernah meraih juara 3 lomba melukis di Yunani tahun 1978. Semasa remaja, Ayong juga pernah dikirim ke Sumatera Barat dalam rangka Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) tahun 1994 antara Bali- Sumatera Barat. Dia di Sumatera Barat selama 6 bulan. Program PPAP ini belajar tentang seni dan budaya dan menyerap tata krama yang ada di masing-masing provinsi. “Saling bertukar pengalaman tentang seni dan budaya,” jelasnya.

Dalam hal menari Bali, Ayong mulai belajar sejak kelas 4 sekolah dasar (SD) dan berlanjut hingga kini. Dalam berkesenian, baik istri maupun kedua anak laki-lakinya, Putu Ayong Chrisnanda Wahyu Kusuma (mahasiswa semester akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana) dan Kadek Arby Satya Fajar Kusuma (mahasiswa semester awal ISI Denpasar), juga aktif menari dan melukis. Sehingga satu keluarga ini punya jiwa seni yang senada.

“Tiyang masih aktif ngayah menari topeng, juga istri dan anak-anak aktif berkesenian. Satu keluarga bergelut di bidang seni,” tutur Ayong yang selama 8 tahun yakni 2012–2020 menjabat ketua forum komunikasi kelian dinas se–Desa Batuan.

Berkaca dari pengalaman pengabdian di bidang seni maupun organisasi sosial kemasyarakatan itulah, dirinya merasa terpanggil ikut memperebutkan kursi Perbekel Batuan. “Menjadi kandidat merupakan pilihan masyarakat banjar. Ini adalah mandat dan tanggungjawab yang harus dipikul,” ucapnya. Selama memimpin banjar, Ketut Arsana telah melakukan sejumlah program inovasi, salah satunya pertandingan bola voli. Juga telah dilakukan restorasi terhadap pamedal kori agung Pura Dalem Dukuh banjar setempat dengan mempertahankan arsitektur kuno berusia ratusan tahun, serta pembangunan Pura Ratu Ngurah Agung di perbatasan Desa Batuan dan Desa Sukawati.

Terhadap Desa Batuan sebagai gudangnya seni, Ayong yang seorang seniman mengaku berkewajiban untuk melestarikannya.

Untuk diketahui, Ketut Arsana maju pilkel akan bertarung melawan empat kandidat lain, yakni, I Made Suarta asal Banjar Penataran, Ary Anggara asal Banjar Puaya, AA Panca Limantara dari Banjar Gede, serta I Nyoman Netra dari Banjar Jeleka.

Pemungutan suara Pilkel Desa Batuan akan berlangsung di 13 TPS. Mengacu pada pileg dan pilpres, jumlah pemilih di Desa Batuan sebanyak 6.500 pemilih. Tersebar di 17 banjar dinas, yakni, Banjar Dentiyis, Banjar Pekandelan, Banjar Griya, Banjar Gria Ciwa, Banjar Gede, Banjar Jungut, Banjar Peninjoan, Banjar Dlodtunon, Banjar Puaya, Banjar Jeleka, Banjar Tengah, Banjar Lantangidung, Banjar Tegehe, Banjar Penida, Banjar Bucuan, Banjar Penataran, dan Banjar Gerih. Sementara jumlah pemilih khusus di Banjar Peninjoan sebanyak 670 orang/pemilih. *nvi

Komentar